Wajib Tahu: Pentingnya Menghindari Stereotip Gender dalam Pengasuhan
Loh kok anak laki-laki tidak mau bermain bola dan yang perempuan tidak mau menari ya?
29 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah saat Mama hamil, Mama memilih warna baju sesuai dengan jenis kelamin bayi yang sedang dikandung? Demikian juga pada anak perempuan atau laki-laki Mama, mereka memilih kegiatan sesuai dengan jenis kelamin. Misalnya, anak perempuan Mama memilih balet sebagai kegiatan ekstrakurikulernya. Saat ditanya alasannya kenapa ia memilih balet? Jawabannya adalah “Aku kan perempuan, Ma. Harus menari dong bukan bermain bola”.
Stereotip gender masih berlaku di masyarakat kita walaupun kita hidup di zaman modern. Tugas orangtualah untuk memberi pengertian kepada anak agar mereka tidak menerima mentah-mentah stereotip gender ini. Hal ini bisa menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri dan yang terburuk, mereka tidak mengembangkan bakatnya karena terhalang masalah gender.
Nah simak ulasan berikut.
Editors' Pick
1. Mengapa anak-anak tidak perlu menyesuaikan diri dengan stereotip gender
Penting bagi orangtua dan anak-anak untuk tidak menuruti stereotip gender ini dan melakukan kegiatan sesuai minatnya.
Walaupun wajar anak perempuan mama mengembangkan minatnya dalam menari tetapi Mama tidak perlu khawatir jika ia memilih hal lain yang berbeda, misalnya pencak silat.
Pada tingkat yang mendasar, keinginan untuk melihat anak-anak mematuhi peran gender seperti itu sebenarnya ditimbulkan oleh rasa takut dan kesalahpahaman. Di sinilah orangtua harus memberikan pemahaman kepada anak.
Terkadang orangtua memiliki pemahaman jika anak laki-lakinya memilih olahraga, ia akan lebih mudah berteman dan tidak dijauhi oleh temannya karena memilih hal yang sama. Jika tidak, Mama atau Papa khawatir anak akan dikucilkan karena tidak memiliki hal yang sama.
Akibat yang bisa terjadi jika menuruti stereotip gender, anak akan berjuang untuk berhasil dalam hidupnya dan mengembangkan atribut yang diperlukan untuk memenuhi steriotip sesuai gendernya. Bakat dan minat anak menjadi tidak berarti jika hal ini terus diikuti.
2. Perangkap stereotip gender dan apa yang bisa dilakukan orang tua
Walaupun mungkin ada alasan logis yang masuk akal mengapa stereotip gender harus dihindari, namun terkadang sulit bagi orangtua untuk menghindarinya. Karena itu penting untuk menentukan beberapa perangkap stereotip gender dan bagaimana orang tua dapat mengambil langkah untuk menahan diri dari hal ini.
Stereotip gender dapat menghambat ekspresi dan kreativitas individu, yang pada gilirannya dapat mencegah anak-anak mengembangkan keterampilan unik mereka dan mengejar karier yang benar-benar dapat mereka kuasai.
Sebagai orang tua, penting bagi Mama dan Papa untuk mendukung dan mendorong anak-anak untuk mengejar minat mereka, tanpa memikirkan soal gender dan pandangan orang lain terhadap minat mereka.
Memaksakan stereotip gender juga dapat menghambat pertumbuhan emosional. Ini juga dapat menyebabkan rasa rendah diri dan masalah kepercayaan diri di kemudian hari.
Yang terpenting adalah perkembangan emosional anak dan harus dipahami bahwa pembatasan yang diberikan oleh orangtua dapat berdampak buruk pada kehidupannya kelak.
3. Bagaimana menghindari stereotip gender?
Menutur psychologytoday.com, orangtua menjadi model bagi anak dalam belajar. Jika orangtua tidak menerapkan steriotip gender dalam pengasuhan, biasanya anak juga akan mengikuti hal tersebut.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Mama dan Papa untuk menghindari stereotip gender:
- Buat pengasuhan yang tidak berdasarkan jenis kelamin,
- tumbuhkan rasa percaya diri anak,
- dukung sifat-sifat positifnya,
- dorong keterampilan motorik halus dan kasar untuk anak perempuan dan laki-laki.
Selamat mencoba!
Baca juga:
- 5 Cara Mengenalkan Anak tentang Kesetaraan Gender
- Celine Dion Luncurkan Koleksi Pakaian Anak Netral Gender