Tindak Kekerasan pada Anak: Ini Tandanya dan Bagaimana Menanganinya
Dampak tindak kekerasan anak bisa berkepanjangan. Simak ulasannya agar anak tidak menjadi korban
21 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, hati Mama pasti teriris mendengar atau membaca berita mengenai tindak kekerasan yang marak terjadi di Indonesia. Sulit membayangkan ada yang tega menyakiti seorang anak. Banyak insiden tindak kekerasan pada anak yang dilaporkan tetapi ada juga yang tidak dilaporkan.
Ada fakta menarik akan keterkaitan antara cedera emosi yang dialami seseorang saat ia masih kecil dengan perilakunya saat dewasa. Para pakar kejiwaan menyimpulkan bahwa ada ‘pertarungan’ emosi yang terbawa sejak kecil saat anak mengalami kekerasan. Mereka tidak hanya tertekan, tetapi ingin membalas dendam kendati mereka tak mampu. Alhasil, mereka pun membalas dendam kepada yang lemah saat mereka merasa mampu.
Seringkali anak yang mengalami tindak kekerasan merasa takut untuk melaporkan. Karenanya, sangat penting bagi Mama untuk mengenali tanda-tanda tindak kekerasan pada anak.
Definisi Tindak Kekerasan Pada Anak
Tindak kekerasan pada anak terjadi apabila orang dewasa melakukan sesuatu kepada anak yang menyebabkan terjadinya gangguan fisik atau emosi yang serius pada dirinya.
Editors' Pick
Tindak kekerasan pada anak dapat terjadi dalam bentuk:
- Kekerasan fisik. Tindakan ini bisa berupa menendang, mengguncang, memukul, melempar sesuatu ke anak, dengan sengaja tidak memberi makan, atau mendorong kepala anak ke tembok. Trauma di kepala adalah salah satu akibat dari contoh akibat dari tindak kekerasan fisik. Di Amerika Serikat menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat tindak kekerasan. Insiden ini hanya terjadi dalam jangka waktu beberapa detik tapi menyebabkan kerusakan otak yang serius. Terkadang kekerasan fisik ditujukan untuk mendisiplinkan anak. Hati-hati ya, Ma.
- Pelecehan seksual. Ini dapat berupa anak diperkosa atau dipaksa melakukan tindakan seksual. Selain itu segala perilaku atau kontak seksual yang bertujuan untuk membangkitkan gairah pelakunya juga termasuk dalam kategori pelecehan seksual. Misalnya berpose untuk foto atau video porno, menceritakan lelucon porno kepada anak, menyuguhkan materi pornografi pada anak, memaksa anak menanggalkan pakaian.
- Mengabaikan atau meninggalkan anak. Kewajiban orangtua adalah memenuhi semua kebutuhan anak. Tidak menyediakan kebutuhan dasar anak seperti makan, pendidikan, perhatian adalah contoh pengabaian anak.
- Kekerasan psikis atau emosional. Kekerasan tidak hanya dalam bentuk fisik tapi juga dapat berupa kekerasan yang menyerang mental anak. Seperti memaki, meremehkan, berteriak, mengancam, memberitahu anak bahwa ia bodoh atau tidak baik, kurang memberikan kasih sayang dalam bentuk pelukan atau ciuman, mempermalukan anak di depan umum. Tanpa disadari, hal ini bisa dilakukan oleh orang terdekat.