Lakukan 6 Hal Ini untuk Mengajar Keterampilan Berpikir Kritis ke Anak
Berpikir kritis penting untuk perkembangan anak terutama kreativitasnya
6 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kemampuan berpikir kritis biasanya mulai terlihat sejak usia 2 tahun. Apa saja tandanya? Anak suka bertanya dan protes jika sesuatu tidak sesuai dengan harapannya.
Memiliki pikiran kritis bukan berarti anak Mama adalah tukang protes. Berpikir kritis ini penting untuk perkembangan kreativitas anak. Rasa ingin tahu anak meningkat , sering bertanya, mencari solusi, atau menyelidiki sesuatu yang baru baginya.
Berpikir kritis ini dapat dilatih atau dibiasakan sejak kecil, Ma. Seiring dengan bertumbuhnya anak, ia mendapatkan banyak manfaat dari kemampuan berpikir kritis. Misalnya anak tumbuh dengan percaya diri menyampaikan pendapat, berekspresi hingga bereksplorasi.
Popmama.com merangkum cara-cara yang dapat dilakukan oleh Mama untuk mengajarkan anak keterampilan ini.
1. Biarkan anak merasa bosan
Dalam berpikir kritis, kebosanan adalah anugerah. Ketika anak kehilangan hal yang mengalihkan perhatian atau menarik, anak akan menemukan cara untuk menghibur diri atau menghilangkan rasa bosannya.
Ini adalah langkah pertama dalam berpikir kritis yaitu menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
Namun, bersiaplah mendengar anak mengeluh atau merengek kebosanan. Beri waktu bagi anak dengan caranya sendiri menemukan solusi.
2. Dorong anak untuk mandiri
Kemandirian adalah salah satu hadiah terbesar yang dapat diberikan orangtua kepada anak. Mendorong anak untuk mandiri bukan berarti Mama melepas anak begitu saja.
Kemandirian berarti mendukung anak atas pilihan yang mereka buat, membimbing anak untuk membuat pilihan yang lebih bijaksana dengan memahami minat mereka.
Bersikap terbuka untuk mendengarkan pandangan anak dan nyatakan pendapat Mama saat diminta. Ketika anak mandiri, mereka adalah pemikir kritis.
Editors' Pick
3. Ajukan pertanyaan kepada anak setiap hari
Cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan berpikir kritis pada anak adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada mereka.
Ketika anak menjawab, diskusikan dengannya mengenai berbagai kemungkinan jawaban. Mama juga dapat memaparkan berbagai skenario dan minta anak memikirkan lebih banyak cara untuk mengatasinya. Ini akan membiasakan untuk melihat setiap situasi dengan berbagai perspektif.
4. Imajinasi adalah kuncinya
Untuk berpikir kritis dibutuhkan kemampuan membayangan dan mengevaluasi informasi, bagaimana cara menyelesaikannya atau kemungkinan apa yang akan terjadi.
Inilah sebabnya mengapa penting bagi Mama untuk melatih imajinasi anak. Bercerita, bermain peran, dan membaca adalah beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berimajinasi.
5. Life-long learning
Ketika Mama mendorong proses berpikir kritis pada anak, Mama menciptakan pembelajar seumur hidup di dalamnya.
Pemikiran kritis meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan anak yang membantunya meningkatkan keterampilan sosial. Dengan berpikir kritis, anak memiliki beberapa pilihan dan membuat mereka menjadi lebih percaya diri. Ketika anak memiliki banyak perspektif untuk dilihat dalam setiap situasi, otomatis anak menjadi fleksibel dan terbuka untuk mempelajari hal-hal baru dalam hidup.
6. Perbanyak waktu mengobrol dengan anak
Ketika Mama melibatkan anak dalam diskusi pribadi dan meminta bantuan anak dalam menyelesaikan beberapa masalah, anak belajar tentang situasi kehidupan sehari-hari dan cara mengatasinya. Dengan cara ini, Mama membuat anak terbiasa dengan pendekatan realistis terhadap pemikiran mereka.
Apakah Mama memiliki pengalaman lain dalam mengajarkan anak untuk berpikir kritis?
Baca juga:
- 7 Cara Meningkatkan Kecerdasan Sosial Agar Anak Mudah Bergaul
- Anak Mama Pemalu? Ini 8 Cara untuk Membantunya Bersosialisasi
- 8 Cara Efektif Mengurangi Stres Anak