4 Tips Mengatasi Rasa Takut Anak akan Penyebaran Virus Corona
Ini solusi Popmama.com untuk anak-anak yang menjadi terlalu khawatir karena virus corona
20 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjelaskan mengapa anak harus belajar mandiri di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona mungkin menjadi salah satu bagian paling sulit dari pekerjaan guru dan orangtua. Seringkali yang menjadi pertimbangan untuk memberi tahu anak adalah mereka akan menjadi khawatir dan takut untuk berada di sekolah atau di luar rumah.
Anak mungkin akan bertanya-tanya: bagaimana kalau mereka tertular virus ini, bagaimana dengan anggota keluarga mereka, apa yang terjadi jika keadaan bertambah parah.
Tidak ada guru dan orangtua yang ingin anak-anak mereka merasakan kecemasan. Namun jangan khawatir, Ma, banyak guru telah menemukan cara untuk meringankan rasa takut siswa akan hal ini.
Cara ini bahkan mengubah “kegiatan belajar di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona” menjadi pengalaman positif yang meningkatkan rasa aman siswa.
Ketika berurusan dengan sesuatu yang berpotensi menakutkan, jika guru dan orangtua bisa mengatasi kecemasan, maka anak merasa keadaan lebih terkendali, menurut Dr. Jamie Howard, seorang psikolog klinis dan spesialis trauma di Child Mind Institute.
Anak akan mengetahui bahwa para guru dan orangtua mereka memiliki rencana yang dapat membuat mereka merasa cukup aman.
Nah, Popmama.com mengulas beberapa hal yang dapat Mama lakukan untuk membuat anak merasa nyaman dan aman.
1. Menjelaskan yang terjadi dengan jujur dan berdasarkan fakta
Alih-alih menghindari topik yang akan menimbulkan kecemasan, Mama dapat menjelaskan dengan beberapa fakta dan pembuktian. Jelaskan mengapa anak harus belajar di rumah dapat membuat anak merasa lebih aman.
Ikuti aturan sederhana ini untuk anak usia 6-8 tahun:
- Selalu jujur dan menjelaskan beberapa fakta terbaru. Untuk anak yang lebih kecil, usahakan untuk tidak menyembunyikan apa pun. Meski masih kecil, mereka merespons dengan baik ketika mengetahui alasan dan fakta mengapa mereka harus belajar di rumah dan tidak bepergian.
- Gunakan bahasa yang jujur dan sederhana ketika berbicara dengan anak kecil.
- Banyak guru dan psikolog merekomendasikan untuk menekankan beberapa hal yang mungkin akan terjadi.
- Meski penting untuk menjelaskan “mengapa”, yang terbaik adalah fokus pada “bagaimana”.
- Anak tertarik akan hal-hal baru dan mendapat pujian jika melakukannya dengan benar akan membuat mereka bersemangat.
Aturan untuk anak yang lebih besar:
- Anak-anak yang lebih besar memiliki lebih banyak pengetahuan tentang hal-hal buruk yang dapat terjadi. Jadi penting untuk fokus pada langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menjaga mereka tetap sehat.
- Jangan mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak perlu takut dan tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi. Sebaliknya, tekankan bahwa orangtua akan melakukan “apa saja” untuk menjaga anak agar tetap terlindung.
Editors' Pick
2. Ajak anak untuk bekerja sama mengatasi masalah
Sementara membuat anak untuk bekerja sama merupakan suatu tantangan, maka situasi menegangkan akan membuatnya menjadi lebih sulit.
Psikolog menyarankan untuk memproyeksikan sikap percaya diri dan tenang, tidak peduli apa yang sedang terjadi di bawah permukaan, membantu meyakinkan anak bahwa orangtua akan memastikan semuanya aman.
Hailey Deloya-Vegter, spesialis autisme K-8 untuk Sekolah Umum Minneapolis, memiliki ide yang dapat berguna untuk anak yang lebih kecil.
Ia menempel poster yang menunjukkan "cerita" soal virus, dengan simbol visual untuk menunjukkan hal-hal penting untuk pencegahan.
Sedangkan anak yang lebih besar sudah mengerti prosedur namun kesulitan mempertahankan kontrol diri. Menurut National Child Traumatic Stress Network, stres juga dapat menyebabkan perilaku yang tidak menentu seperti melakukan tindakan tertentu atau melamun.
Yang dapat Mama lakukan adalah menumbuhkan ikatan kepercayaan antara anak dengan orangtua. Jadi ketika Mama meminta anak untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa, anak memahami bahwa Mama memikirkan kepentingan terbaik anak.
3. Ajak anak bertukar pikiran dan berdiskusi dengan terbuka
Setelah anak mendapatkan segala informasi mengenai penyebaran virus, penting untuk menyebarkan pesan positif kepada anak. Mama dapat mengatakan kepada anak bahwa kita semua ikut ambil bagian. Kita kuat dan kompeten serta bisa melalui peristiwa ini.
Untuk anak yang lebih kecil, Mama dapat mengajaknya untuk ikut ambil bagian. Misalnya membantu menyiapkan hand sanitizer untuk seisi rumah.
Ajukan pertanyaan untuk menghilangkan rasa khawatir anak, seperti “Apakah kamu takut? Mengapa? Bagaimana agar Mama dapat membuatmu merasa lebih aman?”
Lakukan hal yang sama dengan anak yang lebih besar. Ajak mereka bertukar pikiran tentang cara-cara menghindari virus dan tetap menjaga kesehatan. Jika anak merasa aman, maka kegiatan pun akan kembali normal.
Selain itu, banyak remaja mencoba mengatasi perasaan cemas dengan terobsesi pada internet dan media sosial, tetapi hal ini sering membuat segalanya menjadi lebih buruk. National Child Traumatic Stress Network merekomendasikan mengesampingkan media digital ketika memberi penjelasan kepada anak.
4. Tetaplah tenang dan jangan tunjukan kepanikan
Hal yang terbaik adalah jangan panik dan ikuti aturan yang ada. Jika sekolah memutuskan agar anak belajar di rumah, maka tinggallah di rumah sampai waktu yang sudah ditentukan.
Alih-alih bepergian ke mal atau ke pantai, untuk menghilangkan rasa jenuh, Mama dapat mengajak anak untuk melakukan kegiatan yang mereka sukai. Tentunya ini dapat dilakukan jika tugas sekolah mereka sudah selesai ya, Ma.
Begitulah solusi dari Popmama.com untuk Mama yang mulai kewalahan karena si Anak mulai bosan atau bertambah panik gara-gara virus Covid-19. Bagaimana cara Mama? Sharing di Popmama.com/community ya tips lainnya.
Baca juga:
- Alasan Pentingnya Mengajarkan Anak untuk Cuci Tangan Pakai Sabun
- 5 Trik Agar Anak Disiplin Jaga Protokol Kesehatan di Masa Pandemi
- Cegah Covid-19, Ini Protokol Kesehatan 5M yang Perlu Anak Ketahui