Mama mungkin sudah ahli dalam mengasuh bayi dan balita dengan segala perilakunya. Namun lain halnya bila anak memasuki usia sekolah. Terdapat perubahan perilaku yang bisa saja membuat Mama hilang kesabaran. Perubahan perilaku anak usia sekolah dipengaruhi oleh banyak hal misalnya teman, lingkungan sekolah, atau TV.
Mengasuh anak usia sekolah membutuhkan teknik dan pengetahuan yang berbeda dengan bayi atau balita. Pelajari tonggak-tonggak perkembangannya sehingga Mama dapat mengasuh mereka tanpa kesulitan yang berarti.
Popmama.com mengulas beberapa hal yang perlu Mama ketahui dalam membesarkan anak usia sekolah.
Apa yang Harus Diperhatikan di Usia Sekolah?
Freepik/Rawpixel.com
Usia sekolah dimulai dari TK. Tahun-tahun ini dipenuhi dengan tonggak perkembangan, minat, kebutuhan sosial, dan perkembangan akademik yang baru.
Ketika anak memasuki usia sekolah, fokus Mama pun akan berubah. Mama akan lebih sedikit memperhatikan pada masalah di rumah seperti soal tidur atau disiplin. Fokus biasanya akan lebih banyak pada masalah di sekolah baik di bidang akademis maupun sosial.
Selama tahun-tahun sekolah ini, anak akan belajar membaca, mengembangkan rutinitas, dan belajar berinteraksi dengan teman sebaya satu lawan satu dan sebagai bagian dari tim.
Tonggak pertumbuhan dan perkembangan termasuk kehilangan gigi susu dan mendapatkan gigi permanen, pengembangan otot yang berkelanjutan, koordinasi tangan mata yang lebih baik, dan kemampuan untuk mempertahankan aktivitas fisik untuk periode waktu yang lebih lama juga akan dialami anak.
1. Bagaimana Mama dapat membantu anak agar berhasil di sekolah?
Freepik
Mengembangkan hubungan yang baik dengan guru anak dan staf sekolah lainnya di awal tahun dapat bermanfaat, karena masalah mungkin muncul kemudian.
Bahkan jika tidak ada masalah khusus, berkonsultasi dengan guru secara teratur untuk menilai kemajuan anak adalah hal yang baik.
Ciptakan lingkungan rumah yang positif untuk anak dengan memastikan ia memiliki tempat khusus untuk belajar atau mengerjakan PR dengan suasana tenang. Seiring bertambahnya usia anak, pekerjaan rumah harus menjadi prioritas. Menyelesaikannya akan membantu anak belajar disiplin, pemecahan masalah, dan keterampilan manajemen waktu. PR juga membantu anak mempraktikkan apa yang ia pelajari di siang hari untuk memastikan ia memahami konsep.
Orangtua dapat membantu keberhasilan anaknya di sekolah dengan menciptakan lingkungan yang tepat di rumah. Pastikan anak cukup tidur sehingga ia segar dan dapat berkonsetrasi saat di sekolah. Beri dia makanan yang kaya nutrisi, lemak baik, karbohidrat kompleks, dan protein untuk menjaga otaknya aktif dan menjaga ngidam gula di siang hari.
Dorong perilaku baik di sekolah dengan menciptakan lingkungan yang menumbuhkan perilaku baik di rumah. "Ketika seorang anak belajar di rumah untuk menghormati batasan, ini akan diaplikasikan olehnya ke dalam lingkungan kelas," kata Amy McCready, seorang pakar disiplin dan pendiri Solusi Parenting Positif.
Editors' Pick
2. Bagaimana Mama membantu anak dalam berteman?
Freepik/pressfoto
Tahun-tahun sekolah adalah masa ketika anak akan mulai mencari teman tanpa bantuan Mama. Mama dapat membantunya dengan cara menyambut anak-anak lain ke rumah, yang akan menandakan bahwa rumah Mama adalah tempat yang aman dan menyenangkan tempat mereka dapat bergaul.
Jika anak mengalami kesulitan untuk berteman, bantu dia menemukan kegiatan kelompok yang disukai sehingga dia dapat bertemu anak-anak lain dengan minat yang sama.
Ketika anak memiliki lebih banyak teman, cari tahu siapa mereka dan kenali orangtua mereka, ini akan membantu tetap terhubung dengan anak dan melindunginya dari bahaya tertentu. "Ketika mereka mulai sekolah, lebih mudah bagi anak-anak untuk terputus dari orangtua mereka. Penting untuk mengetahui apa yang terjadi di rumah temannya, siapa yang ada di rumah, siapa yang mengawasi anak-anak, dan aktivitas apa yang dilakukan," kata Meg Meeker, MD, seorang dokter anak di Traverse City, Michigan.
3. Bagaimana Mama melindungi anak dari intimidasi teman?
Pixabay/geralt
Penindasan telah menjadi berita nasional dalam beberapa tahun terakhir sehingga sangat bijaksana untuk melakukan apa pun yang bisa Mama untuk melindungi anak dari bahaya fisik atau emosional.
Mama mungkin tergoda untuk memanggil orangtua dari pelaku intimidasi, kebanyakan ahli sepakat bahwa lebih baik menyerahkan urusan ini kepada sekolah. Pastikan guru dan kepala sekolah anak tahu tentang kekhawatiran Mama dan tindak lanjuti dengan mereka untuk mencari tahu bagaimana mereka menangani situasi tersebut. Selain itu Mama juga dapat mengajarkan anak beberapa hal beriktu:
Awalnya, anjurkan anak untuk mengabaikan ejekan itu. Seringkali seorang pelaku intimidasi hanya ingin mendapat jawaban, dan jika tidak, dia akan menyerah atau pindah. Jika ini tidak berhasil, intervensi yang lebih substansial mungkin diperlukan.
Dorong anak untuk berbicara. Jika anak terbuka tentang pengalaman intimidasi, dia akan lebih mampu menangani perasaannya tentang apa yang terjadi. Bagikan pengalaman Mama waktu sekolah.
Bantu anak membina persahabatan positif.
4. Mendorong kegiatan apa yang harus diikuti oleh anak?
Pixabay/minibaby
Menggunakan waktu di luar sekolah untuk mengeksplorasi minat lain dapat sangat bermanfaat bagi anak. Sekolah mungkin memiliki banyak pilihan kegiatan setelah sekolah (olahraga, seni, musik), tetapi Mama juga bisa melakukan kegiatan lain. Misalnya berkunjung ke museum atau perjalanan ke alam terbuka.
Berhati-hatilah dengan penjadwalan berlebihan untuk anak. Kegiatan ekstrakurikuler tidak boleh mengganggu tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan rumah, menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga, atau hanya bersantai. Sangat penting untuk membiarkan anak Mama tetap menjadi anak-anak.
5. Apa yang harus dilakukan Jika anak mengalami masalah belajar?
Freepik
Semakin awal Mama menemukan masalah dan mulai menyelesaikannya, semakin baik hasilnya. Jika Mama berpikir ada sesuatu yang salah, segera diskusikan dengan guru anak di sekolah.
Menurut Pusat Nasional untuk Ketidakmampuan Belajar, anak-anak yang ketidakmampuan belajarnya diidentifikasi dan ditangani sebelum mereka meninggalkan kelas tiga memiliki peluang terbaik untuk berhasil secara akademis.
Diskusikan berbagai pendekatan untuk ketidakmampuan belajar dengan guru, yang mungkin menyarankan agar anak mendapatkan evaluasi pendidikan yang lengkap. Dengan informasi lebih lanjut tentang kebutuhan pendidikan anak, Mama dapat bekerja dengan guru untuk mengembangkan rencana.
Perlu diingat, bahwa memiliki ketidakmampuan belajar tidak sama dengan menunjukkan kelambatan dalam bidang pendidikan tertentu. Seorang anak yang lambat membaca, misalnya, mungkin memerlukan bantuan khusus untuk membuatnya berhasil, tetapi ini bukan berarti anak mama bodoh. Selalu dorong dan dukung anak di rumah. Ingatlah bahwa ketidakmampuan belajar dapat memengaruhinya secara sosial, bukan hanya secara akademis, jadi pastikan ia memiliki banyak kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya dan untuk menggali kekuatan dan minat lain.
6. Bagaimana mempersiapkan anak memasuki usia remaja
Freepik/wavebreakmedia
Anak usia sekolah mungkin masih tampak kecil, tetapi sebelum Mamamenyadarinya, ia akan memasuki usia praremaja dan akan ada perubahan. Yang terbaik adalah menyadarinya saat anak masih di sekolah dasar.
Anak mungkin menerima pendidikan seks pertamanya sejak kelas 4 atau 5, tetapi kemungkinan besar, ia akan mulai mendengar tentang seks, merokok, narkoba, dan hal-hal lain sebelum perkenalan resmi. Curi start dengan memulai percakapan dengan anak terlebih dahulu, sebelum ia mendapat pandangan yang salah dari teman-temannya.
Sebagian besar anak-anak tidak akan mengalami pubertas hingga usia praremaja, tetapi beberapa mengalami apa yang dikenal sebagai "pubertas sebelum waktunya," Banyak anak mungkin bertanya-tanya apakah mereka normal atau apakah mereka berkembang pada kecepatan yang tepat. Yakinkan anak bahwa semua orang berkembang dengan kecepatannya sendiri.
Apakah Mama memiliki pengalaman unik dalam mengasuh anak usia sekolah? Yuk komen di bawah.