Studi: Traveling Bersama Anak Dapat Meningkatkan Prestasi di Sekolah
Traveling berdampak positif terhadap perkembangan anak
19 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebuah survei yang dilakukan oleh oleh Student and Youth Travel Association (SYTA) kepada 1.500 guru di Amerika Serikat menemukan bahwa 74 persen pendidik percaya bahwa traveling memiliki dampak yang sangat positif terhadap perkembangan pribadi siswa.
Mayoritas guru juga percaya bahwa dampak positif perjalanan dapat meluas ke pendidikan dan karier siswa.
Memangnya, apa sih yang didapat anak jika ia rutin diajak orangtuanya berjalan-jalan?
1. Belajar hal baru
Perjalanan dapat berdampak luas pada anak-anak. Para guru setuju bahwa anak-anak yang traveling melihat budaya selain dari budaya mereka sendiri.
Hal ini dapat meningkatkan toleransi dan rasa hormat, kemauan untuk belajar, dan keinginan untuk mencoba hal-hal baru.
Editors' Pick
2. Belajar beradaptasi dan bertoleransi
Tidak hanya para guru percaya bahwa perjalanan bermanfaat di dalam kelas, itu juga dapat membantu saat mereka bermain bersama teman.
Anak-anak yang bepergian lebih cenderung memiliki kemandirian, harga diri, kepercayaan diri, kemampuan beradaptasi, dan kepekaan yang lebih tinggi.
Mereka juga lebih cenderung lebih terbuka dan memiliki ekspresi diri yang lebih baik daripada anak-anak yang tinggal di rumah.
3. Tidak harus ke luar negeri
Namun, untuk mendapatkan dampak positif dari traveling, Mama tidak harus harus bepergian ke seluruh dunia untuk menjelajahi budaya yang sangat berbeda dari kota kelahiran anak-anak.
Bahkan bepergian di dalam negeri, ke kota di mana segalanya sedikit berbeda dapat memulai pembelajaran bagi anak. Misalnya jika tinggal di Jakarta, Mama dapat membawa anak ke Yogyakarta untuk mengunjungi keraton, bercengkerama dengan para abdi dalem, melihat proses pembuatan batik.
Indonesia dikaruniai dengan beraneka ragam etnik dan budaya, Mama punya segudang topik untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi anak.
4. Anak menjadi ketagihan untuk traveling
Ada satu hal yang mungkin membuat orangtua mempertimbangkan mengajak anak traveling. Semakin sering Mama mengajak anak untuk jalan, semakin ketagihan anak Mama untuk melakukannya.
Dari para guru yang disurvei, 76 persen mengatakan bahwa mereka melihat anak-anak ingin traveling lebih sering setelah dibawa dalam satu perjalanan.
5. Membuat perencanaan bersama anak
Anak Mama pun bisa diajar untuk membuat perencanaan perjalanan. Bagaimana?
- Cari tujuan berlibur bersama
Mama dan Papa bisa berembuk bersama anak saat menentukan tujuan berlibur. Ajak mereka untuk ikut ambil bagian dan melakukan research untuk perjalanan ini.
- Menentukan kegiatan saat traveling
Di sini Mama bisa membuat daftar kegiatan berdasarkan minat semua anggota keluarga. Di sini anak dapat belajar mengatur kegiatan dan juga toleransi.
- Menentukan moda transportasi
Mencoba transportasi baru bisa menjadi hal yang menyenangkan untuk anak juga mereka belajar hal baru. Misalnya mencoba naik kereta ke Banyuwangi lalu naik feri untuk sampai ke Bali.
Merencanakan liburan selain mengasyikkan, bisa menjadi sarana bonding dengan anak lho, Ma! Yuk ajak anak berlibur.
Baca juga:
- Liburan di Depan Mata! Ini 7 Tips Liburan Bersama Anak Autis
- 8 Tips dan Trik Membawa Balita Pergi Berlibur
- Siap Berlibur? Kereta Bisa Menjadi Alternatif Moda Transportasi