Respek adalah kunci penting dalam membentuk hubungan yang sehat dan saling menghargai antara orangtua dan anak. Setiap orangtua pasti ingin anak bisa menghormati mereka dengan baik. Untuk mendapatkan hormat tersebut, orangtua juga harus memberikan rasa hormat yang sama besarnya ke mereka.
Respek artinya menghargai perbedaan-perbedaan yang ada, menerima pendapat dan perasaan orang lain, serta mau mendengarkan tanpa prasangka. Artinya, Ketika kita menghormati anak-anak kita, itu berarti kita mengakui perasaan mereka dan menghargai kebutuhannya.
Saat anak merasa dihormati, mereka akan lebih nyaman dan percaya diri dalam berinteraksi dengan kita sebagai orangtuanya. Lantas, bagaimana bentuk respek yang bisa diberikan orangtua ke anak?
Yuk, simak penjelasan dari Popmama.com mengenai beberapa bentuk respek orangtua pada anak sebagai kunci hubungan yang sehat.
1. Jangan memarahi anak di depan umum
Pexels/Kampus Production
Bentuk respek orangtua ke anak yang pertama adalah jangan memarahinya di depan umum. Mungkin terkadang orangtua berpikir bahwa dengan memarahi anak di depan umum, mereka bisa membuat anak bertanggung jawab atas perbuatannya.
Namun, sebaliknya, saat anak dimarahi di depan umum, mereka mungkin merasa malu dan dipermalukan. Ini dapat berdampak buruk pada kesehatan emosional mereka. Lebih baik orangtua menjelaskan dan berkomunikasi dengan anak secara baik untuk mengajarkan disiplin.
Saat anak diteriaki di depan umum, mereka bisa merasa takut dan memiliki perasaan negatif. Hal ini tidak akan membantu dalam mendisiplinkan mereka. Memarahi anak di depan umum bisa mengembangkan rasa rendah diri pada anak saat mereka dewasa.
Mereka mungkin menjadi ragu-ragu dan kesulitan menghadapi situasi sulit. Selain itu, memarahi anak di depan umum juga bisa membuat mereka merasa malu dan dihina.
2. Berhenti membanding anak dengan siapa pun
Pexels/Ron lach
Bentuk respek selanjutnya adalah berhenti membandingkan anak dengan siapa pun. Orangtua sering kali merasa perlu membandingkan anak-anak mereka dengan orang lain, termasuk saudara mereka sendiri atau teman sebayanya.
Ini mungkin dilakukan karena naluri manusia untuk membandingkan hal-hal di sekitar kita, agar dapat menilai apa yang baik dan buruk. Meskipun begitu, membandingkan anak dengan orang lain sebenarnya bisa memiliki efek negatif, lho.
Anak bisa meragukan dirinya sendiri, terutama ketika mereka menyadari bahwa ada orang lain yang dianggap lebih baik oleh orangtua mereka. Selain itu, anak mungkin juga merasa cemburu atau tidak dihargai jika merasa bahwa ada yang "difavoritkan".
Terus-menerus dibandingkan juga bisa membuat anak merasa tidak pernah cukup baik, meskipun mereka berusaha untuk menjadi lebih baik. Sebaiknya, orangtua sebaiknya memberikan apresiasi atas usaha dan prestasi anak, tanpa perlu membandingkan dengan orang lain.
Ini akan membantu anak merasa bangga dan puas dengan pencapaian mereka sendiri. Selain itu, menghindari kebiasaan membandingkan juga membantu mempertahankan hubungan yang hangat dan harmonis antara orangtua dan anak.
3. Tetap gunakan kata-kata yang baik ketika menegur anak
Freepik
Bentuk respek yang ketiga, yaitu tetap menggunakan kata-kata yang ramah dan baik saat menegur anak. Ketika orangtua menggunakan kata-kata yang baik saat menegur anak, itu berarti mereka berbicara dengan ramah dan menghormati perasaan anak, bahkan ketika situasinya sulit.
Jika sudah terlanjur membentak, orangtua harus segera meminta maaf, karena ini membantu membangun hubungan yang saling menghormati antara orangtua dan anak. Hal ini membuat anak merasa didengar dan diperhatikan, terutama di saat-saat sulit.
Sehingga mereka merasa lebih dekat dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan. Selain itu, orangtua sebaiknya tidak memberikan label negatif kepada anak, seperti nakal, bandel, cengeng, atau sejenisnya saat anak berbuat kesalahan.
4. Menghormati hak mereka terhadap tubuh sendiri
Pexels/Gustavo Fring
Orangtua perlu tahu bahwa kedekatan emosional dengan anak tidak selalu harus melalui sentuhan fisik. Anak-anak perlu mengontrol tubuh mereka sendiri. Dengan menghormati hak mereka terhadap tubuh sendiri, Anda juga mengajarkan mereka tentang menghargai keputusan orang lain.
Salah satu pelajaran hidup penting yang harus diajarkan kepada anak adalah mengenai kesepakatan. Kadang-kadang untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain, mereka harus meminta izin dan mendapat persetujuan terlebih dahulu.
Contohnya, orangtua bisa meminta izin sebelum memeluk atau mencium anak. Dengan cara ini, mereka mungkin lebih bersedia karena merasa ada kesepakatan tanpa tekanan. Jika anak tidak ingin dipeluk, mereka memang hanya tidak mau melakukannya.
Tidak perlu membuat situasinya dramatis atau merasa bahwa anak tidak mencintai kita. Sebagai orangtua, tugas kita adalah membuat anak merasa nyaman. Mungkin berpelukan bukanlah hal yang membuat mereka nyaman dan itu adalah hal yang wajar.
Editors' Pick
5. Membiarkan anak menjawab pertanyaan sendiri
Freepik
Selanjutnya adalah membiarkan anak untuk menjawab pertanyaan yang ditujukan untuknya. Ini penting bagi anak untuk belajar menjawab pertanyaan sendiri agar mereka bisa bertanggung jawab dalam berkomunikasi. Orangtua sebaiknya tidak langsung menjawab atau mengambil alih ketika anak dimintai jawaban.
Jika anak tidak nyaman atau tidak mau menjawab, orangtua harus menghormati keinginan mereka tanpa membuat masalah besar. Ini membantu anak menjadi mandiri karena mereka belajar mengelola interaksi sosial dan merasa lebih percaya diri saat berkomunikasi dengan orang lain.
6. Meminta maaf kepada anak ketika orangtua melakukan kesalahan
Freepik
Bentuk respek dari orangtua untuk anaknya bisa berupa permintaan maaf saat orangtua melakukan kesalahan. Ini berarti bahwa ketika orangtua mengakui kesalahan seperti kehilangan kesabaran, membuat asumsi yang salah, berteriak, atau memiliki harapan yang tidak realistis, mereka menunjukkan tanggung jawab.
Mengapa ini penting? Karena ketika orangtua meminta maaf, mereka mengajarkan anak tentang pentingnya mengakui kesalahan yang dilakukan. Sehingga, orangtua bisa menjadi contoh yang baik untuk anak.
Ini juga menunjukkan kerendahan hati, yaitu kemampuan untuk mengakui bahwa tidak sempurna adalah hal yang wajar. Dengan meminta maaf dengan tulus, orangtua memberi contoh bagaimana cara menghadapi kesalahan dan proses pembelajaran yang penting bagi perkembangan moral dan emosional anak.
7. Luangkan banyak waktu untuk anak
Freepik/tirachardz
Meskipun orangtua sibuk, penting untuk selalu luangkan waktu untuk berbagi momen bersama anak. Contoh meluangkan waktu untuk keluarga adalah dengan mengadakan piknik bersama di taman, bermain game bersama di rumah, atau melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama-sama di akhir pekan.
Waktu yang dihabiskan bersama membantu memperkuat ikatan emosional antara anggota keluarga. Melakukan kegiatan tersebut memungkinkan orangtua dan anak untuk ngobrol dan berbagi cerita, yang bisa membuat komunikasi di keluarga jadi lebih baik, lho!
Selain itu, ketika bersama-sama, pastikan untuk mengajarkan mereka tentang cinta daripada hanya memberlakukan aturan yang rumit. Dengan memberikan cinta kepada anak secara konsisten, mereka akan lebih mudah memberikan rasa hormat yang orangtua harapkan.
8. Ajak anak untuk terlibat dalam keputusan sehari-hari
Freepik
Meminta partisipasi anak dalam keputusan sehari-hari atau aktivitas keluarga adalah cara untuk membangun rasa hormat dari anak ke orangtua. Ini termasuk bertanya pendapat mereka, meminta bantuan mereka, dan memberikan pilihan. Melalui interaksi seperti ini, anak merasa dihargai dan dibutuhkan dalam keluarga, yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan diri mereka.
9. Beri mereka kepercayaan untuk menjalani hidupnya sendiri
Pexels/Ketut Subiyanto
Salah satu cara untuk menunjukkan bahwa kita menghormati anak adalah dengan menunjukkan bahwa kita percaya pada mereka. Beri mereka kesempatan untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Misalnya, jika anak menumpahkan air, daripada langsung membersihkannya, coba katakan kepada mereka bahwa mereka bisa membersihkannya sendiri. Semakin banyak mereka melakukan hal-hal sendiri, semakin banyak yang mereka akan pelajari.
10. Hindari menertawakan kesalahannya
Freepik
Ketika anak membuat kesalahan seperti memakai sandal terbalik atau baju yang tidak sesuai, hindari menertawakannya. Kenapa kita tidak sebaiknya menertawakan anak?
Karena tingkah laku mereka biasanya berasal dari kepolosan mereka. Meskipun terlihat lucu dan membuat kita tertawa, kita sebaiknya tidak menertawakannya. Ini bisa membuat anak merasa malu.
Jika terus dibiarkan, anak bisa kehilangan kepercayaan diri. Ketika anak melakukan kesalahan, baik disengaja maupun tidak, sebaiknya orang dewasa langsung membantu anak untuk memperbaikinya dan menghindari menertawakan kesalahan anak, ya!
Itulah beberapa bentuk respek orangtua pada anak sebagai kunci hubungan yang sehat. Semoga ini bisa membantu Mama dan Papa untuk lebih dekat dan saling mengerti dengan si Anak.