BKKBN Targetkan Tiap Pasangan Lahirkan Satu Anak Perempuan?
Banyak warganet yang berkomentar tidak setuju dengan solusi penurunan angka kelahiran ini
2 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahukah Mama kalau angka kelahiran di Indonesia berpotensi menurun? Kalau beberapa puluh tahun lalu rata-rata pasangan punya 5 sampai 6 anak, sekarang rata-rata pasangan cuma punya dua anak.
Penurunan angka kelahiran ini tak lepas dari suksesnya program Keluarga Berencana (KB) yang kampanyekan bahwa dua anak itu cukup. Tapi, meski target ideal sekarang sudah tercapai, ada kekhawatiran kalau angka kelahiran akan menurun drastis di masa mendatang.
Untuk memastikan regenerasi, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menargetkan agar setiap pasangan punya setidaknya satu anak perempuan. Pernyataan ini pun mendapat berbagai tanggapan dari berbagai pihak, salah satunya warganet.
Yuk, simak rangkuman dari Popmama.com mengenai BKKBN targetkan setiap pasangan wajib lahirkan satu anak perempuan.
1. Target satu pasangan, satu anak perempuan demi regenerasi
Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN RI), menyatakan bahwa angka kelahiran atau fertility rate di Indonesia kian menurun.
Penurunan ini terus meningkat dan mencapai angka ideal 2,18 dalam sepuluh tahun terakhir. Meskipun begitu, dia menargetkan supaya setiap pasangan suami istri punya setidaknya satu anak perempuan. Tujuannya agar regenerasi bisa terus berjalan di masa depan.
"Kami punya target 1 perempuan rata-rata melahirkan 1 anak perempuan. Oleh karena itu BKKBN menargetkan anaknya kalau bisa 2,1 jangan hanya 2."
Dokter Hasto mengakui bahwa penurunan angka kelahiran sudah mencapai angka ideal karena dua anak yang dilahirkan akan menggantikan orang tuanya.
Berbeda dengan angka kelahiran di tahun 1970 yang tinggi, yaitu mencapai angka 5,6, sehingga satu pasangan bisa punya 6 sampai 9 anak. Sementara, saat ini angkanya mengalami penurunan menjadi 2,18.
Editors' Pick
2. Tanggapan warganet yang kontra
Pernyataan dokter Hasto ini mendapat banyak tanggapan dari netizen yang kontra atau tidak setuju dengan adanya kewajiban satu pasangan, satu anak perempuan.
”Masalah angka kelahiran menurun, solusinya itu kasih insentif buat pasutri buat punya anak, misal kaya daycare yang terjangkau, biaya awal sekolah anak terjangkau.”
”Punya 1 atau 2 anak aja udah engap, kalo diwajibkan ada yang cewe, jadi berabe.”
”Mana solusi yang dipikirin gak nyambung pula. Buat apa coba banyak anak cewe? Heran.”
“Kalau mau angka kelahiran nggak turun lagi sejahterakan, lindungi dan bikin nyaman rakyat. bukannya bikin target yang nggak ada hubungannya sama penyebab penurunan kelahiran.”
Adapula netizen yang menyatakan ingin childfree saja.
“Ya gimana, sekarang gen z lebih memilih buat fokus ke karir daripada nikah dan punya anak, karena kita tahu punya anak itu mahal,” kata netizen.
“Gak seperti dulu lagi, banyak anak banyak rezeki, kalau sekarang banyak anak stress biayanya,” ujar warganet.