Melewatkan Sarapan Bisa Tingkatkan Risiko Obesitas pada Anak
Anak yang jarang sarapan cenderung mengalami keinginan kuat untuk makan terus
9 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sarapan adalah salah satu kegiatan penting di pagi hari yang tidak boleh dilewatkan baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Hal ini karena tubuh membutuhkan asupan energi dan nutrisi untuk memulai hari dengan optimal.
Sarapan yang bergizi lengkap juga dapat membantu anak untuk berkonsentrasi lebih baik, meningkatkan daya ingat, dan menjaga mereka tetap aktif sepanjang hari.
Sementara disebutkan dalam buku pedoman BPOM RI, "Pedoman Pangan Jajanan Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang" bahwa melewatkan sarapan bisa menyebabkan anak kurang gizi, akibatnya menimbulkan permasalahan pada anak, antara lain:
- mudah sakit,
- pertumbuhan terhambat,
- kecerdasan terganggu,
- konsentrasi terganggu,
- mudah mengantuk,
- sering tidak masuk sekolah.
Faktanya, 7 dari 10 anak jadi gampang ngantuk dan tidak fokus saat beraktivitas di sekolah dan penyebabnya adalah sarapan yang mereka konsumsi tidak lengkap gizinya.
Menurut penuturan dr. Putri Sakti, M.Gz, SpGK, AIFO-K selaku Spesialis Gizi Klinik, hasil studi pakar gizi dan pangan Indonesia menyatakan bahwa 60% anak Indonesia tidak sarapan sebelum berangkat sekolah.
Padahal, di dalam seporsi sarapan sehat terdapat banyak manfaat yang bisa anak dapatkan. Sering melewatkan sarapan bergizi ternyata bisa berdampak pada kesehatan anak lho, Ma. Salah satunya adalah penyakit obesitas.
Kok bisa ya, melewatkan sarapan malah bikin anak jadi obesitas? Banyak yang beranggapan kalau tidak sarapan bisa membuat berat badan turun. Nyatanya, kebiasaan ini justru berisiko membuat anak kelebihan berat badan.
Berikut ini Popmama.com akan merangkum seputar pentingnya sarapan dan alasan mengapa kebiasaan melewatkan sarapan dapat menyebabkan obesitas pada anak, yang disampaikan langsung oleh ahli gizi di acara Webinar Energen x Popmama "Mulai Hari dengan Sarapan Kenyang Bergizi Lengkap bersama Energen" pada Jumat (9 / 8/2024).
1. Kenapa sarapan dengan gizi lengkap itu sangat penting untuk memulai hari anak?
Sarapan adalah sumber energi utama bagi anak-anak, terutama untuk otaknya agar bisa fokus belajar. Sayangnya, menurut dr. Data putri menunjukkan bahwa sekitar 60% anak-anak berangkat sekolah tanpa sarapan. Padahal, sarapan yang bergizi lengkap sangat penting untuk memastikan mereka memulai hari dengan energi yang cukup.
”Jadi memang udah ada datanya nih, kalau ternyata anak-anak jarang sarapan nih, datanya sampai 60%. Mereka berangkat sekolah belum sarapan, padahal kita tahu sarapan ini sumber energi utama mereka, terutama untuk otaknya biar mereka bisa fokus belajar,” kata dr. Putri.
Ada pula data lain yang menunjukkan bahwa meskipun banyak anak yang sarapan, sekitar 66,8% di antaranya tidak mendapatkan asupan gizi yang lengkap.
“Data lain juga menunjukkan bahwa ternyata 66,8% anak-anak yang sarapan ini gizinya tidak lengkap. Padahal, penting untuk memberikan sarapan yang bergizi lengkap dan seimbang agar mereka dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya,” tambahnya.
Selain itu, memberikan sarapan yang bergizi juga bisa membantu menjaga suasana hati anak dan mencegahnya dari mood swing lho, Ma.
“Kesehatan mental akhir-akhir ini juga ramai dibicarakan. Jika mereka mendapatkan nutrisi yang tepat, salah satunya karbohidrat yang tidak cepat turun, dan kecukupannya bisa terjaga, hal ini ternyata dapat membantu menjaga mood swing mereka,” jelas dr. Putri.
2. Kebiasaan melewatkan sarapan dapat sebabkan obesitas pada anak
Menurut dr. Putri, anak yang sering melewatkan sarapan cenderung mengonsumsi makanan yang kurang sehat pada waktu makan berikutnya.
“Biasanya, anak-anak yang ternyata suka melewatkan sarapan, menurut penelitian, cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak di waktu-waktu berikutnya. Jadi kayak craving berlebihan gitu.”
Craving adalah keinginan yang sangat kuat untuk makan. Tentu saja tidak bagus untuk kesehatan mereka di masa depan. Lebih parahnya, mereka juga berisiko memiliki masalah kesehatan jangka panjang yang serius, seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi.
“Anak-anak yang jarang sarapan cenderung lebih sering mengalami keinginan kuat untuk makan (craving) pada waktu-waktu berikutnya. Jika pilihan makanan mereka tidak tepat, risiko mereka mengalami obesitas, diabetes, bahkan hipertensi di usia muda akan meningkat. Sekarang juga lagi marak banget kasus ginjal dan diabetes,” jelas dr. Putri.
Selain pola makan yang tidak sehat, berkurangnya aktivitas fisik juga memperparah kondisi. Anak-anak yang sering melewatkan sarapan dan kurang berolahraga cenderung lebih mudah mengalami obesitas.
Banyak orang beranggapan bahwa melewatkan sarapan adalah cara yang efektif untuk menurunkan berat badan. Padahal, kebiasaan ini justru dapat menyebabkan naiknya berat badan karena anak cenderung makan berlebihan pada waktu makan berikutnya.
”Jadi memang bukannya malah jadi kurus, tapi tadi karena craving malah berlebihan makanan manis atau snack-snack . Apalagi kalau di sekolah, anak itu tidak terkontrol,” kata dr. Putri.
Editors' Pick
3. Komponen nutrisi penting untuk sarapan bergizi lengkap
Memberikan sarapan untuk anak tidak boleh asal buat ya, Ma. Saat menyiapkan sarapan untuk anak, Mama harus memastikan bahwa makanannya tidak hanya membuat mereka kenyang tetapi juga penuh dengan nutrisi penting.
Kata dr. Putri, saat berbicara tentang makanan yang “bergizi seimbang,” maksudnya adalah makanan yang mengandung berbagai jenis nutrisi, seperti makronutrien dan mikronutrien .
Makronutrien adalah nutrisi ini yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar dan terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak sehat.
”Kalau makro itu bisa besar, jadi kebutuhannya cukup tinggi yang harus dipenuhi. Misalnya, karbohidrat yang tinggi serat. Kemudian yang kedua, proteinnya harus diisi dengan baik, misalnya telur, ayam, susu. Ketiga, lemak yang cukup, upayakan jenisnya yang sehat, misalkan dari kacang-kacangan, biji-bijian, atau susu yang bisa digunakan anak-anak kita untuk perkembangan otaknya juga,” jelas dr. Putri.
Sedangkan mikronutrien adalah nutrisi ini yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil namun sangat penting, seperti vitamin dan mineral.
”Kalau mikronutrien , namanya juga mikro, artinya kecil. Tapi ingat, kecil-kecil itu cabe rawit, jadi kalau sampai tidak terpenuhi, semua risiko yang tadi saya sampaikan juga akan terjadi. Contoh mikronutrien adalah vitamin dan mineral,” tambahnya.
Jadi, saat menyiapkan sarapan untuk anak, pastikan makanan yang diberikan tidak hanya membuat anak kenyang tetapi juga kaya akan karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral ya, Ma!
4. Berikan meal replacement saat tidak sempat membuat sarapan
Sarapan yang bergizi lengkap sangat penting untuk mendukung kesehatan anak. Namun, jika Mama merasa sulit menyediakan makanan utama yang lengkap di pagi hari, Mama bisa menyediakan produk pengganti makanan (meal replacement).
Pengganti makanan umumnya bisa berbentuk minuman atau makanan ringan. Dr. Putri mengatakan bahwa jika kita memberikan makanan pengganti atau makanan pengganti sarapan yang bergizi pada anak, itu bisa sangat membantu kesehatan pencernaannya.
Pencernaan anak itu sangat penting, bahkan bisa disebut seperti “otak kedua” karena pengaruhnya besar pada kesehatan tubuh.
Menurut Dr. Putri, "80% kekebalan tubuh anak bergantung pada usus yang sehat." Jadi, dengan memberikan makanan yang sehat, terutama saat sarapan, tubuh anak akan lebih kuat dan mereka tidak mudah sakit.
Selain itu, Dr. Putri juga menambahkan bahwa usus yang sehat akan memproduksi 90% serotonin, yaitu hormon yang membuat anak merasa bahagia. Oleh karena itu, memberikan sarapan dengan makanan yang bergizi atau tinggi serat ini sangat penting karena bisa menjaga bakteri baik di usus, yang berperan dalam kesehatan tubuh dan mental anak.
5. Anjuran pemenuhan gizi dari porsi sarapan anak
Kondisi saat ini di Indonesia, khususnya pada anak-anak, masih mengalami masalah gizi ganda (double burden), yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 prevalensi status gizi (Indikator IMT/U) anak usia 6-12 tahun dengan kategori sangat kurus 4,6%, kurus 7,6%, normal 78,6% dan gemuk 9,2%.
Prevalensi status gizi (indikator TB/U) anak dengan kategori stunting (sangat pendek 15,1%, pendek 20%) dan normal 64,5%. Prevalensi anemia, berdasarkan data Depkes (2008) bahwa prevalensi anemia pada anak usia sekolah sebesar 47,2%.
Sementara data stunting pada anak Indonesia menurut Riskesdas pada tahun 2021 yaitu 24,4% dan tahun 2022 yaitu 21,6%. Angka ini perlu terus diturunkan dan harus ada dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah, swasta, masyarakat, termasuk orangtua sebagai penyedia makanan bergizi harian untuk anak.
Anak sekolah masih mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga membutuhkan konsumsi pangan yang cukup dengan gizi seimbang. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecukupan energi dan protein untuk anak umur 7–12 tahun berkisar antara 71,6–89,1% dan antara 85,1–137,4%. Namun data menunjukkan bahwa 44,4% dan 30,6% anak mengonsumsi energi dan protein di bawah angka kecukupan minimal (Riskesdas, 2010).
Bagi para orangtua, penting untuk memerhatikan asupan gizi dan energi anak yang bersumber dari sarapan, dianjurkan berkisar 1/3 dari kebutuhan energi per hari.
Menurut buku panduan BPOM RI, Anak sekolah memerlukan 5 kelompok zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh.
Sementara perlu dipahami, faali adalah proses pengaturan suhu tubuh agar tetap normal, proses pembekuan darah bila terjadi perdarahan, mengatur keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, pembentukan zat-zat pelindung demi menjaga tubuh dari serangan penyakit atau zat-zat yang membahayakan.
Jadi, penting sekali pemenuhan gizi anak seperti karbohidrat, protein, serat, vitamin dan mineral, serta susu tersedia dalam menu sarapan anak. Anak yang terpenuhi kebutuhan gizinya juga bisa beraktivitas dengan optimal dan ceria.
6. Apa saja yang harus dilakukan untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak selain dari gizi anak?
Untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak, penting untuk memerhatikanbeberapa kebiasaan baik berikut:
- konsumsi makanan yang lengkap gizinya,
- perilaku hidup bersih dan sehat,
- melakukan aktivitas fisik,
- memantau berat badan,
- orangtua memiliki gaya hidup sehat sehingga bisa menjadi panutan bagi anak.
Untuk memudahkan Mama dalam menyajikan sarapan bergizi untuk anak, kini Energen tersedia 30% lebih banyak, kenyang lebih lama, gizinya lebih lengkap dibandingkan sarapan lainnya dengan kandungan susu, karbohidrat, protein, serat, vitamin.
7. Tips atasi anak yang sulit sarapan
Nah, kalau memang si Anak masih sulit untuk sarapan di pagi hari, mungkin Mama bisa menerapkan beberapa tips untuk atasi anak yang sulit sarapan dari dr. Putri, yaitu:
- Mulailah dengan porsi kecil tapi nutris padat: Berikan anak sarapan dengan jumlah makanan yang tidak terlalu banyak, namun pastikan makanan itu mengandung banyak vitamin dan gizi.
- Buat menu yang bervariasi: Ajak anak mencoba berbagai jenis sarapan agar mereka tidak bosan. Misalnya, ganti menu sarapan dari roti dengan selai menjadi oatmeal atau buah-buahan.
- Sarapan bersama keluarga: Buatlah waktu sarapan menjadi momen yang menyenangkan dengan makan bersama keluarga. Ini juga memberi contoh yang baik tentang kebiasaan makan sehat.
- Gunakan makanan pengganti: Jika tidak punya waktu untuk memasak sarapan yang rumit, pilih sereal yang kaya nutrisi. Sereal ini bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi anak dengan cara yang praktis.
- Libatkan anak menyiapkan makanannya: Ajak anak membantu menyiapkan sarapan, seperti mencuci buah atau menuangkan susu. Ini bisa membuat mereka lebih tertarik dengan makanan sehat.
- Buat tampilan sarapan yang menarik: Sajikan sarapan dengan cara yang lucu dan menarik. Misalnya, bentuk roti menjadi bentuk yang menyenangkan atau gunakan piring berwarna-warni. Ini membuat anak lebih bersemangat untuk makan.
Itulah dia informasi seputar pentingnya sarapan dan alasan kebiasaan melewatkan sarapan bisa menyebabkan obesitas pada anak. Jadi, jangan sampai anak melewatkan sarapan lagi ya, Ma.
Baca juga:
- Macam-Macam Nama Waktu dalam Bahasa Inggris dan Contoh Kalimatnya
- 10 Tips Mengajarkan Pembagian pada Anak, Ciptakan Rasa Nyaman si Kecil
- Apa Itu Dwi Darma dan Dwi Satya Pramuka, Isi, Hakikat & Pengamalannya