5 Langkah Mengatasi Insomnia pada Anak
Segera atasi ya, Ma. Sebelum si Anak menjadi bermasalah!
1 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak hanya pada orang dewasa, anak dan remaja juga bisa mengalami insomnia lho, Ma. Namun sebelum membahas ini lebih lanjut, mari ketahui terlebih dahulu definisi dari insomnia.
Menurut National Sleep Foundation (NSF), insomnia adalah kesulitan tidur atau kesulitan untuk tidur lelap sepanjang malam. Maka jika anak sulit tidur lelap atau tidurnya mudah terbangun, maka bisa jadi ia mengalami insomnia.
“Ah, anakku cuma susah tidur nyenyak, bukan sulit belajar. Bukan masalah besar lah itu.”
Mungkin ada beberapa Mama yang menyepelekan masalah sulit tidur seperti di atas. Masalah ini mungkin terdengar sepele, namun ternyata dampaknya bisa sangat besar dan luas lho, Ma.
Menurut NSF, insomnia ini bisa mengakibatkan anak mudah lelah, kurang energi, susah konsentrasi, mengalami gangguan mood, dan tentu saja menurunkan performa anak di sekolah.
Apa sih penyebab anak insomnia? Menurut NSF, penyebabnya banyak, yaitu; stres, konsumsi obat-obatan, konsumsi kafein, gangguan tidur psikis dan medis, hingga faktor lingkungan.
Lalu, bagaimana sih cara mengatasi insomnia pada anak? Menurut NSF beberapa cara di bawah ini bisa Mama coba untuk mengatasi masalah tidur tersebut. Simak langkah-langkahnya yuk, Ma.
1. Ketahui penyebabnya
Seperti yang sudah disebutkan NSF, penyebab insomnia sangat beragam. Mulai dari stres akibat beratnya pelajaran di sekolah, hingga faktor lingkungan seperti baru pindah rumah dan sulit bersosialisasi di tempat baru.
Untuk itu, penting bagi Mama untuk melakukan pendekatan dengan anak, dan mencari tahu apa yang membuatnya sulit tidur.
Jika misalnya penyebab anak mengalami insomnia adalah tekanan di sekolah, tawarkan bantuan untuknya. Jika menurut anak ia kesulitan mengikuti pelajaran di kelas karena terlalu banyak mengikuti ekskul, misalnya. Maka, Mama bisa menawarkan solusi untuk mengurangi jadwal ekskul yang membuatnya terlalu lelah.
Dengan mengetahui penyebab insomnia, tentu perlahan masalah tidur itu bisa hilang dengan sendirinya.
Editors' Pick
2. Terapi kebiasaan dan perilaku
Menurut Psychology Research and Behavior Management, kebiasaan insomnia terjadi pada 25 persen anak yang mengalami insomnia.
Ini membuat anak kesulitan mengenali rasa kantuk dan mengatur tidurnya sendiri. Kalau sudah begini, anak tentu jadi kekurangan waktu tidur, hingga memicu munculnya dampak-dampak negatif dari kurang tidur.
Untuk itu, terapi behavioral atau kebiasaan perlu dilakukan untuk mengatasi insomnia. Namun untuk melakukannya, Mama perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Biasanya dokter akan meminta Mama untuk bekerja sama mengenali hal-hal apa yang membantu anak lebih nyaman untuk tidur. Mulai dari tempat tidur yang rapi, boneka kesayangan, lampu tidur berbentuk bintang, atau bahkan kehadiran Mama di sampingnya.