Apakah saat bangun tidur di pagi hari, si Anak selalu bersin-bersin, hidungnya terasa gatal, atau bahkan pilek dan hidungnya mampet sehingga ia sulit bernapas? Menurut laman Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, ini merupakan salah satu gejala rinitis (pilek) alergi.
Bagaimana cara menanganinya? Berikut 8 fakta yang dapat Mama pelajari terkait hal ini:
1. Apakah rhinitis alergi?
Pixabay/Geralt
Rhinitis alergi adalah reaksi yang menyebabkan peradangan pada daerah hidung atau saluran pernapasan atas. Hal ini bisa jadi menyebabkan keluarnya lendir atau yang dikenal sebagai pilek. Selain itu bisa jadi si Anak selalu bersin, gatal, dan tidak bisa bernapas dengan baik karena hidung mampet.
Menurut IDAI, rhinitis alergi bahkan dapat disertai juga dengan mata merah, gatal, dan berair. Lebih jauh lagi, jika terjadi komplikasi sinusitis, hal ini bisa jadi menyebabkan mimisan, tidur mengorok, gangguan pada telinga, serta sakit kepala.
2. Siapa yang berisiko terkena?
Pixabay/Amber McAuley
Mama perlu perhatikan. Jika terdapat riwayat alergi pada keluarga, maka risiko anak menderita rhinitis alergi semakin besar. Mema perlu menilik kembali, apakah orangtua dan saudara kandung, bahkan nenek dan kakek, memiliki riwayat penyakit alergi seperti asma, rhinitis alergi, atau dermatitis atopik (eksim)? Jika ya, maka anak mempunyai risiko lebih tinggi menderita penyakit-penyakit alergi. Dalam hal ini, khususnya rhinitis alergi.
3. Pada rentang usia berapakah alergi ini menyerang?
Pixabay/Klimkin
Rhinitis alergi adalah alergi yang umumnya diderita oleh anak usia sekolah. Mama perlu berhati-hati karena jika tidak ditangani dengan baik, hal ini bisa terus berlangsung hingga dewasa.
Namun anak Mama tidak sendiri. Menurut laman IDAI, jumlah penderita rhinitis alergi bahkan mencapai 40 persen populasi anak dan sekitar 10-30 persen populasi dewasa.
Editors' Pick
4. Apakah efeknya?
Pixabay/James Timothy Peters
Mama perlu waspada. Pada anak dengan gejala rhinitis alergi yang berat, bisa jadi kegiatan anak sepanjang hari dapat terganggu. Di balik bersin di pagi hari ini, bisa jadi kualitas tidur malamnya yang tidak optimal.
Khususnya, jika terjadi sumbatan pada hidung yang cukup berat. Konsentrasi anak di sekolah dapat terganggu karena anak merasa masih mengantuk, bahkan prestasi belajar dapat menurun.
5. Berhati-hatilah dengan penyakit yang menyertai
Pixabay/Bob Williams
Hati hati Mama, rhinitis alergi dapat pula dikuti oleh penyakit alergi lainnya, loh. Contohnya ialah asma. Selain itu, bisa jadi pula diikuti oleh dermatitis atopik atau eksim. Jika si Kecil menderita asma, serangan asmanya ini bisa jadi amat sulit dikontrol. Oleh karena itu, rhinitis alergi yang ia miliki harus pula ditangani dengan baik agar asmanya tidak semakin menjadi.
6. Apa penyebabnya?
Pixabay/WikiImages
Menurut laman IDAI, penyebab rhinitis alergi paling sering terjadi di Indonesia adalah alergen (zat pencetus alergi) inhalan yaitu alergen yang masuk ke dalam tubuh dengan cara dihirup atau melalui saluran napas.
Alergen yang paling sering ditemukan di negara tropis pada umumnya adalah tungau debu rumah, bulu binatang, kecoak. Mama jangan salah, di negara 4 musim ada pula penyebab rhinitis alergi lainnya yaitu polen atau serbuk sari.
Mama perlu ingat, alergen makanan sangat jarang menjadi pencetus rhinitis alergi. Jadi agar Mama tahu dengan pasti apa pencetusnya, perlu dilakukan identifikasi pencetus rhinitis alergi pada anak agar Mama bisa menjauhkannya dari alergen tersebut dengan tepat.
Selain menelurusi riwayat alergi pada keluarga, penentuan alergen penyebab rhinitis alergi ini juga dapat didukung dengan tes alergi, baik melalui darah atau pun tes yang dilakukan di kulit. Menurut laman IDAI, hal tak kalah penting yang harus diperhatikan selain alergen adalah masalah polutan seperti asap rokok yang dapat pula merusak saluran napas.
8. Menangani rhinitis alergi dengan obat
Pixabay/Alexas_Fotos
Mama perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter. Obat-obatan yang diberikan bergantung pada berat ringannya penyakit. Jika anak menderita rhinitis alergi ringan yang jarang kambuh, obat yang dapat biasanya diberikan adalah antihistamin.
Namun jika anak menderita rhinitis alergi berat dengan kekambuhan sering, anak akan diminta menggunakan obat semprot hidung berisi steroid dengan dosis sangat rendah untuk mengurangi reaksi peradangan pada hidung. IDAI melansir, lama penggunaan obat antihistamin dan obat semprot hidung steroid ini amat bervariasi dan dapat berlangsung sampai sekitar 6 bulan, bergantung pada berat ringannya alergi yang diderita si Anak.
Jika rhinitis alergi ini disertai dengan asma atau sinusitis, maka dokter juga akan memberikan obat untuk asma dan sinusitis. Imunoterapi dapat pula disarankan oleh dokter jika rhinitis alergi yang diderita si Kecil, berat. Tujuannya, agar tubuhnya lama-lama dapat beradaptasi dengan alergen yang dimilikinya.
7. Cara mengurangi rhinitis alergi
Pixabay/Michal Jarmoluk
Setelah melalui serangkaian tes, tentunya Mama akan paham apa yang akan menyebabkan anak menderita bersin-bersin di pagi hari. Salah satu penyebabnya adalah alergi terhadap tungau debu rumah. Konsentrasi tungau debu rumah akan tinggi di tempat manusia sering berada, karena makanan tungau debu rumah adalah serpihan kulit manusia.
Berikut hal yang harus Mama lakukan terhadap si Anak agar tidak semakin menderita:
Hindari penumpukan barang di dalam kamar si Anak.
Jauhi ia dari karpet, kapuk, dan boneka bulu.
Gantilah seprai, sarung bantal dan guling, kelambu, juga gorden, setiap satu minggu sekali.
Jemurlah kasur atau gunakan penyedot debu untuk membersihkan tempat tidur satu minggu sekali.
Bersihkan pendingin ruangan setiap minimal 2-3 bulan sekali.