5 Cara Mengajarkan Disiplin dengan Cara Menyenangkan
Mama bisa mengajarkan disiplin bahkan dengan cara yang menyenangkan, lho!
16 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada masa 6 hingga 9 tahun ini, anak mulai menghadapi peraturan dari sekolah, menghadapi kenyataan kehidupan, serta bersosialisasi dengan teman-temannya.
Saat ini, sikap disiplin pun dibutuhkan oleh mereka. Jika disiplin diterapkan sejak dini, maka anak dapat belajar untuk membagi waktu juga belajar tepat waktu dalam mengerjakan sesuatu. Hal-hal ini akan dibutuhkan di sekolah dan berguna bagi diri mereka sendiri.
Berikut ini hal-hal yang bisa Mama lakukan untuk melatih kedisiplinan pada rentang usia ini.
1. Beri mereka tugas
Pada masa ini Mama bisa meningkatkan tanggung jawab pribadi mereka terhadap pekerjaan sehari-hari di rumah. Namun, Mama jangan berharap pekerjaan mereka akan bisa serapi yang Mama lakukan ya. Hal yang penting bukanlah hasil, namun pembelajaran itu sendiri.
Saat memberi mereka tugas, tahan diri Mama agar tidak memberikan kritik terhadap hasil pekerjaan mereka. Tahan juga diri Mama agar tidak merapikan kembali hasil yang telah mereka kerjakan, seberantakan apapun itu.
Walaupun Mama tahu si Anak telah melihat Mama melipat baju atau mencuci piring ratusan kali misalnya, hal yang harus Mama lakukan pertama kali ialah memberinya contoh. Setelah itu, biarkanlah mereka mengerjakannya sendiri dan doronglah usaha mereka dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.
Memberikan tugas satu atau dua pekerjaan dalam sehari, sudah cukup. Jika memungkinkan, pada saat libur ciptakan pula momen "kerja bakti". Ajaklah seluruh anggota keluarga membereskan rumah bersama-sama. Hal ini akan meningkatkan rasa kerjasama dan keterlibatan dalam diri anak.
Editors' Pick
2. Disiplinkan dengan kesukaan Si Anak
Salah satu hal yang membuat disiplin menjadi suatu hal yang efektif adalah menerapkan "nilai tukar" terhadap kesukaan si Anak. Mama bisa "menukar" hal yang ia sukai sebagai konsekuensi dari ketidakpantasan yang ia lakukan.
Misalnya ia tidak mau meminjamkan mainannya kepada adik dan menimbulkan pertengkaran. Selain memberinya pengertian, Mama juga bisa "menyita" mainan kesukaannya dalam periode tertentu, sebagai bentuk hukuman, alih-alih menghukumnya secara fisik yang tentunya membahayakan perkembangannya.