Setiap orang mempunyai harga diri yang berbeda-beda sama halnya dengan anak-anak. Harga diri biasanya berkaitan dengan kepercayaan diri seseorang. Jika anak memiliki harga diri tinggi maka, anak tersebut percaya akan kemampuan dirinya sendiri.
Sementara anak yang memiliki harga diri rendah merasa bahwa dirinya tidak kompeten sehingga menjadi kurang percaya diri.
Mama pasti ingin memiliki anak yang mempunyai harga diri tinggi. Tetapi tak jarang banyak anak yang memiliki harga diri yang rendah.
Biasanya harga diri yang rendah disebabkan karena anak merasa gagal, kehilangan kasih sayang, dan kurang mendapatkan penghargaan dari orang lain.
Selain penyebab tersebut apakah Mama tahu, ternyata ada beberapa hal yang tidak sengaja mama lakukan dapat membuat harga diri anak menurun?
Ketika mama kurang memberikan perhatian yang cukup kepada anak, anak menjadi kurang termotivasi untuk mencoba hal-hal baru. Kurangnya dukungan dari orangtua membuat anak merasa dilupakan, tidak diinginkan dan merasa dirinya tidak penting.
Hal itu juga membuat anak merasa bahwa pencapaian atau prestasi yang ia dapatkan tidak berarti bagi siapa pun dan tidak merasa dihargai.
Harga diri tumbuh ketika anak-anak melihat bahwa apa yang mereka lakukan penting bagi orang lain, terutama orangtuanya.
Ma, mulai sekarang berikan dukungan untuk setiap kegiatan yang anak lakukan dan pastikan anak memiliki peluang untuk mengembangkan bakatnya ya.
2. Marah atau emosi ketika anak berbuat kesalahan
parenting.com
Ketika Mama bereaksi berlebihan terhadap kesalahan yang dibuat anak, itu akan membuat anak-anak menjadi takut untuk mencoba hal baru di masa depan.
Alangkah baiknya bila anak melakukan kesalahan, Mama bereaksi dengan tenang.
Penting untuk menggunakan kesalahan sebagai sumber belajar sehingga anak-anak memiliki kepercayaan diri yang baik. Tanpa adanya rasa percaya diri, anak akan berakhir dengan mencari jalan keluar yang mudah dan cepat.
3. Membandingkan anak dengan saudara atau temannya
Freepik
Apakah mama pernah berbicara menggunakan kalimat seperti ini?
"Dek, lihat kakakmu ranking 1 loh di kelas."
"Dek, lihat temanmu dia menang juara 1 lomba matematika lho."
Mungkin ketika mama berbicara seperti diatas, Mama tidak bermaksud untuk melukai perasaan anak. Akan tetapi dengan berbicara seperti itu, anak akan merasa dirinya lebih rendah dari saudara atau teman sebayanya.
Editors' Pick
4. Menilai anak hanya dari nilai akademik
flexscore.com
Di Indonesia, kebanyakan orangtua pasti menuntut anaknya untuk mendapatkan nilai akademik yang baik. Nilai pelajaran seperti matematika dan IPA dianggap sebagai penentu penting untuk menilai apakah seorang anak pintar atau tidak.
Anak-anak yang bakatnya bukan di akademik akan merasa rendah diri, biasanya Mama pasti menyebut mereka "bodoh" karena mendapat nilai yang buruk di sekolah.
Ingat ya Ma, kepintaran seorang anak tidak hanya ditentukan oleh nilai akademiknya. Melainkan masih banyak bakat lain yang dapat menuntun seorang anak mencapai kesuksesan.
Misalnya, anak suka menggambar akan tetapi ia tidak bisa mengikuti pelajaran sekolah dengan baik. Jangan kecewa ya Ma, siapa tahu ketika sudah besar anak mama menjadi seorang arsitek terkenal.
5. Mengatakan kesulitan anak sebagai hal yang mudah
readinghouse.com
Ketika anak mama kesulitan untuk membaca buku atau mengerjakan soal matematika yang mudah, biasanya Mama akan mengatakan "Tidak apa-apa, ini soal yang mudah". Mungkin maksud Mama untuk menenangkan anak.
Tetapi bukannya tenang, anak akan menjadi khawatir karena hal yang mudah saja tidak bisa mereka kerjakan.
Alangkah baiknya Mama mengatakan "Itu memang soal yang sulit, tapi Mama yakin kamu bisa mengerjakannya."
Dengan berbicara seperti itu, pasti anak akan percaya diri dan berani untuk mencoba mengerjakan soal-soal tersebut.
6. Mengeluh tentang penampilan pribadi atau pekerjaan
Freepik/rawpixel.com
Ketika bercemin terkadang mama mengeluh tentang kulit yang mulai keriput atau tentang berat badan, hal ini tentunya diperhatikan oleh anak. Sehingga anak mulai menilai diri mereka sendiri, dan menjadi tidak percaya diri.
Sama halnya ketika Mama mengeluh tentang pekerjaan yang menumpuk, tanpa sadar anak akan mencontohnya dan mengeluh tentang pekerjaan mereka.
Akan tetapi bila Mama melakukan pekerjaan dan merasa bangga akan pekerjaan yang dilakukan karena hasilnya baik, maka anak mama akan mencontoh perilaku tersebut.
7. Mengatakan "Good job" secara berlebihan
Freepik/luis_molinero
Mungkin cukup mengejutkan bahwa perkataan "Good Job" dapat membuat harga diri anak menjadi rendah.
Dengan mengatakan bahwa pekerjaan anak bagus dalam setiap kesempatan, bahkan terhadap hal kecil yang dia lakukan. Akan membuat anak berpikir bahwa ia akan mendapat pujian hanya dengan sedikit usaha.
Pada akhirnya, ini akan membuat anak bergantung pada teman sebayanya dalam melakukan suatu pekerjaan, karena anak akan terus mengharapkan persetujuan atas apa yang ia lakukan dari teman-temannya.
Maka dari itu, cobalah untuk memuji anak atas upaya yang mereka lakukan dengan baik secara spesifik.
8. Overprotektif dan tidak percaya kepada anak
tunedinparents.com
Mama pasti ingin melindungi anak mama. Tetapi ketika mama overprotektif terhadap anak, maka secara tidak sadar anak akan menganggap itu sebagai tindakan ketidakpercayaan Mama terhadapnya.
Anak merasa bahwa Mama tidak percaya atas hal-hal yang dapat mereka lakukan sendiri.
Ma, mulai sekarang jangan terlalu overprotektif, dan percaya saja bahwa anak bisa melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Mama harus mengajari anak bagaimana caranya bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan mengajari anak untuk menghadapi konsekuensi dari setiap tindakan yang anak lakukan.
Itulah 8 kesalahan tidak disengaja oleh orangtua yang dapat menurunkan harga diri anak. Apakah mama pernah melakukannya?
Jika pernah, yuk perbaiki mulai dari sekarang agar anak memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang tinggi.