8 Hewan Punah yang Ditemukan Masih Hidup
Hewan-hewan ini seperti mendapat sebuah keajaiban
15 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keajaiban bisa terjadi kepada siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Hal tersebut pun tidak terkecuali terhadap hewan-hewan yang sudah dimasukkan ke dalam daftar satwa yang telah punah.
Seperti yang telah kita ketahui, saat ini bumi telah memasuki periode keenam kepuhanan sejak tahun 2010. Kepunahan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu dan sebagian besarnya karena ulah manusia.
Namun kemudian, hewan yang telah dianggap punah tersebut kini muncul kembali setelah bertahun-tahun dalam kondisi hidup.
Adapun hewan itu adalah ular Clarion, cuban solenodon, tokek jambul, burung takahe, ikan coelacanth, serangga tongkat pulau Lord Howe, burung jernon’s babbler, dan tikus batu Laos.
Biar tidak penasaran, yuk simak penjelasan Popmama.com mengenai 8 hewan punah yang ditemukan masih hidup. Dibaca sampai akhir ya!
1. Burung Jerdon’s Babbler
Hewan punah yang ditemukan masih hidup adalah burung Jerdon's Babbler. Burung Jerdon’s Babbler merupakan burung kecil berwarna cokelat kayaknya burung gereja. Burung ini diperkirakan punah setelah terakhir kali terlihat di Myanmar pada tahun 1941.
Meski demikian, pada tahun 2013, burung ini ditemukan kembali di Myanmar oleh peneliti. Jumlah burung dengan nama latin Chrysomma altirostre saat ini berjumlah 10.000 ekor.
Menurut IUCN Red List, burung ini termasuk ke dalam kategori Vulnerable. Habitatnya yang rusak dan pengalihan lahan tempat tinggalnya oleh manusia menjadi penyebabnya.
2. Burung takahe
Jenis burung yang tidak bisa terbang satu ini bernama Takahe. Takahe atau nama latinnya Porphyrio hochstetteri ini berasal dari Selandia Baru dan telah dianggap sebagai jenis burung yang punah pada tahun 1851.
Akan tetapi di tahun 1948, seorang pemimpin ekspedisi Pegunungan Murchicon di Fiordland bernama Geoffery Orbell menemukan burung tahake kembali.
Meski demikian, populasi burung tidak bisa terbang ini pada tahun 2011-2012 diperkirakan hanya tersisa sebanyak 276 burung saja. Burung takahe terancam oleh iklim dingin dan persaingan makanan dengan rusa merah.
Burung ini menjadi salah satu burung terlangka di dunia. sebab, meskipun betina takahe mampu bertelur hingga tiga telur, tetapi yang bisa bertahan hingga dewasa biasanya hanya satu anaknya saja. Oleh sebab itu, saat ini para ilmuwan masih bekerja keras untuk meningkatkan jumlah populasi burung takahe.
3. Cuban solenodon
Hewan sejenis tikus ini ternyata sudah hidup sejak zaman dinosaurus. Cuban solenodon dapat bertahan hidup ketika semua dinosaurus mati akibat asteroid menabrak bumi.
Cuban solenodon termasuk ke dalam hewan mamalia berbisa dan nokturnal (hewan yang beraktivitas di malam hari ). Semasa hidupnya, hewan ini hidup di berbagai habitat, baik hutan kering daratan rentan maupun hutan pinus dataran tinggi. Namun sayang, pada pertengahan 1900-an, habitatnya dirusak.
Selain itu, berkembangnya anjing dan kucing yang semakin masif juga mengancam populasi Cuban solenodon. Kemudian pada tahun 1970-an, para ahli meyakini bahwa Cuban solenodon ini telah punah.
Setelah puluhan tahun lamanya dianggap punah, siapa sangka kalau hewan menjadi hewan punah yang ditemukan masih hidup pada tahun 2003 oleh peneliti. Saat ini, para peneliti sedang melakukan konservasi guna menyelamatkan hewan mamalia berbisa ini.
Editors' Pick
4. Ikan coelacanth
Siapa yang pernah mendengar ikan purba coelacanth? Ikan yang satu ini telah dianggap punah sekitar 66 juta tahun yang lalu oleh para ahli paleontologi.
Namun di tahun 1938, ikan coelacanth ditemukan kembali dalam jaring nelayan di Afrika Selatan. Tidak hanya di Afrika Selatan, ikan coelacanth ini juga ditemukan di Indonesia, lho. Kemunculan ikan purba tersebut tentu disambut gembira.
Ikan purba ini memiliki ciri fisik berwarna gelap, bersisik tebal, dan memiliki ukuran mencapai lebih dari 2 meter panjangnya. Ikan ini biasa hidup di gua dan celah dalam laut.
Tidak seperti ikan lainnya, ikan nokturnal yang satu ini sangat tidak dianjurkan dikonsumsi. Sebab, dagingnya mengandung minyak, urea, ester lilin, dan senyawa lainnya yang sulit dicerna dan memicu diare.
5. Serangga tongkat Pulau Lord Howe
Serangga dengan nama latin Dryococelus australis ini dikenal sebagai serangga tongkat Pulau Lord Howe. Serangga tersebut ditemukan di Pulau Lord Howe yang merupakan pulau terpencil di lepas pantai Australia.
Serangga berwarna hitam pekat dan tidak bisa terbang ini diperkirakan punah pada tahun 1920 dan kemudian ditemukan kembali di tahun 2001. Penemuannya pun cukup unik karena ditemukan di bawah sebuah pohon Koloninya sebanyak 24 ekor serangga.
Para peneliti yang menemukannya sangat senang dan dengan segera melakukan konservasi untuk meningkatnya jumlah populasi serangga tongkat Pulau Lord Howe tersebut. Tidak sia-sia, Kebun Binatang Melbourne berhasil menetaskan 13.000 telur serangga tongkat Pulau Lord Howe di tahun 2016.
6. Tikus baru Laos
Sesuai dengan namanya, tikus ini berasal dari Laos. Selain di Laos, tikus baru ini ternyata juga ditemukan di Thailand dan Myanmar.
Tikus dengan nama latin Laonastes aenigmamus merupakan keluarga tikus purba yang telah dianggap punah selama 11 juta tahun. Meski dikategorikan sebagai tikus, hewan ini memiliki wujud yang lebih mirip tupai. Apalagi, ekornya cukup panjang dan tebal.
Pada tahun 1996, tikus batu Laos ini pertama kali ditemukan di pasar Thakhek, Khammouan. Tikus tersebut dijual dagingnya untuk dimakan. Tikus purba awalnya ini dideskripsikan oleh Paulina Jenkins di tahun 2005.
7. Tokek jambul Kaledonia Baru
Di pulau Kaledonia Baru terdapat berbagai spesies unik, salah satunya adalah tokek jambul Kaledonia Baru. Tokek ini pertama kali ditemukan oleh Alphone Guichenot pada tahun 1866. Alphone Guichenot sendiri merupakan seorang ahli ilmu hewan asal Prancis.
Namun kemudian, tokek jambul Kaledonia Baru ini mengalami kepunahan secara tiba-tiba. Setelah dianggap punah, hewan ini ditemukan kembali pada tahun 1995 di Isle of Pines, sebuah pulau di Samudra Pasifik, di kepulauan Kaledonia Baru.
Tokek memiliki bentuk fisik yang cukup unik, yaitu memiliki rambut di atas mata menyerupai bulu mata dan memiliki banyak warna alami di antaranya abu-abu, cokelat, merah, oranye, kuning, dan berbagai corak lainnya.
Tokek jambul Kaledonia Baru tersebut ditemukan oleh tim ekspedisi yang dipimpin oleh Robert Seipp. Saat ini, para ilmuwan tengah mengembangbiakkan hewan ini secara serius guna meningkatkan jumlah populasinya. Sebab, tokek ini menjadi sasaran empuk bagi semut api (Wassmania auropunctata).
8. Ular Clarion
Ular Clarion memiliki nama latin Hypsiglena unaoculatus dan pertama kali ditemukan oleh William Beebe pada tahun 1936. Saat itu, William Beebe yang merupakan ahli biologis tengah berkunjung ke pulau Clarion di Meksiko.
William Beebe menemukan ular tersebut dan memasukkannya ke dalam toples guna diteliti. Namun sayang, pada kunjungan kedua ke pulau Clarion, William Beebe tidak menemukan ular Clarion.
Kehilangan ular tersebut dianggap sebagai kesalah label dan kemudian terlupakan. Akan tetapi, tim herpetologis yang dipimpin oleh Dr Daniel Mulcahy memiliki keinginan untuk menemukan ular Clarion tersebut pada tahun 2013.
Kemudian, tim herpetologis menemukan 11 ular yang cocok dengan deskripsi yang dijabarkan dalam tulisan William Beebe pada tahun 1936. Dengan penemuan tersebut, ular Clarion ini ternyata tidak benar-benar punah.
Nah, itu dia 8 hewan punah yang ditemukan masih hidup. Semoga informasi ini bisa menambah ilmu pengetahuan kamu mengenai fauna di dunia ya!
Baca juga:
- 10 Hewan Darat Tercepat di Dunia, Lebih Cepat dari Mobil!
- 10 Hewan Endemik Asal Indonesia yang Unik Banget! Yuk, Kenali Dulu
- Mimikri, Kemampuan Penyamaran Untik Milik Hewan Untuk Bertahan Hidup