5 Pelajaran Yang Terkandung Dalam Film The Mitchells vs The Machines
“Kebanyakan pahlawan aksi memiliki banyak kekuatan. Keluarga saya hanya memiliki kelemahan.”
23 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
The Mitchells vs The Machines adalah sebuah film animasi keluarga yang diproduksi oleh Sony Pictures Animations yang rencananya akan ditayangkan di bioskop pada tahun 2020.
Namun, karena pandemi film tersebut mengalami pengunduran dan dialih tayangkan ke layanan streaming.
Film tersebut menceritakan keluarga disfungsional, salah satunya perbedaan generasi.
Saat dalam perjalanan untuk mengantar Katie, sang anak, ke kampus barunya, mereka terjebak oleh sejumlah robot yang ingin menguasai dunia.
Pemberontakan teknologi terjadi di seluruh dunia yang menyebabkan keluarga Katie dituntut untuk menyelamatkan semua manusia.
Berikut Popmama.com rangkum pelajaran yang terkandung dalam film The Mitchells vs The Machines!
1. Orangtua harus mendukung cita-cita anak
Orangtua memiliki peran besar dalam keberhasilan anak dalam menggapai impian dan cita-citanya.
Namun, Ayah Katie justru khawatir dengan pilihan anaknya yang membuat Katie merasa tidak didukung dan diapresiasi.
Katie sangat ini beretemu dengan orang-orang yang menyukai hal yang sama dan menghargai kemampuannya.
Tanpa dukungan dan bantuan dari orangtua, anak tidak hanya kesulitan dalam meraih cita-cita, tetapi juga akan kesulitan menentukan cita-citanya.
Kegagalan itu menyakitkan, Nak. Ayah ingin kamu memiliki rencana cadangan.”
Editors' Pick
2. Perlunya sikap saling menghargai
Jurang antara anak dengan orangtua ialah perbedaan generasi.
Akibat zaman yang semakin maju, banyak hal-hal baru yang perlu dipelajari demi menghindari ketinggalan zaman, salah satunya minat anak terhadap teknologi.
Katie senang membuat film. Di rumah, hanya Mama dan adiknya yang mau nonton film-film konyol buatannya.
Sedangkan, ayahnya justru tidak mengerti film dan malah meremehkannya.
Saat Katie ingin mengambil laptopnya, ayahnya memaksa ingin tetap menonton film buatan sang anak.
Namun, saat keduanya saling berebut, laptop itu terlempar hingga rusak.
Alangkah baiknya orangtua bisa menghargai pilihan dan mengapresiasi hasil karya si Kecil. Pun sebaliknya.
Aku tidak pernah cocok karena banyak alasan. Tapi film selalu ada untukku.”