15 Rekomendasi Tempat di Wisata Religi di Jakarta, Yuk Ajak Anak Ma!
Yuk, ajak anak wisata religi, Ma
16 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wisata alam, wisata yang menantang adrenalin, atau wisata kuliner mungkin sering Mama lakukan bersama keluarga. Bisa jadi, selama ini Mama hanya menjadikan wisata kuliner sebagai aktivitas yang menyenangkan di waktu luang atau sekadar menikmati waktu libur.
Padahal, di Indonesia ada banyak sekali wisata-wisata yang bisa dilakukan, salah satunya wisata religi. Selain menyenangkan, wisata yang satu ini juga dapat memberi ilmu pengetahuan baru untuk anak mama.
Nah, di Jakarta sendiri ada banyak sekali wisata religi yang bisa Mama kunjungi. Agar Mama tidak penasaran, yuk simak rekomendasi tempat wisata religi di Jakarta yang telah Popmama.com rangkum.
1. Apa itu wisata religi?
Wisata religi sendiri dapat diartikan sebagai ziarah atau kunjungan ke tempat-tempat penting karena berkaitan dengan penyebaran suatu agama.
Ziarah ini bisa dilakukan perorangan maupun berkelompok. Sebab itu, Mama bisa membawa keluarga, termasuk anak kesayangan mama. Tempat wisata religi bisa berupa tempat beribadah seperti masjid, gereja, pura dan lain sebagainya. Selain itu, bisa juga adat istiadat dan makam tokoh terkemuka.
Wisata religi ini bukan bertujuan untuk meminta apa pun, melainkan untuk mempelajari bagaimana para pendahulu tumbuh menjadi pendakwah yang baik. Jadi, tidak hanya untuk bersenang-senang, wisata religi juga dapat memberikan wawasan baru.
2. Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio
Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio merupakan klenteng yang berada di Jalan Gelora, Kelurahan Gelora, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat. Klenteng ini berdiri sejak 250 tahun yang lalu.
Nama klenteng ini didapat dari salah satu nama dewa yang dihormati oleh umat Khonghucu, yakni Dewa Hian Thian Siang Tee Bio. Sejak kecil, Dewa Hian Thian Siang Tee Bio memiliki kecerdasan yang luar biasa, mampu membaca kitab sejak usia 3 tahun dan bertapa selama 40 tahun.
Ketika memasuki klenteng ini, Mama akan disambut dengan puluhan lilin berbagai bentuk mulai dari pintu masuk hingga sudut-sudut tempat ibadah. Selain itu, ada pula ratusan lampion dan lentera yang terpasang di atas atap.
Seperti klenteng pada umumnya, Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio ini juga didominasi dengan warna merah. Semua agama dapat berkunjung ke kelenteng ini, Ma, apalagi saat tahun baru imlek. Sebab, Klenteng Hian Thian Siang Tee Bio mengadakan seni pertunjukkan barongsai. Tidak heran, jika klenteng ini banyak pengunjung berdatangan di hari besar tersebut.
3. Pura Aditya Jaya
Rekomendasi wisata religi selanjutnya adalah Pura Aditya Jaya. Pura ini terletak di ujung Jalan Deksinapati Raya, Rawamangun, Jakarta Timur.
Pura Aditya Jaya dibangun pada 1972 dan menjadi pura tertua di Jakarta. Sebab, keberadaan pura ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan umat Hindu di Jakarta untuk mendapatkan tempat persembahyangan.
Selain sebagai tempat ibadah umat Hindu, Pura Aditya Jaya dapat dijadikan sebagai destinasi wisata regili. Hal tersebut dikarenakan adanya arsitektur yang mirip dengan berbagai pura yang ada di Pulau Bali.
Di luar pura ini juga terdapat warung-warung makan khas Bali. Jadi, tidak hanya dapat menikmati pemandangan indah pura-pura di Bali, Mama juga bisa wisata kuliner makanan khas Bali.
Selain perayaan Nyepi, Mama juga bisa berkunjung ke Pura Aditya Jaya saat perayaan keagamaan lainnya. Sebab, terdapat enam perayaan keagamaan yang akan diselenggarakan tiap tahunnya di pura ini.
4. Masjid Ramlie Musofa
Masjid Ramlie Musofa terletak di Jalan Danau Sunter Raya, Sunter Agung, Jakarta Utara. Masjid ini memiliki nuansa putih gading dengan kubah yang menjulang tinggi layaknya replika Taj Mahal di India.
Didirikan oleh seorang mualaf beretnis Tionghoa bernama Haji Ramli Rasidin, Masjid Ramlie Musofa menjadi salah satu wisata regili yang wajib dikunjungi.
Nama Masjid Ramlie Musofa sendiri diambil dari inisial pendiri dan keluarganya, yaitu Ramli, istrinya bernama Lie, dan anak-anaknya, yaitu Muhammad, Sofian, dan Fabian.
Saat memasuki masjid ini, Mama akan menemukan beberapa tulisan tiga bahasa, yaitu Mandarin, Indonesia, dan Arab. Menariknya, untuk menjaga toleransi dengan lingkungan sekitar, Masjid Ramlie Musofa memasang pengeras suara pada bagian dalam saja, sehingga suara azan tidak terdengar hingga keluar masjid.
5. Hare Krishna Temple
Hare Krishna Temple adalah kuil yang terletak di sudut Pasar Baru. Sekilas, Hare Krishna Temple bagian luar tidak tampak seperti kuil karena tempat ibadah salah satu aliran umat Hindu ini berada di sebuah ruko dengan restoran vegetarian ala India di lantai bawah.
Meski demikian, Mama bisa berkunjung sekaligus merasakan suasana kuil di lantai tiga dan empat bangunan ruko. Kuil Hare Krishna ini buka setiap hari pukul 10.00-21.00 WIB dan terbuka untuk umum.
Jika Mama dan keluarga ingin datang ke kuil ini, sebaiknya menghubungi Yayasan Hare Krishna terlebih dahulu agar tidak mengganggu saat ada sembahyang atau perayaan khusus yang sedang diselenggarakan.
6. Masjid Istiqlal
Mama pasti sering mendengar nama masjid ini, bukan? Masjid yang ditetapkan sebagai cagar budaya ini berada di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat.
Tidak heran jika Masjid Istiqlal menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara karena memiliki tanah seluas 9,5 hektare dan dapat menampung 200.000 jamaah.
Ide pembangunan masjid ini dicetuskan oleh Menteri Agama Republik Indonesia pertama, yakni KH. Wahid Hasyim dan beberapa ulama pada tahun 1953.
Selain menjadi masjid terbesar, Masjid Istiqlal juga menjadi simbol kerukunan umat beragama. Hal tersebut dikarenakan letaknya yang berada di seberang Gereja Katedral, tempat ibadah umat Katolik.
Presiden Soekarno memutuskan lokasi tersebut bukan tanpa alasan, tetapi dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.
Menariknya, arsitek Masjid Istiqlal bernama Friedrich Silaban adalah seorang Kristen Protestan yang berayahkan seorang pendeta.
7. Klenteng Kong Miao
Wisata religi berikutnya adalah Klenteng Kong Miao. Klenteng ini merupakan rumah ibadah umat Khonghucu.
Klenteng Kong Miao berdampingan dengan rumah ibadah lain yang berada di TMII, Jakarta, seperti Masjid Pangeran Diponogoro, Gereja Katholik Santa Chatarina, Gereja Kristen Protestan Haleluya, Pura Hindu Darma, Wihara Arya Dwipa Arama, dan Sasana Adirasa.
Saat memasuki klenteng ini, Mama akan disambut oleh sepasang naga raksasa, singa, dan patung 12 shio di pintu gerbang. Berbeda dengan klenteng pada umumnya. Klenteng Kong Miao memiliki altar suci Tian Tan atau yang diartikan sebagai Tuhan.
Editors' Pick
8. Pura Segara
Tidak hanya Bali yang memiliki pura di pinggir laut, di Jakarta juga ada lho, Ma. Mama dan keluarga bisa berkunjung ke Pura Segara yang berada di daerah Cilincing, Jakarta Utara.
Pura Segara merupakan pura satu-satunya yang terletak di tepi laut Jabodetabek dan kental dengan arsitektur Bali karena setiap dindingnya dihiasi oleh ukiran khas Bali.
Jika Mama ingin berkunjung, pastikan Mama atau anak perempuan mama tidak sedang datang bulan ya. Sebab, Pura Segara melarang seseorang yang sedang datang bulan memasuki bagian dalam pura,
9. Masjid At Taubah Pancoran (Makam Habib Kuncung)
Masjid At Taubah Pancoran berlokasi di Jalan Rawajati Timur II No.70 RT.03/RW.08 Kelurahan Rawajati Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Meskipun berada di dekat pusat keramaian, suasana masjid ini tetap terasa begitu asri dan menenangkan dengan banyaknya pohon yang berdiri di sekitar masjid.
Selain sering kali dikunjungi oleh para peziarah sebagai wisata tempat beribadah, mesjid ini juga menjadi wisata religi yang berkaitan dengan sebuah makam ulama terkenal, yaitu Habib Ahmad bin Alwi Al Hadad atau yang lebih dikenal Habib Kuncung.
Habib Kuncung adalah salah satu penyiar agama Islam di Indonesia yang hingga kini namanya masih dikenang oleh umat muslim di Indonesia. Dengan kepribadiannya yang baik dan jasa-jasanya, Habib Kuncung disebut sebagai pendakwah Islam yang paling dihormati.
10. Makam Habib Hasan Al Hadad (Mbah Priok)
Makam Habib Hasan Al Hadad atau Mbah Priok adalah salah satu objek wisata religi di Jakarta yang bisa Mama kunjungi. Makam Mbah Priok ini cukup ramai dikunjungi oleh peziarah, apalagi saat menjelang Ramadhan.
Tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam, makam Habib Hasan Al Hadad atau Mbah Priok terbuka untuk umum. Jadi, peziarah dari agama apa pun boleh berziarah dan berdoa menurut tata cara agamanya masing-masing.
11. Gereja Immanuel
Gereja Immanuel merupakan tempat ibadah bagi penganut Kristen Protestan sekaligus menjadi salah satu cagar budaya. Peletakan batu pertama Gereja Immanuel ini dilakukan pada 24 Agustus 1835. Meskipun sudah sangat tua, gereja ini sangat terawat dan indah, Ma.
Gereja Immanuel terletak di Jalan Medan Merdeka Timur No. 10, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Saat Mama berkunjung, Mama akan merasakan nuansa Belanda yang sangat mendominasi karena bangunannya memiliki banyak jendela besar.
Di bagian dalam bangunan dua lantai gereja pun sangat unik karena bentuknya melingkar. Hal tersebut jelas menjadi pembeda dari gereja pada umumnya. Selain itu, ada pula tangga ulir dan sebuah orgel kuno atau alat musik organ yang dibuat oleh Jonathan Batz pada tahun 1843.
12. Masjid Al-Azhar
Masjid berarsitektur Timur Tengah ini berada di kompleks sekolah Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tidak hanya menjadi tempat beribadah, Masjid Al-Azhar juga menjadi pusat kegiatan sosial dan keislaman.
Masjid tercatat sebagai masjid dengan predikat modern pertama di tanah air karena dilengkapi dengan sejumlah fasilitas publik untuk menunjang gerakan dakwah. Fasilitas tersebut berupa perpustakaan, ruang kuliah, ruang kelas, hingga asrama dan klinik kesehatan.
Masjid Al-Azhar dibangun pada 19 November 1953 dan rampung pada tahun 1958. Masjid Al-Azhar pernah mendapat predikat sebagai masjid terbesar di Jakarta sebelum Masjid Istiqlal berdiri.
13. Gereja Santa Maria de Fatima
Sekilas, Mama akan mengira bahwa destinasi wisata religi berikutnya adalah tempat ibadah umat Budha, yaitu vihara. Sebab, saat memasuki Gereja Santa Maria de Fatima, Mama akan disambut dengan dominasi dengan warna merah, kuning, dan emas.
Gereja yang berdiri di kawasan Glodok atau dikenal dengan kawasan China Town ini tentunya akan memberikan Mama atmosfer oriental. Lantaran dua patung macan juga berjejer di depan pintu masuk gereja.
Termasuk ke dalam cagar budaya, gereja Katolik ini mempertahankan gaya bangunan khas Fukien atau Tiongkok Selatan. Di mana Mama bisa melihat konstruksi kayu, ukiran, dan warna yang menyimbolkan khas Tionghoa dalam setiap sudut gereja. Bahkan pada altar gereja.
14. Gereja Katedral
Seperti yang telah kita ketahu, Gereja Katedral merupakan gereja yang berseberangan dengan Masjid Istiqlal. Gereja ini berlokasi di Jalan Katedral No. 7B, Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Gereja Katedral menjadi gereja Katolik pertama di Jakarta yang bergaya neogotik dengan bangunan berwarna gelap.
Sebenarnya, Gereja Katedral yang kita kenal sekarang bukanlah gedung gereja yang asli, Ma. Gereja Katedral yang asli diresmikan pada Februari tahun 1810, yang kemudian terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya saat terjadi kebakaran besar pada pada 27 Juli 1826.
Kemudian, pada tanggal 31 Mei 1890, gereja ini pun sempat roboh karena masalah struktur, sehingga harus dilakukan renovasi.
Di dekat Gereja Katedral, Mama bisa sekaligus berkunjung ke sebuah museum. Museum tersebut menyimpan berbagai benda sejarah yang berhubungan dengan Gereja Katedral, Ma.
15. Gereja Santa Theresia
Berada di Jl. Gereja Theresia No.2, RT.8/RW.4, Gondangdia, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Gereja Santa Theresia juga menjadi tempat wisata religi yang bisa Mama kunjungi.
Gereja Katolik yang dibangun pada tahun 1933 ini memiliki atap yang tinggi dan tidak memiliki penyangga, sehingga area dalam gereja terasa sangat sejuk.
Saat memasuki gereja, Mama dapat melihat jendela kaca patri berwarna-warni. Kaca tersebut mampu membuat cahaya yang menembus masuk gereja, memiliki cahaya warna yang berbeda-beda.
16. Masjid Keramat Luar Batang
Salah satu masjid di Jakarta ini memiliki fungsi lebih dari sekadar tempat ibadah umat Muslim. Sebab, masjid yang berlokasi di daerah Penjaringan, Jakarta Utara ini cukup ramai dikunjungi karena terdapat makam seorang ulama bernama Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Alaydrus atau yang lebih dikenal dengan Habib Husein.
Nama masjid ini diberikan sesuai dengan julukan Habib Husein, yakni Habib Luar Batang, karena dulu ketika sang Habib meninggal dan hendak dikuburkan di sekitar Tanah Abang, jenazahnya tiba-tiba menghilang dari dalam kurung barang yang berlangsung sebanyak tiga kali.
Dahulu kala saat zaman penjajahan Belanda, bangunan masjid ini tampak seperti gudang. Hal tersebut menandakan bahwa bangunan itu merupakan tempat ibadah. Meski demikian, di halaman masjid terdapat sebuah bangunan layaknya mercusuar dengan puncak menara serupa kubah.
Hingga kini, Masjid Keramat Luar Batang selalu ramai didatangi para peziarah dari berbagai pelosok tanah air, bahkan mancanegara, walaupun sudah mengalami renovasi sebanyak tiga kali guna memperluas masjid.
Nah, itu dia rekomendasi tempat wisata religi yang bisa Mama kunjungi bersama keluarga. Tidak hanya menyenangkan, Mama dan keluarga juga akan mendapat pengalaman dan pengetahuan baru seputar keagamaan. Semoga informasi ini bermanfaat ya!
Baca juga:
- Mari Ajarkan Anak Tolerasi dengan Berwisata Ke Tempat Ibadah
- Rekomendasi Wisata Edukatif untuk Weekend yang Seru dan Bermanfaat
- Yuk Kunjungi! 6 Daftar Tempat Wisata Bersejarah di Jakarta
- Tempat Wisata Anak di Solo