Apa Perbedaan Imunisasi DPT, DT, dan Td untuk Cegah Difteri?
Difteri merupakan salah satu penyakit yang dapat membahayakan nyawa anak
28 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini menghasilkan toksin (racun) yang dapat merusak jaringan dan organ tubuh manusia. Difteri umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, tetapi juga dapat menyerang kulit.
Simak penjelasan Popmama.com mengenai penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganan difteri serta dan perbedaan imunisasi DPT, DT, dan Td yang perlu diberikan pada anak berikut ini!
Editors' Pick
Penyebab Difteri
Penyakit Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyebar melalui droplet atau percikan ludah dari batuk, bersin, muntah, melalui alat makan, atau kontak langsung dari lesi atau luka di kulit.
Bakteri ini dapat hidup di tenggorokan dan hidung orang yang terinfeksi, bahkan tanpa menunjukkan gejala.
Pahami Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Penangan Difteri
Gejala Difteri pada Anak
Gejala difteri biasanya muncul 2-5 hari setelah terinfeksi dan berlangsung selama enam hari. Gejala awal mirip dengan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) seperti batuk, sakit tenggorokan, nyeri menelan, dan demam ringan.
Gejala khas difteri adalah munculnya pseudomembran atau selaput putih/keabu-abuan/kehitaman di rongga mulut hingga tenggorokan tonsil, faring, atau laring yang sulit dilepas dan berdarah jika diangkat.
Pada kasus yang lebih berat, anak mungkin mengalami kesulitan menelan, tidak bisa makan, hanya bisa minum sedikit-sedikit, sesak napas, stridor (suara kasar/serak), dan pembengkakan pada leher yang tampak seperti leher sapi.
Pencegahan Difteri
Pencegahan difteri yang paling efektif adalah dengan imunisasi [4]. Vaksin difteri diberikan dalam bentuk kombinasi DPT-HB-Hib untuk melindungi anak dari difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe b.
Penanganan Difteri
Penanganan difteri meliputi pemberian antibiotik, seperti penicillin G procaine atau erythromycin, untuk membunuh bakteri difteri dan mengatasi infeksi. Selain itu, diberikan juga antitoksin untuk menetralisir toksin yang dihasilkan bakteri.
Difteri adalah penyakit menular yang berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.
Imunisasi difteri sangat penting untuk melindungi anak dari penyakit ini. Jika anak mengalami gejala difteri, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Perbedaan Imunisasi DPT, DT, dan Td
Pada tahun 2021 lalu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pernah mengingatkan risiko beberapa penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi akibat cakupan imunisasi yang menurun di masa pandemi.
Diketahui bahwa pencegahan difteri yang paling efektif adalah dengan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Kemenkes dan IDAI.
Pada Kamis (28/11/2024) Pemerintah kembali menggelar imunisasi DT serempak untuk anak SD kelas 2 dan 5 agar menekan angka penularan difteri pada anak.
Lalu apa perbedaan dari ketiga jenis vaksinasi tersebut? Berikut perbedaan imunisasi DPT, DT, dan Td yang perlu dipahami dan diberikan pada anak.
Imunisasi difteri lengkap sesuai dengan vaksin DPT, DT dan Td yang pemberiannya disesuaikan dengan usia anak atau penerimanya.
- Vaksin DPT diberikan pada bayi sebanyak 3 kali mulai usia 6 minggu atau 2 bulan. Jadi bayi misalnya diberi imunisasi pada usia 2, 3, 4 atau 2,4,6 bulan.
- Orangtua juga perlu memahami, ada 2 jenis vaksin DPT yaitu DTwP dan DTaP. DTwP umumnya menyebabkan demam, sementara DTaP sebaliknya.
- Vaksin DPT juga perlu diberikan lagi saat anak berusia 18 bulan sebagai booster atau imunisasi ulangan.
- Lalu saat anak kurang lebih usia 7 tahun, anak perlu diberi imunisasi difteri berikutnya dengan vaksin DT melalui program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah). Sementara vaksin Td diberikan saat program BIAS untuk anak kelas 2 dan 5 SD.
Setelah itu, imunisasi ulangan dilakukan setiap 10 tahun, termasuk orang dewasa. Vaksin Td juga perlu didapat oleh perempuan berusia subur. Ini juga berlaku bagi perempuan yang sedang hamil.
Itulah penjelasan difteri secara lengkap dan perbedaan imunisasi DPT, DT, dan Td yang perlu diberikan pada anak.
Baca juga: