Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu budaya yang sampai saat ini masih dilakukan dan dipertahankan adalah gotong royong.
Istilah gotong royong ini terdiri dari kata “gotong” yang mempunyai arti bekerja dan kata “royong” yang artinya bersama. Lebih mudahnya, gotong royong diartikan sebagai aktivitas bekerja yang dilakukan bersama-sama.
Tidak hanya mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling membantu, kebersamaan yang dirasakan dalam kegiatan gotong royong juga berperan penting dalam mempersatukan masyarakat yang sangat beragam.
Nah, adanya keberagaman tradisi dan budaya di Indonesia ini ternyata melahirkan berbagai istilah yang memiliki makna gotong royong, loh! Di setiap daerah, gotong royong mempunyai nama lain yang sering digunakan masyarakat setempat.
Di wilayah Aceh, khususnya di kalangan masyarakat Gayo, kata gotong royong lebih dikenal dengan istilah “alang tulung”.
Alang tulung ini diartikan sebagai aktivitas gotong royong yang dilakukan dalam suka dan duka. Bentuk dari alang tulung bisa berupa kegiatan ekonomi seperti berkebun, bertani, dan sebagainya.
2. Ngacau gelamai
Youtube.com/Merangin Kito Nian
Warga di Bengkulu mengenal tradisi “ngacau gelamai” sebagai kegiatan gotong royong yang dapat mempertahankan kebersamaan antarwarga. Kata “ngacau” berarti mengaduk, dan “gelamai” yaitu sebuah kudapan yang mirip dengan dodol.
Dalam tradisi ngacau gelamai, orangtua hingga anak-anak bergotong royong dalam proses pembuatan gelamai. Setelah kudapan tersebut jadi, biasanya mereka akan tetap berkumpul untuk makan bersama dan bersenda gurau.
3. Liliuran
Unsplash/Take Time
Istilah “liliuran” umumnya dipakai oleh masyarakat Jawa, terutama di wilayah Sukabumi, untuk menyebut gotong royong yang dilakukan pada kegiatan pertanian atau kegiatan sosial besar lainnya seperti membangun rumah, hajatan, dan lain-lain.
Selain warga Sukabumi, kata liliuran juga digunakan oleh orang-orang suku Baduy. Dalam suku ini, liliuran dilakukan oleh sekelompok orang dengan membantu meringankan pekerjaan berat seseorang yang ranahnya lebih ke arah kepentingan pribadi.
4. Sabilulungan
Unsplash/Josh Hild
Berikutnya adalah “sabilulungan”, yang juga diartikan sebagai aktivitas gotong royong dalam bahasa Sunda. Istilah tersebut sering digunakan oleh masyarakat Sunda di Jawa Barat.
Sabilulungan merupakan gotong royong yang dilakukan secara bersama, tanpa membedakan satu sama lain, dan saling tolong-menolong untuk mencapai tujuan kepentingan bersama. Gotong royong ini dapat berbentuk kegiatan sosial.
5. Kuriak
Unsplash/Randy Fath
Selain sabilulungan, kata gotong royong dalam bahasa Sunda juga dikenal dengan istilah “kuriak”. Biasanya, kata kuriak lebih sering dipakai oleh warga di daerah Subang, Jawa Barat.
Dalam bahasa Sunda, kuriak didefinisikan sebagai pelaksanaan pekerjaan berat yang membutuhkan biaya besar, misalnya membangun rumah atau infrastruktur publik di lingkungan masyarakat. Tentunya, pekerjaan berat ini dilakukan bersama secara gotong royong.
6. Sambatan
Pexels/RODNAE Productions
Di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, para warganya mengenal kata gotong royong dengan sebutan “sambatan”. Istilah ini memiliki arti tolong-menolong atau membantu untuk mengerjakan sesuatu.
Umumnya, sambatan dilakukan saat ada warga yang mau membangun rumah. Selain itu, sambatan juga diadakan dalam bentuk pemberian bantuan terhadap orang-orang yang tertimpa musibah.
Editors' Pick
7. Grebuhan
Pexels/M Mahbub A Alahi
Masyarakat di wilayah Yogyakarta, terutama yang tinggal di daerah Gunungkidul, juga mengenal kata “Grebuhan” untuk mengartikan aktivitas gotong royong selain dengan istilah sambatan.
Meskipun kedua kata tersebut merujuk pada kegiatan yang dilakukan bersama atau gotong royong, tetapi grebuhan lebih ditujukan pada gotong royong yang dilakukan untuk kepentingan bersama. Misalnya, membangun jalan agar masyarakat bisa berkendara dengan aman dan nyaman.
8. Song-osong lombhung
Pexels/Nila Racigan
Para warga di daerah Madura, Jawa Timur, biasanya memakai istilah “song-osong lumbung” untuk menyebut kegiatan gotong royong yang diadakan dalam bentuk upacara tradisional.
Kata song-osong lombhung sendiri memiliki arti “bersama-sama mengusung (mengangkat) lumbung”. Selain upacara tradisional, kegiatan song-osong lombhung juga dilaksanakan pada acara panen garam atau membangun surau di desa.
9. Alak tau
Pexels/Tom Fisk
Jika di berbagai daerah di pulau Sumatera dan Jawa memiliki istilah masing-masing dalam menyebut kata gotong royong, maka di pulau Kalimantan, khususnya suku Dayak Rindang Benua, juga mempunyai istilah gotong royong sendiri yang disebut “alak tau”.
Alak tau diartikan sebagai penentuan hari baik agar tanaman padi dapat tumbuh dengan subur dan terhindar dari hama. Kegiatan gotong royong ini dilaksanakan dengan membaca mantra ritual dan menancapkan kayu ke dalam tanah.
10. Ngayah
Unsplash/Ruben Hutabarat
“Ngayah” merupakan istilah gotong royong yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Bali. Umumnya, ngayah dilakukan oleh umat Hindu di Bali saat menyiapkan suatu acara atau melakukan ibadah.
Dalam tradisi ngayah, gotong royong dilaksanakan sebagai bentuk kerja sama secara sukarela atau tanpa pamrih. Bentuk kerja sama ini sekaligus menyatukan berbagai orang yang memiliki latar belakang, agama, dan budaya yang berbeda.
11. Gemohing
Pexels/Breno Santos
Kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat Lamaholot, Nusa Tenggara Timur, dikenal dengan sebutan “gemohing”. Tradisi gemohing biasanya dilaksanakan untuk membersihkan ladang atau membangun fasilitas untuk para warga di desa.
Selama aktivitas gotong royong tersebut berlangsung, orang-orang yang menjadi peserta dalam tradisi gemohing diwajibkan untuk ikut berbalas pantun, menyanyikan berbagai lagu tradisional, ataupun bersyair sebagai bentuk kebersamaan.
12. Mapalus
Unsplash/Boudewijn Huysmans
Masyarakat bersuku Minahasa, yang berasal dari Sulawesi Utara mengenal budaya “mapalus” sebagai bentuk kegiatan gotong royong yang dilakukan untuk saling menolong sesama warga satu sama lain.
Pada awalnya, mapalus hanya terbatas dilaksanakan untuk acara-acara di bidang pertanian. Namun hingga saat ini, budaya gotong royong tersebut sudah diterapkan ke dalam setiap kegiatan sosial dan masyarakat seperti upacara adat atau pendirian rumah.
13. Ammossi
Unsplash/Johnny Africa
Di Sulawesi Selatan, para warganya tidak akan asing saat mendengar istilah “ammossi” yang biasanya digunakan untuk menyebut gotong royong yang dilakukan di daerah tersebut.
Secara khusus, ammossi merupakan bentuk gotong royong berupa pembuatan kapal atau Perahu Pinisi secara bersama-sama. Budaya ammossi ini sarat akan nilai kebudayaan karena proses kegiatannya sendiri berjalan dengan sakral.
14. Mappalette bola
Youtube.com/Jendela iib nursaleh
Selanjutnya ada “mappalette bola” yang merupakan tradisi turun-temurun yang sudah dijalankan oleh masyarakat suku Bugis. Nama tradisi ini juga digunakan sebagai istilah gotong royong yang dikenal oleh warga Sulawesi Selatan.
Dalam mappalette bola, orang-orang bekerja sama secara sukarela untuk mengangkat rumah beserta isinya untuk dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya, loh! Tidak heran, puluhan hingga ratusan orang dilibatkan pada kegiatan gotong royong ini.
15. Masohi
Unsplash/OCG Saving The Ocean
Kata “Masohi” bukan hanya menjadi nama kota di provinsi Maluku, tetapi juga sebuah istilah yang memiliki arti gotong royong. Pemberian nama kota Masohi ini dilatarbelakangi oleh kerusuhan di Maluku yang memberikan dampak buruk bagi kota tersebut.
Pada masa itu, para warga berkerja sama untuk membangun kembali kota Masohi. Sampai saat ini, masohi tetap dilakukan masyarakat di Maluku dengan tujuan untuk kepentingan banyak orang.
Nah, itu dia beberapa nama lain gotong royong di Indonesia dari berbagai daerah yang perlu Mama dan anak mama ketahui. Dengan mengenal sebutan gotong royong di daerah-daerah lain, anak juga bisa belajar keragaman budaya yang dimiliki Indonesia.
Dari lima belas nama di atas, Mama dan anak mama sudah pernah dengar yang mana saja, nih?