Sebagai negara yang terdiri dari banyak daerah dan suku, Indonesia memiliki beragam tradisi budaya atau adat yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Tradisi di Indonesia dapat dilihat dalam berbagai bentuk, mulai dari makanan, pakaian, tarian, musik, dan upacara. Setiap tradisi ini mempunyai nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan masyarakat.
Di wilayah timur Indonesia, tepatnya di pulau Papua, anak dapat menemukan banyak tradisi yang berkembang di sana, loh! Salah satunya adalah upacara adat atau ritual yang dilakukan pada momen-momen tertentu.
Ingin tahu apa saja ragam upacara adat di Papua yang masih dilakukan sampai saat ini? Yuk, mari simak informasi yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!
1. Upacara adat bakar batu
westpapuaupdate.com
Salah satu upacara adat Papua yang terkenal adalah upacara bakar batu. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur bagi masyarakat Papua dalam menyambut kabar bahagia, seperti kelahiran, penobatan kepala suku, dan pernikahan.
Dalam upacara bakar batu, para warga Papua dari anak-anak kecil hingga orang dewasa berkumpul bersama. Mereka menyiapkan berbagai bahan makanan, lalu memasaknya di atas batu-batu yang sudah dibakar. Setelah matang, mereka akan makan bersama.
Upacara bakar batu menjadi tradisi sederhana Papua yang menunjukkan adanya persamaan hak, keadilan, kekompakan, serta gotong royong di dalam keberagaman.
2. Upacara adat kematian suku Asmat
westpapuatabloid.org
Beberapa suku di Indonesia memiliki tradisi upacara kematian yang dilakukan dengan caranya masing-masing. Begitu pula dengan suku Asmat di Papua yang mempunyai upacara kematian yang dilaksanakan ketika orang dari suku Asmat meninggal dunia.
Tradisi yang dikenal dengan nama upacara adat kematian suku Asmat ini dilakukan dengan menghanyutkan orang yang sudah meninggal di atas perahu lesung dan dibekali dengan sagu, lalu dibiarkan mengalir ke laut hingga tubuhnya membusuk.
Upacara kematian suku Asmat dilakukan seperti itu karena mereka percaya bahwa kematian seseorang terjadi karena ada roh jahat yang mengganggunya, sehingga harus melakukan balas dendam kepada roh itu untuk korban yang telah meninggal.
Editors' Pick
3. Upacara adat tanam sasi
id.quora.com
Tidak hanya di suku Asmat, warga suku marind atau suku Marind-Anim di wilayah Merauke, Papua juga memiliki upacara kematiannya sendiri. Tradisi ini dikenal dengan nama upacara adat tanam sasi.
Sasi merupakan jenis kayu yang dalam tradisi ini dipakai sebagai simbol untuk menyatakan rasa sedih mereka terhadap orang yang meninggal. Kayu tersebut ditanam sekitar 40 hari setelah kematian seseorang. Pada hari yang ke-1000, kayu sasi itu baru akan dicabut.
Permukaan kayu sasi ini terdapat ukiran khusus yang diyakini mempunyai beberapa makna tertentu, seperti adanya kehadiran roh leluhur dan simbol kepercayaan terhadap makhluk hidup.
4. Upacara adat Wor
Youtube.com/cerita budaya bahasa
Berikutnya ada upacara adat Wor, yaitu salah satu tradisi dari suku Biak yang sudah dilakukan turun-temurun. Wor sendiri diartikan sebagai upacara adat yang berkaitan erat dengan kehidupan religius masyarakat suku Biak.
Upacara adat Wor dilaksanakan sebagai bentuk permohonan doa dan harapan dari warga suku Biak kepada Sang Pencipta agar senantiasa melindungi anak mereka mulai dari berada di dalam kandungan, lahir, tumbuh dewasa, hingga mati.
Bagi masyarakat suuku Biak, upacara adat yang satu ini menjadi tradisi wajib yang harus dilaksanakan oleh keluarga inti, biasanya melibatkan kerabat dari sisi suami maupun istri, untuk meminta perlindungan dari yang Maha Kuasa kepada anaknya.
5. Upacara adat Kiuturu Nandauw
Pexels/RODNAE Productions
Papua juga mempunyai upacara adat yang dilakukan khusus kepada anak-anak kecil hingga saat ini, salah satunya adalah upacara adat Kiuturu Nandauw. Upacara adat ini juga dikenal dengan nama upacara Kakarukrorbun.
Upacara Kiuturu Nandauw adalah upacara adat potong rambut pertama pada anak-anak yang sudah memasuki usia lima tahun.
Selama prosesi upacara berlangsung, para orangtua akan memotong rambut anaknya sendiri untuk yang pertama kalinya.
6. Upacara adat Ero Era Tu Ura
Freepik/evening_tao
Selain upacara Kiuturu Nandauw, ada upacara adat Papua lainnya yang dilakukan untuk anak-anak, yaitu upacara adat Ero Era Tu Ura.
Upacara adat yang satu ini merupakan upacara tindik telinga pada anak dengan usia tiga sampai lima tahun. Anak-anak yang ikut serta dalam tradisi ini akan duduk di sebuah tikar dan kedua telinganya ditindik dengan menggunakan alat khusus.
Pelaksanaan upacara Ero Era Tu Ura berdasarkan pada kepercayaan yang berkembang di masyarakat Papua, bahwa telinga merupakan alat pendengar yang harus dirawat baik. melakukan tindik telinga ini menjadi simbol yang diyakini menjadi cara untuk menjaga telinga.
Nah, itu dia beberapa macam upacara adat di Papua yang menjadi salah satu bentuk keberagaman yang ada di Indonesia.
Semoga informasi ini dapat menambah wawasan bagi anak ya, Ma!