Bullying, atau penindasan, seringkali dialami anak di lingkungan sekolah. Tentu kejadian ini tidak dapat disepelekan begitu saja. Anak yang menjadi korban bullying bisa mengalami trauma psikologis dan juga fisik, bahkan tak jarang yang kehilangan nyawa.
Bagaimana jika anak mengalami tindakan bullying, seperti yang terjadi pada putra seorang TikTokers bernama @indra_belajar1 baru-baru ini?
Dalam video yang diunggah ke akun Tiktoknya hari Selasa (19/9/2023) kemarin, Indra bertanya kepada sang Anak, mengapa sang Anak tidak bercerita bahwa ia ditonjok telingnya hingga menangis. "Aku takut sama Ayah," jawab sang Anak.
"Nggak apa-apa, bilang aja ke Mama," ujar Indra.
Banyak kasus bullying yang terjadi di masyarakat terlambat ditangani karena sang Korban takut melapor kepada orangtua atau orang dewasa di sekitarnya.
Editors' Pick
2. Alasan anak tidak berani melapor ke orangtua atau orang dewasa
Pexels/Mikhail Nilov
Ada berbagai penyebab mengapa anak korban bullying cenderung menyimpan rapat-rapat apa yang dialaminya dan tidak berani melapor ke orangtua atau orang dewasa di sekitarnya. Korban merasa bahwa dengan melapor ke orangtua atau orang dewasa di sekitarnya, ia merasa tidak berdaya mengatasi masalahnya sendiri. Selain itu, banyak pelaku yang justru bertindak semakin agresif tatkala mengetahui korban melaporkan tindakannya ke orangtuanya. Entah itu dengan menghina korban atau pun mengintervensi secara fisik.
Di sisi lain, banyak korban yang sudah pernah melaporkan tindakan bullying yang dialaminya kepada guru atau orang yang lebih tua, tetapi tidak mendapatkan tanggapan yang serius sehingga korban akhirnya berpendapat bahwa ia tidak perlu melapor ke orangtua karena tidak ada gunanya.
3. Tidak ada laporan dari pihak sekolah
Pexels/RODNAE Production
Kejadian bullying yang menimpa Gibran, putra Indra, diketahuinya setelah teman sang Anak bercerita kepadanya. Indra sangat menyayangkan hal ini karena ia maupun sang Istri tidak mendapatkan laporan dari pihak sekolah.
"Ya Allah, kagak ada. Demi Allah, kagak ada. Kalau ada, aku udah dari kapan tau dong (bertindak)," ujar sang Istri. "Baru tau banget ini nih."
"Gua denger ceritanya ngenes banget, lho. Ditonjokin belakangnya ampe merah, ditendangin. Baru masuk kelas ditendangin," kata Indra dengan suara bergetar. "Itu gurunya gimana ya?"
4. Apa yang harus dilakukan orangtua jika anak menjadi korban bullying?
Freepik/user15145147
Ilustrasi
Banyak orangtua yang tidak tahu jika anaknya menjadi korban bullying hingga akhirnya sang Anak mengalami luka-luka, perubahan perilaku, atau pun memergoki sendiri sang Anak sedang ditindas.
Hati orangtua mana yang tak hancur melihat anak yang dibesarkan dan dirawat dengan penuh kasih sayang, ternyata ditindas oleh orang lain.
Jika hal ini terjadi pada si Kecil, yang pertama-tama orangtua harus lakukan adalah mendengarkan dengan penuh perhatian seperti apa pengalaman tidak mengenakkan yang dialami anak. Simaklah apa yang menjadi kekhawatiran dan ketakutan mereka, tanpa memotong pembicaraan anak atau pun menghakimi.
Jangan memarahi anak, tapi buatlah anak percaya kalau orangtua adalah pihak yang melindunginya dan pihak yang aman untuknya bercerita
Setelah anak menceritakan pengalamannya, pastikan kepada anak bahwa perasaan mereka penting. Kemudian, tegaskan bahwa tindakan bullying yang menimpanya itu bukanlah salahnya. Melainkan tanggungjawab sang Pelaku itu sendiri.
Ajari anak bagaimana strategi menghadapi bullying. Misalnya dengan mengkomunikasikan perasaan kepada pelaku secara tegas, menjaga diri sendiri dengan aman, hingga bagaimana caranya meminta bantuan jika pelaku bullying beraksi.
5. Apa yang harus dilakukan orangtua terhadap pihak sekolah jika mengabaikan laporan bullying?
Pexels/Tim Gouw
Dengan berbagai alasan, ada pihak-pihak yang mungkin enggan menyelesaikan masalah bullying. Dalam berbagai kasus, kita tahu adanya kecenderungan pihak-pihak yang mengabaikan tindakan bullying dengan alasan, "Namanya juga becandaan anak-anak."
Jika anak mengalami tindakan bullying, segera temui pihak sekolah untuk membahas kasus yang menimpa anak. Pastikan membawa semua dokumentasi yang dapat memperkuat kasus ini. Tanyakan kepada pihak sekolah seperti apa kebijakan sekolah terkait tindakan bullying di lingkungan sekolah, beserta langkah-langkah konkret apa yang akan diambil oleh pihak sekolah.
Apabila pihak sekolah tidak memberikan dan mewujudkan langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan masalah bullying yang menimpa anak, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari badan pengawas pendidikan, konselor sekolah, atau organisasi-organisasi terkait hak anak dan bullying.
Jika situasinya tidak membaik, pertimbangkan apakah memindahkan anak Anda ke sekolah lain adalah pilihan terbaik.
Semoga tidak ada lagi kejadian bullying yang menimpa anak-anak kita, dan anak-anak kita senantiasa diberikan kekuatan dan perlindungan di mana pun ia berada ya, Ma. Semoga informasi ini bermanfaat.