Anak Suka Menyendiri atau Kesepian? Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua
Ia tampak selalu sibuk dengan kegiatannya sendiri, apakah ia merasa kesepian?
1 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tiap anak dilahirkan dengan karakteristiknya masing-masing. Ada anak yang sangat aktif dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Anak-anak tipe ini biasanya tak malu menyapa teman baru dan mudah bergaul dalam kelompok sosial.
Namun, ada pula anak yang lebih suka menghabiskan waktu sendirian. Ia sibuk membangun LEGO atau robotnya seorang diri, begitu pula dengan kegiatan lain yang dikerjakannya sendiri.
Lantas, muncul pertanyaan di benak Mama, "Apakah anakku memang suka menyendiri atau ia sebetulnya merasa kesepian?" Lalu, bagaimana cara menghadapi anak dengan sifat bawaan penyendiri ini? Berikut Popmama.com punya tipsnya, dilansir dari understood.org:
1. Mengetahui yang dirasakan anak
Sebetulnya, bukanlah hal yang buruk jika anak lebih suka menghabiskan waktunya sendiri mengerjakan sesuatu yang disukainya. Namun, orangtua perlu mengetahui apa yang sebetulnya dirasakan anak. Pertama, apakah ia benar-benar nyaman dengan kesendiriannya? Kedua, meskipun ia merasa nyaman, apakah ia perlu bersosialisasi lebih banyak dengan teman-teman sebayanya?
Apa yang dirasakan anak ini bisa digali melalui pertanyaan-pertanyaan seperti, "Bagaimana hari ini di sekolah?", "Hari ini Kakak makan siang dengan siapa? Ngobrolin apa dengan teman?", "Sedang ada proyek kerja kelompok apa di kelas? Kakak berkelompok dengan siapa? Kelompoknya asyik nggak?"
Dari pertanyaan-pertanyaan seperti ini, Mama bisa mengetahui kondisi anak. Apakah ia merasa kesepian atau tidak, dan juga apakah ia perlu belajar keterampilan sosial lebih dalam dengan orang lain.
Editors' Pick
2. Libatkan anak dalam kegiatan bersama teman lain
Mama bisa melibatkan anak dalam kegiatan yang mengharuskannya bekerjasama dengan orang lain. Contohnya, bermain basket atau main bowling. Diawali dari kegiatan yang melibatkan satu-dua orang teman terdekatnya, seperti main video games bersama. Secara perlahan, interaksi sosial yang dibangun akan semakin meluas dengan bertambahnya orang yang terlibat.