Anak Usia 6 Tahun Menelan Ikat Rambut, Orangtua Harus Waspada
Bukan hanya batita yang perlu diawasi, rasa ingin tahu anak yang lebih besar juga bisa membahayakan
24 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak punya rasa ingin tahu yang besar. Rasa ingin tahu ini mengantarkan mereka pada perbuatan-perbuatan yang seringkali tak terduga. Salah satu kejadian tak terduga yang kerapkali terjadi adalah anak menelan benda-benda asing yang tak seharusnya dimakan.
Seperti kejadian yang ditangani oleh dr. Ariani Dewi Widodo. Dalam postingan Instagram yang diunggah dr. Ariani hari Selasa, 22 Februari 2022 lalu menunjukkan foto endoskopi sebuah benda panjang menyerupai tali yang diambil dari usus. Kemudian baru diketahui bahwa benda tersebut adalah tali ikat rambut anak.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang harus dilakukan orangtua agar selalu waspada? Berikut ini Popmama.com merangkum informasinya:
Editors' Pick
1. Benda-benda yang rawan tertelan anak
Didorong rasa ingin tahu, anak iseng-iseng mencoba menjilat, mengunyah, bahkan menelan benda-benda di sekitarnya. Seperti pasien dr. Ariani yang adalah seorang anak laki-laki berusia 6 tahun ini. Pasien ini menelan ikat rambut milik adiknya, lengkap dengan bunga hiasan yang terbuat dari plastik.
Mungkin banyak orang yang tidak menduga ikat rambut yang ukurannya cukup besar menjadi biang keladinya. Tetapi anak-anak sering bermain-main dengan benda-benda yang tak terduga, yang justru bisa jadi sumber masalah serius.
Berikut ini beberapa benda-benda berbentuk menyerupai tali di sekitar anak yang rawan tertelan, yang kami rangkum dari pendapat dan pengalaman para orangtua:
- Drawstring jaket atau hoodie
- Tali untuk mengikat gorden
- Gelang
- Karet atau tali celana
- Kalung
- Rantai hiasan kecil (biasanya dipakai untuk strap masker)
- Tali masker
Benda-benda lain yang sering dimasukkan anak ke mulut, misalnya:
- Batu
- Pasir
- Baterai
- Manik-manik
- Anting-anting
- Mur dan baut
- Bagian-bagian kecil mainan
2. Bukan hanya batita, waspadai kejadian ini pada anak yang lebih besar
Selama ini mungkin para orangtua berpikir bahwa kejadian anak menelan benda-benda asing lebih sering terjadi pada bayi dan batita. Ya, memang banyak kejadian anak menelan benda-benda asing terjadi pada saat anak berada di fase oral.
Pada fase perkembangan area oromotor ini, bayi dan batita memusatkan stimulusnya pada area mulut dan bibir. Mereka cenderung senang memasukkan benda-benda apapun yang ada di sekitarnya ke dalam mulut, misalnya jarinya.
Tetapi bukan hanya batita, orangtua juga perlu mewaspadai tindakan memasukkan benda-benda apapun ke dalam mulut pada anak yang lebih besar. Seperti yang dilakukan oleh pasien dr. Ariani yang sudah berusia 6 tahun. Bisa jadi rasa penasaran anak terhadap bentuk, tekstur, dan rasa membuatnya ingin mengeksplorasi lebih jauh.