Bagaimana Caranya Menghadapi Anak yang Suka Memukul?
Memukul adalah cara anak melampiaskan emosinya. Sesekali sih wajar, tapi jangan jadi kebiasaan.
27 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tiap anak punya caranya sendiri dalam mengekspresikan perasaannya. Memukul adalah salah satu bentuk ekspresi yang muncul karena anak merasa kesal, marah, sedih bahkan malu.
Sesekali memukul adalah hal yang wajar sebagai cara anak melampiaskan emosinya. Tetapi jika hal ini menjadi kebiasaan, tentunya orangtua akan merasa frustrasi, malu dan marah. Banyak orangtua yang merasa tindakan agresif ini sebagai bentuk kegagalan mereka mendidik anak.
Bagaimana menghadapinya? Berikut tips dari Popmama.com menghadapi anak yang suka memukul, dilansir dari verywellfamily.com:
1. Ketahui alasan anak suka memukul
Ada beberapa alasan mengapa anak suka memukul, terutama memukul orangtuanya sendiri. Terkadang pukulan diluncurkan sebagai serangan ketika mereka merasa marah. Sebetulnya mereka tak tahu bagaimana cara mengatasi perasaannya sendiri yang dapat diterima orang lain.
Tindakan pemukulan oleh anak juga bisa didasari ketidakmampuan mereka mengendalikan impuls. Mereka memukul tanpa memikirkan konsekuensi atau cara lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya.
Memukul juga bisa digunakan sebagai alat manipulasi. Saat anak bersikeras mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka memaksa orang lain menuruti kemauannya. Mereka berharap dengan serangan pukulan, orangtua akan mengubah pikirannya.
Editors' Pick
2. Buat aturan di rumah tentang memukul
Sangat penting membuat dan menerapkan kedisiplinan dari rumah kita sendiri. Buat aturan rumah yang mencakup poin menghargai dan menghormati orang lain. Jelaskan bahwa memukul, menendang dan tindakan agresi fisik tidak diperbolehkan, bahkan di dalam rumah sendiri.
Jelaskan pada anak tentang aturan-aturan tersebut untuk memastikan mereka memahami konsekuensinya jika melanggar. Alih-alih mengatakan, "Jangan memukul," sebaiknya katakan kalimat positif seperti, "Cobalah bicarakan baik-baik keinginan Kakak dan tidak perlu memukul Mama karena itu rasanya sangat sakit lho."
3. Ajari anak mengendalikan sikap
Tidak cukup hanya memberi tahu anak, "Jangan memukul." Ajarkan juga ketrampilan mengelola amarah. Misalnya dengan menarik napas dalam-dalam, berjalan-jalan mengelilingi rumah, masuk ke kamar sejenak, membaca buku dan lain-lain, ketika ia merasa marah.
Ajari anak tentang label emosi sehingga mereka bisa mengungkapkan dengan tepat apa yang dirasakannya lewat kata-kata, bukannya pukulan. Diskusikan dengannya tentang perasaannya dan bantu anak menemukan strategi untuk meredam emosinya.
4. Hindari hukuman yang kontras
Bila anak suka memukul dan orangtua menggunakan tamparan sebagai hukuman, anak Anda akan merasa bingung: "Kenapa aku tidak boleh memukul, sedangkan orangtuaku sendiri melakukannya?" Ingat, Ma, anak belajar lebih banyak tentang perilaku dari apa yang mereka lihat di lingkungan terkecilnya.
Jika setelah menerapkan tips-tips di atas dan perilaku anak tidak menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik, carilah bantuan profesional. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan rujukan ke ahli yang tepat untuk mengatasi masalah ini.
Pada beberapa kasus, anak yang suka memukul membawa bawaan gangguan seperti ADHD atau oppositional defiant disorder. Anak dengan masalah kognitif atau keterlambatan perkembangan juga punya kecenderungan suka memukul karena mereka mengalami kesulitan menggunakan kata-kata atau mengelola impuls diri.
Baca juga:
- Ma, Yuk Ajarkan Anak Mengatasi Emosinya Lewat Cara Ini
- Ma, Mengajarkan Anak Tentang Label Emosi Itu Penting
- 5 Cara Membesarkan Anak Lelaki Agar Mereka Memiliki Kecerdasan Emosi