Awas! Memberikan Makanan Sebagai Hadiah Bisa Berdampak Buruk
Kebiasaan ini menyebabkan anak-anak mengalami gangguan pola makan. Bahaya banget, Ma
25 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, memberikan penghargaan atas apa yang dilakukan anak adalah hal yang wajar dilakukan. Apalagi jika hal tersebut berhasil memotivasi anak untuk mengubah kebiasaan buruknya, atau melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tak mau lakukan.
Alih-alih barang atau aktivitas seperti pergi ke taman bermain, sebagian orangtua memilih memberikan makanan sebagai bentuk penghargaan. Menjanjikan ke anak akan mengajaknya ke gerai makanan cepat saji jika ia mau membantu Mama membersihkan kamar, sesekali tidak apa-apa. Tetapi jika hal ini sering dilakukan, bahkan menjadi bentuk penghargaan utama yang diberlakukan di rumah, dampaknya buruk lho, Ma.
Makanan Seharusnya Tidak Dijadikan Hadiah
Salah satu sahabatPopmama.com mengatakan bahwa makanan menjadi hadiah yang termurah dan termudah yang bisa diberikan pada anak. Selain itu, makanan bukanlah benda mewah sehingga sang Anak tidak akan terlalu terikat dengannya. Tetapi, anggapan ini salah.
Ketika orangtua membiasakan memberi hadiah berupa makanan pada anak, tanpa disadari kita mengajari mereka bahwa makanan adalah sesuatu yang harus didapatkan. Padahal, makanan seharusnya tidak diperoleh sebagai bentuk timbal-balik yang sifatnya transaksional. Manusia perlu makan untuk bertahan hidup. Tidak boleh ada ikatan apapun yang melekat padanya selain untuk tujuan tersebut.
Editors' Pick
Dapat Mengubah Relasi Anak Terhadap Makanan
Dilansir dari usnews.com, Anna Lutz, seorang ahli diet dan spesialis gangguan makan di North Carolina, mengungkapkan, "Menggunakan makanan sebagai hadiah dapat mengubah kemampuan alami anak makan secara intuitif."
Menggunakan makanan sebagai hadiah berpotensi mengganggu kemampuan anak untuk mengenali sinyal rasa lapar dan kenyang secara biologis. Bagi anak yang dibesarkan dengan konsep makanan sebagai respons terhadap rasa lapar pada waktu makan tertentu, memberikan cokelat sebagai hadiah agar ia mau tidur siang, dapat mengubah cara pandang dan relasi anak dengan makanan.