Bicara tentang kesehatan anak, tak bisa dilepaskan dari permasalahan kekuatan tulang anak. Menyoal kesehatan tulang, orangtua biasanya berfokus pada pertumbuhan tinggi badan anak. Tetapi ada hal yang tak boleh dilupakan yaitu soal kekuatannya.
Membangun kekuatan tulang sangat penting disadari sejak diri selagi mereka masih bertumbuh. Terutama untuk mencegah osteoporosis di kemudian hari.
Pernah mendengar istilah tulang lemah? Apa artinya? Bagaimana gejalanya? Dan benarkah ini akan membuat anak osteoporosis dini? Yuk, kita cek faktanya!
Mengapa Kesehatan Tulang Penting Diperhatikan Sejak Dini?
drtaylorwallace.com
Tulang yang kuat akan mendukung pergerakan tubuh seseorang. Lebih dari itu, tulang yang kuat akan melindungi organ-organ tubuh yang vital, seperti hati, paru-paru bahkan otak dari cedera. Dilansir dari verywellfamily.com, tulang manusia juga menyimpan cadangan vitamin dan mineral.
Di masa pertumbuhan, tulang anak terus bertumbuh dan memperbarui diri. Tulang memiliki sel-sel yang hidup dan mengalir dengan cairan tubuh. Dengan diet dan olahraga yang baik, kualitas tulang dapat terjaga.
Editors' Pick
Masa Remaja, Masa Vital Pertumbuhan Tulang Seseorang
Pixabay/minibaby
Banyak orang percaya, saat remaja mencapai puncak pertumbuhannya, mereka pun akan berhenti bertumbuh. Namun, faktanya adalah usia remaja akhir adalah saat yang vital untuk tulang bertumbuh, walaupun mereka sudah mencapai tinggi badan maksimalnya.
Sebuah studi yang dipublikasikan di JAMA Pediatrics menemukan bahwa periode keemasan pertumbuhan tulang remaja perempuan berada pada usia 10-14 tahun dan remaja laki-laki pada usia 12-16 tahun. Pada fase ini, 36 persen tulang manusia terbentuk dan sangat dipengaruhi oleh aktivitas fisik.
Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Tulang
Freepik
Tulang manusia terus mengalami perubahan, terutama pada anak dan remaja. Faktanya, jika tulang baru bertumbuh, tulang yang lama akan 'pensiun'. Proses ini dipengaruhi beberapa hal, antara lain:
Aktivitas fisik
Anak dan remaja yang kurang aktif secara fisik berisiko tinggi mengalami osteoporosis di kemudian hari.
Asupan kalsium
Orang dengan diet yang mengakibatkan asupan kalsiumnya kurang, akan berpengaruh pada kepadatan tulangnya. Inilah yang turut meningkatkan risiko patah tulang dan pengeroposan
Ras dan gender
Perempuan Asia dan kulit putih berisiko osteoporosis lebih tinggi. Selain itu, jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis sebelumnya, kondisi ini bisa jadi menurun pada anak-cucunya.
Gangguan makan
Anak dan remaja yang mengidap gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia, berisiko mengalami pengeroposan tulang. Penyakit seperti Chron's dan celiac juga dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menyerap kalsium.
Aktivitas Fisik Berperan Penting Mendukung Pertumbuhan Tulang
Pixabay/tibbs_2009
Apakah anak remaja Mama lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain gadget? Popmama.com memahami bahwa anak dan remaja masa kini tak bisa dilepaskan dari keterikatan terhadap teknologi. Tetapi, sebaiknya para orangtua mulai mendorong anak-anaknya untuk banyak beraktivitas fisik karena kurang aktif akan membuat tulang menjadi lebih lemah.
Jika tulang lemah, anak dan remaja tak dapat menghadapi aktivitas fisik yang cukup berat, seperti berlari, melompat atau melakukan olahraga seperti bermain sepak bola, basket serta voli.
Meningkatkan aktivitas fisik anak dan remaja tak perlu kegiatan yang berat kok, Ma. Tak harus pula kegiatan yang terstruktur dan terorganisasi seperti olahraga. Jalan-jalan di sekitar rumah, menari, mengajak anjing lari pagi atau lompat tali pun dapat berdampak positif terhadap kesehatan tulang.
Mengembangkan kebiasaan sehat, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi dan beraktivitas fisik akan sangat membantu membentuk kesehatan tulang anak. Cara terbaik untuk mendorong kebiasaan sehat ini adalah dengan menjadi contoh yang baik. Ingat, anak-anak Anda memperhatikan orangtuanya dengan cermat. Kebiasaan Anda, baik atau pun buruk, memiliki dampak kuat pada perilaku mereka.
Semoga informasi ini mencerahkan dan menginspirasi ya, Ma!