5 Hal yang Wajib Mama Tahu, Perbedaan Hadiah dan 'Menyuap' Anak
Memberi barang agar anak mau menuruti perintah mama, dikategorikan apa ya?
31 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai orangtua, ada banyak hal yang harus dipelajari dalam proses mendidik dan membesarkan anak. Termasuk cara kita memperlakukan sebuah barang, sebagai hadiah kah atau sebagai alat untuk 'menyuap' anak agar mau menuruti perintah?
Selama ini, agar anak mau menuruti kemauannya kerapkali orangtua membujuk anak dengan iming-iming hadiah atau bisa diartikan dengan 'menyuap' atau bribe. Padahal, memberi hadiah dan suap adalah dua hal yang akan memberi kesan berbeda pada anak.
Agar tak salah mengartikannya, berikut Popmama.com merangkum ini lima perbedaan memberi hadiah sebagai penghargaan dan suap kepada anak, dilansir dari alphamom.com.
1. Hadiah vs suap, dilihat dari tujuan pemberiannya
Terlepas dari apapun bentuknya, hadiah merupakan sebuah bentuk penghargaan terhadap pencapaian anak, misalnya saat ia naik kelas dengan nilai yang bagus. Namun, jika hadiah yang sama diberikan untuk iming-iming agar anak mau belajar, maka hal ini dikategorikan sebagai suap.
Editors' Pick
2. Hadiah merupakan kejutan, sedangkan suap direncanakan
Ada perbedaan yang mendasar antara hadiah dan suap, yaitu kesan yang diterima anak atas hadiah tersebut. Jika Mama memberi barang anak dengan kejutan, misalnya saat pulang sekolah dan kemudian mengajaknya untuk membeli mainan, hal ini bisa dibilang hadiah. Namun, jika anak rewel dan kemudian Mama memberi barang agar anak diam, maka itu disebut dengan suap.
3. Hadiah vs suap, dilihat dari perasaan orangtua saat memberinya
Membedakan apakah pemberian tergolong hadiah atau suap, bisa dilihat dari sudut pandang orangtua yang membelikannya. Jika barang itu diberikan dengan perasaan senang dan bahagia, maka bisa disebut dengan hadiah. Tetapi jika Mama merasa jengkel dan diliputi rasa terpaksa, hal ini bisa dibilang merupakan pemberian suap.
4. Hadiah vs suap, dilihat dari dampak psikologis penerimanya
Hadiah bukan negosiasi. Mama sebagai orangtua dapat menentukan kapan saja waktu terbaik untuk memberikan hadiah kepada anak. Hadiah akan menimbulkan rasa bangga pada anak.
Sebaliknya, jika anak mau melakukan sesuatu karena syarat atau agar mau menuruti perintah orangtuanya, maka itu adalah suap. Bisa dibilang, suap menjadikan anak berkuasa untuk menentukan kapan ia akan mendapatkan hadiah.
5. Hadiah vs Suap, dilihat dari sifat pemberiannya
Jika Mama terbiasa mendidik anak dengan suap, maka kemungkinan ini akan terus-menerus terjadi dan sulit untuk dihentikan. Cara ini tentunya tidak mendidik ya, Ma. Saat anak sudah memahami pola ini, mereka akan cenderung memberontak dan mau dikendalikan jika ada iming-imingnya.
Sebaliknya, hadiah merupakan reward. Meski anak tidak mengetahui ia akan mendapatkan penghargaan atas apa yang dilakukannya, ia tetap mau melakukan hal-hal baik secara sukarela dan tanpa memikirkan reward yang akan didapatkannya.
Pemberian hadiah jika dilakukan dengan tepat akan menjadi motivasi bagi anak untuk terus melakukan hal-hal yang baik. Jadi, jangan sampai sebuah barang yang diberikan pada anak, mengubah watak dan perilakunya.
Baca Juga:
- Ini Cara Jitu Mengatasi Anak yang Selalu Menjawab Balik Saat Ditegur
- 6 Alasan Mengapa Mama Penting Menjawab "Tidak" Pada Si Kecil
- Lakukan Ini Saat Anak Berteriak, “Aku Membencimu, Mama!”