Jika Anak Jadi Korban Bullying Guru, Apa yang Harus Dilakukan?
Orangtua harus bertindak, tapi keputusan ini harus diketahui sang Anak
27 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bullying merupakan kasus yang lekat sekali dengan kehidupan di lingkungan sekolah. Sebagian besar kasus bullying di lingkungan sekolah menyoal hubungan sesama murid. Tetapi, tak jarang pula kasus bullying terjadi antara guru kepada muridnya.
Seperti kisah tragis yang terjadi di Washington, Amerika Serikat. Dilansir dari Daily News, seorang murid berusia 12 tahun bernama Stephanie Almonte ditemukan gantung diri di atas tempat tidurnya karena mengalami depresi. Penyebabnya adalah sang Guru bernama Nina Gribertz yang kerapkali menjadikan Stephanie sebagai sasaran bullying. Nina sering menghukum Stephanie tanpa alasan jelas, memberi nilai buruk hingga mempermalukannya di depan teman-teman sekelasnya.
Meski tak seekstrem kasus Stephanie dan Nina, tetapi anak kita bisa saja menjadi korban bullying dari guru. Alih-alih mendisiplinkan, kuasa guru digunakan untuk memanipulasi dan mengolok-olok siswa yang menjadi targetnya. Jika hal ini terjadi, berikut 5 hal yang bisa dilakukan Sahabat Popmama.com untuk menindaklanjuti tindakan bullying guru terhadap murid, seperti yang kami rangkum dari verywellfamily.com:
1. Dokumentasikan semua barang bukti
Rekam semua kejadian yang terjadi, mulai dari tanggal, jam kejadian, saksi mata, tindakan dan konsekuensinya. Misalnya, jika guru memarahi anak di depan kelas, pastikan menulis tanggal, waktu, apa yang dikatakan dan siapa saja yang melihat kejadian tersebut. Jika ada siswa lain yang menjadi korban, pastikan informasi tersebut tercantum juga.
Bila ada kekerasan fisik yang terjadi, bullying di dunia maya atau pelecehan, segera laporkan ke polisi. Tindakan bullying yang seperti ini dapat digolongkan sebagai tindakan kejahatan.
2. Bicarakan segala keputusan dengan anak Anda
Menemui guru atau kepala sekolah tanpa memberi tahu anak sebelumnya bukanlah ide bagus. Keputusan ini justru akan mempermalukan anak jika mereka mengetahuinya setelah orangtua datang ke sekolah. Selain itu, anak juga perlu disiapkan secara emosional jika hasil pertemuan tidak sesuai harapan dan adanya kemungkinan penyangkalan dari sang Guru.