Bisa Kanker, Waspada! Jika Anak Kehilangan Berat Badan Terus-menerus
Penurunan berat badan yang terjadi signifikan, bisa jadi sinyal adanya penyakit dalam tubuh si Anak
26 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa pertumbuhannya, adalah hal yang biasa jika anak mengalami kenaikan berat badan. Bahkan ada standar tertentu yang ditetapkan mengenai berat badan ideal seorang anak sesuai usianya.
Namun, pada perkembangannya, semakin aktif anak bergerak, biasanya berat badannya pun ikut berpengaruh. Oleh karena itu, wajar jika saat bayi gemuk menggemaskan, seiring bertambahnya usia badannya semakin langsing. Namun, jika penurunan berat badan terjadi secara terus-menerus, perlukah Mama waspada?
Editors' Pick
Pentingnya Mengenali Perubahan Kondisi Anak
Saat anak mengalami penurunan berat badan, penting bagi orangtua untuk memperhatikan kebiasaan dan rutinitas kesehariannya. Selain itu tak lupa untuk mencari dan mengamati perubahan sekecil apapun yang terjadi. Misalnya saja seperti sariawan, gigi tanggal, atau jika ada keluhan nyeri yang dialami oleh anak.
Meski gejala-gejala di atas lebih mirip dengan sakit biasa atau bagian dari pertumbuhan, perubahan ini tak bisa disepelekan begitu saja. Apalagi saat anak telah kehilangan lebih dari 5 persen berat tubuhnya dalam kurun waktu kurang dari enam bulan.
Selain perubahan kecil yang dialami anak, ada beberapa gejala yang biasanya menyertai penurunan berat badan pada anak. Dilansir dari healthline.com, gejala yang muncul ini dapat disebabkan oleh penyakit atau masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti demam, muntah, diare, batuk, sakit tenggorokan, buang air kecil berkurang dan mudah lelah.
Faktor Penyebab Anak Kehilangan Berat Badan Terus-menerus
Menurut sumber dari livestrong.com, ada banyak hal yang dapat menyebabkan anak mengalami penurunan berat badan secara terus-menerus. Di antara penyakit yang perlu diwaspadai adalah:
- Masalah tiroid. Gangguan pada kelenjar tiroid bisa memengaruhi berat badan. Kelenjar yang superaktif (hipertiroid) menyebabkan berat badan cenderung turun, sementara kelenjar yang kurang aktif (hipotiroid) menyebabkan berat badan cenderung naik.
- Penyakit kardiovaskular. Gangguan pada jantung bisa memengaruhi berat badan. Anak dengan kondisi jantung tertentu, akan sulit menambah berat badannya.
- Mengalami infeksi atau perubahan dalam proses pengobatan. Infeksi di dalam tubuh, misalnya infeksi lambung, usus, atau yang lain, bisa menyebabkan berat badan turun. Masalahnya, penyakit ini sudah pasti akan mengurangi nafsu makan anak.
- Sariawan dan sakit gigi. Sudah pasti kondisi rongga mulut yang tidak kondusif menyebabkan proses makan anak menjadi terganggu. Akibatnya, berat badan bisa turun.
- Masalah metabolisme tubuh. Ada anak yang berbakat kurus karena masalah metabolisme yang terlalu aktif. Jadi, makanan yang dikonsumsi langsung menjadi energi tidak disimpan menjadi lemak sehingga tubuh selalu kurus.
- Kehilangan napsu makan akibat masalah perilaku atau depresi. Pikiran bisa menyebabkan nafsu makan berubah. Depresi bisa mengakibatkan kehilangan nafsu makan dan akibatnya berat badan menjadi turun.
- Selain itu, kehilangan berat badan secara terus-menerus bisa jadi merupakan indikasi adanya kanker dalam tubuh anak. Menurut National Cancer Institute, dua anak dari setiap 10.000 anak di AS didiagnosis menderita kanker setiap tahun. Di antaranya adalah neuroblastoma dan leukemia. Anak-anak dengan kanker dapat menunjukkan gejala-gejala yang meliputi penurunan berat badan yang terus menerus dan tidak dapat dijelaskan, benjolan yang berkembang, sakit kepala, muntah dan perubahan mata atau penglihatan.