Pentingnya Mengajarkan Anak Menyebut Nama Alat Kelamin dengan Benar
No more 'boo-boo', 'wee-wee' atau pun sebutan lucu-lucu lainnya
27 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belakangan ini, dunia parenting terus menggencarkan pentingnya edukasi seksual pada anak-anak. Edukasi seksual bukan berarti mengajarkan pada anak cara berhubungan seksual di usia dini, melainkan meningkatkan pengetahuan seputar perawatan dan fungsi organ seksual, hak terhadap otoritas tubuh masing-masing orang hingga konsekuensi.
Bicara soal edukasi seksual sejak dini, orangtua di Indonesia masih banyak yang enggan membicarakannya dengan anak-anak mereka. Budaya ketimuran yang dijunjung, membuat orangtua canggung menyinggung soal seks secara terbuka dengan anak-anak mereka. Bahkan untuk urusan penyebutan nama kelamin. Alih-alih menyebut 'vagina' dan 'penis', orangtua lebih nyaman menyebutnya dengan memberikan nama lain yang bertujuan untuk menyamarkan agar tidak terdengar vulgar.
Tetapi, tahukah Mama, para penggiat edukasi seksual anak-anak terus mendorong para orangtua agar menggunakan istilah yang benar untuk alat kelamin anak, antara lain adalah: vagina, penis, payudara, pantat, vulva, dan testikel.
Mengapa? Berikut Popmama.com merangkum 5 alasan penting mengapa orangtua harus mengajarkan istilah alat kelamin yang benar pada anak, dilansir dari Huffington Post:
1. Mengajarkan anak istilah yang akurat
Jika seorang anak disentuh di area pribadinya dan ia merasa dilecehkan, ia bisa memberitahu orang dewasa yang dipercayainya dengan lebih akurat. Misalnya, "Si X menyentuh vagina saya." Bila kasus tersebut akhirnya dibawa ke ranah hukum, pernyataan anak yang akurat ini dapat memberatkan tersangka.
Editors' Pick
2. Menghindari bias istilah
Bisa jadi, tiap keluarga memberi nama alat kelamin yang berbeda-beda sehingga ketika terjadi pelecehan pada anak dan ia melaporkannya pada orang dewasa lain, tak semua peka terhadap maksud anak. Misalnya, "Si Y menyentuh boo-boo saya." Apa itu 'boo-boo'? Apakah kepala, rambut ataukah penis yang dimaksud oleh anak? Jika anak mengatakan, "Si Y menyentuh penis saya!" maka aduan anak akan ditanggapi responsif dan serius oleh orang dewasa di sekitarnya.