Ma, Mengajarkan Anak Tentang Label Emosi Itu Penting
Dengan mengajarkan anak kosakata yang kaya tentang emosi, anak bisa mengelola emosi dengan baik
18 Maret 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai manusia, anak pun punya perasaan dan emosi yang kompleks layaknya orang dewasa. Mereka bisa merasa frustrasi, bersemangat, grogi, sedih, cemburu, takut, khawatir, marah dan juga malu.
Meskipun begitu, anak-anak belum memiliki kosa kata yang kaya untuk mengungkapkan secara gamblang apa yang dirasakannya. Tak jarang, karena begitu campur aduknya perasaan yang dirasakannya, anak mengungkapkannya hanya dengan dua ekspresi, marah dan menangis.
Editors' Pick
Mengapa Penting Mengajarkan Label Emosi Pada Anak?
Orangtua umumnya berusaha menyederhanakan perasaan dengan sebutan mendasar, misalnya "marah", "sedih", "bahagia". Hal ini tidak salah kok, Ma. Tetapi semakin bertambahnya usia anak, kita bisa mengajarkan variasi emosi lewat kata-kata deskriptif yang beragam. Mengapa hal ini penting?
Dengan memiliki kosa kata yang kaya terhadap emosi, seseorang dapat mengelola keadaan emosi negatifnya dengan tepat. Anak belajar mengidentifikasi rasa tidak nyamannya sehingga orang dewasa bisa memahami dan membantunya keluar dari perasaan merisaukan itu.
Pengaruh Label Emosi dari Sudut Pandang Sains
Bukan hanya berefek secara psikologis, tetapi label emosi ini juga terbukti secara sains. Profesor Matthew Lieberman, penulis Social: Why Our Brains Are Wired to Connect menemukan bahwa aktivitas pada amygdala otak dan wilayah otak lain terkait kewaspadaan dan diskriminasi dapat teredam jika seseorang menemukan ungkapan yang tepat terhadap emosi yang dirasakannya.
Dengan menemukan label emosi yang tepat, aktivitas yang terjadi di otak dapat terkontrol. Ini memperlambat reaksi sistem limbic (emotional seat). Mengidentifikasi apa yang dirasakan merupakan salah satu bagian pembelajaran anak tentang sosial-emosionalnya.