Sering Berantem saat Kecil, Apakah Anak Bisa Rukun dengan Saudaranya?
Hampir tiap hari seperti perang dunia, apakah nantinya bisa rukun di masa dewasa?
16 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bisa dibilang, punya saudara itu seperti love-hate relationship. Saudara adalah sahabat pertama, sekaligus juga musuh pertama yang kita miliki. Sehari tanpanya rasanya sepi, tapi kalau bertemu tiap hari, berisik dan ributnya setengah mati. Mungkin kejadian-kejadian ini semakin sering terjadi tatkala anak-anak kita sekarang sedang menjalani karantina di rumah saja selama beberapa minggu.
Duh, kalau ribut dan bertengkar terus, bagaimana nanti saat dewasa ya? Apakah mereka bakal terus bermusuhan seperti ini?
Seiring bertambahnya usia, anak-anak akan melalui siklus persahabatan dan persaingan. Saat ini mungkin rumah Mama terasa tak pernah sepi karena antara sang Adik dengan sang Kakak selalu timbul pertengkaran.
Tapi terlepas dari apakah hubungan mereka saat ini adalah sahabat yang tak terpisahkan atau musuh bebuyutan, perubahan besar pada dinamika hubungan saudara kandung akan berubah ketika mereka tumbuh dewasa. Simak ulasan Popmama.com berikut ini!
Fase Keributan di Masa Kecil
Ketika sang Kakak tumbuh remaja, ia menginginkan kemandirian. Teman-teman, hobi dan waktunya sendiri, bahkan ingin memiliki orangtuanya sendiri. Terkadang, mereka merasa bahwa sang Adik menghalangi keinginan tersebut. Sebaliknya, sang Adik pun ingin menjadi seperti sang Kakak yang menurutnya lebih 'keren', sementara mereka berdua sebetulnya sama-sama menginginkan perhatian lebih dari orangtua dan orang dewasa di sekitarnya.
Baik sang Kakak maupun sang Adik yang tumbuh dengan jarak usia yang dekat, mereka seolah terjebak dalam pertempuran terus-menerus untuk mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Hal ini terwujud dalam berbagai cara, mulai dari berdebat siapa yang duduk di kursi mobil sebelah mana, hingga berebut remote televisi.
Tetapi jangan salah, Ma, persaingan ini ternyata juga memunculkan motivasi dalam diri masing-masing anak. Contohnya, jika sang Adik ternyata lebih cepat bisa berenang, sang Kakak akan termotivasi untuk belajar caranya bisa berenang sebaik sang Adik, walaupun semua ini dilakukan dalam upaya mengalihkan perhatian orangtua dari adiknya.
Editors' Pick
Kesenjangan Usia Semakin Menyempit Saat Semakin Dewasa
Di masa kecil, sang Kakak mungkin merasa risih jika sang Adik ingin terus bersamanya dan meniru semua yang dilakukannya. Tetapi, seiring bertambahnya usia, Mama akan mendapati bahwa lama-kelamaan mereka bisa menyesuaikan diri. Jarak usia boleh memang jauh, akan tetapi kesenjangannya semakin sempit. Terkadang, kesenjangan usia antar saudara kandung terasa lebih besar karena lingkungan sekitar menekankannya sepanjang masa kanak-kanak. "Itu Kakak, kamu harus menghormatinya," dan "Itu Adik, Kakak harus menjaga dan melindunginya."
Seiring bertambahnya usia, faktor sosial akan menumbuhkan ikatan baru atas kesamaan yang telah mereka bagi selama bertahun-tahun. Jadi, jangan heran jika 'musuh bebuyutan' di masa kecil, justru jadi teman berbagi yang menyenangkan di masa remaja. Antar saudara tak lagi canggung berbagi tentang musik dan film favorit, bahkan meminta saran satu sama lain.