8 Tips Pumping ASI untuk Pekerja Kantoran

group-image

Menjalankan profesi wanita karir sekaligus sebagai seorang ibu yang memiliki anak, tentunya membuat kamu harus pintar-pintar membagi waktu. Apalagi, jika si buah hati masih membutuhkan asupan ASI yang cukup. Mau tak-mau, kamu harus ekstra pintar membagi tanggung jawab keduanya agar tak saling mengganggu.

Salah satu masalah yang kerap dialami ibu yang bekerja dan masih menyusui bayi, yaitu persoalan pumping atau memompa ASI. Selain pembagian waktu, keterbatasan fasilitas kerap menjadi persoalan tersendiri.

Nah, untuk kamu yang mungkin mengalami permasalahan serupa, berikut ini tips pumping ASI untuk pekerja kantoran yang bisa kamu ikuti.

1. Beritahu atasan, agar tak terjadi kesalahpahaman

Setiap atasan, pastinya ingin pekerjaan para karyawannya selesai tepat waktu sesuai target. Namun, ternyata banyak yang beranggapan salah jika aktivitas pumping ASI membutuhkan waktu yang lama dan dapat mengganggu pekerjaanmu.

Nah, untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman, ada baiknya kamu meluruskan hal tersebut. Selain itu, dengan adanya izin dari atasan, kamu bisa membagi jadwal pumping ASI dengan lebih leluasa tanpa mengganggu waktu bekerja.

2. Cari ruangan yang aman dan nyaman

Memompa ASI umumnya dilakukan kurang lebih hanya selama 20-30 menit saja. Hal itu tentunya tergantung dengan kapasitas susu setiap ibu. Persoalan yang kerap menjadi polemik, yaitu bukan berapa lamanya waktu yang kamu. Namun, lebih kepada tempat di mana kamu bisa merasa nyaman dan aman melakukannya.

Untuk beberapa kantor yang sudah aware dengan kondisi ini, mungkin telah memiliki ruangan khusus breastfeeding sendiri sehingga kamu pun akan lebih merasa aman dan nyaman untuk melakukan pumping di sana. Lantas, bagaimana jika kantor kamu tak memiliki ruangan tersebut?

Jika kondisinya seperti ini, kamu bisa menggunakan ruang rapat yang sedang tidak terpakai ataupun ruang serbaguna yang sedang dalam kondisi kosong. Pastikan pula ruangan tersebut dapat terkunci dan memiliki ruang tertutup. Hal yang terpenting, ruangan tersebut harus membuat kamu merasa aman dan nyaman.

3. Kenakan baju yang mendukung

Mungkin sekilas hal ini bukan sebuah masalah besar, namun tetap saja merepotkan. Akan sedikit menyusahkan jika pakaian yang kamu kenakan kurang mendukung proses pumping ASI di kantor.

Untuk mempermudah, pilihlah baju dengan kancing depan dan BH khusus untuk menyusui agar lebih mudah dibuka.

4. Jika memungkinkan, gunakan pompa ASI elektrik

Untuk urusan ini, pastinya kamu tak boleh asal pilih. Hindari pompa ASI yang murah, karena kualitasnya tentu kurang terjamin. Jika memungkinkan, kamu bisa membeli jenis pompa ASI elektrik.

Selain mampu memompa kedua payudara di saat bersamaan, jenis pompa elektrik dinilai lebih efisien karena kamu dapat sambil bekerja seperti biasa, tanpa harus memompanya secara manual.

5. Buat jadwal pumping

Persoalan dalam membagi waktu sebenarnya bisa kamu atasi. Asalkan, kamu sudah membuat jadwal terlebih dahulu. Nah, pastikan jadwal tersebut sudah mendapat persetujuan dari atasan.

Mungkin banyak di antara kamu yang bertanya, mengapa sih harus membuat jadwal pumping? Tentu saja hal ini agar produksi ASI tidak terhambat. Selain itu, apabila ASI tak dikeluarkan pada jamnya, kemungkinan akan terjadi mastitis atau pembengkakan payudara akibat ASI terlalu penuh.

Waktu terbaik untuk melakukan pumping ASI, yaitu 3 jam sekali. Namun, patokan tersebut tak sepenuhnya bisa dijadikan acuan. Hal itu kembali lagi pada produksi ASI masing-masing setiap ibu. Mungkin ada yang memerlukan waktu lebih lama sehingga satu hari bisa hanya 2 kali pumping saja. Namun, ada pula yang sampai harus melakukan pumping setiap 2 jam sekali.

6. Pastikan perlengkapan tempat menyimpan ASI memadai

Selain persoalan jadwal, hal lain yang tak kalah penting yang harus dipersiapkan untuk pumping ASI di kantor yaitu tempat penyimpanan yang memadai. Selain kuantitas dan kualitas botol, tersedianya cooler box dan membawa cooler bag sendiri juga menjadi kewajiban yang harus dipersiapkan.

Di beberapa kantor yang sudah peduli akan kebutuhan tersebut, umumnya memiliki cooler box sendiri khusus ASI secara terpisah. Untuk itu, pastikan terlebih dahulu kulkas di kantor kamu apakah memiliki kulkas khusus yang digunakan untuk menyimpan ASI.

Jika tidak, maka kamu dapat memanfaatkan bagian freezer dan taruh di bagian paling dalam untuk menyimpannya. Bagian tersebut dinilai memiliki temperatur lebih stabil.

Untuk kulkas mini atau showcase sebenarnya kurang dianjurkan. Karena jenis kulkas ini memang didesain untuk sekedar mendinginkan makanan dan minuman saja. Selain itu, kulkas jenis ini juga didesain agar lebih mudah dibuka-tutup.

Seringnya kulkas dibuka-tutup dalam rentan waktu yang cukup sering, pasti dapat membuat suhu udara ruang masuk ke dalam kulkas dan mengganggu stabilitas suhu di dalam kulkas.

Pastikan juga kamu telah menandai setiap botol atau tempat ASI sesuai dengan waktu kamu melakukan pumping. Tanda tersebut bertujuan untuk mengetahui berapa lama ASI yang sudah diperah sehingga kamu dapat mempertimbangkan kesegarannya.

Nah, keberadaan cooler bag juga tak boleh dilupakan. Selain untuk menjaga kualitas ASI, cooler bag juga akan mempermudah kamu membawa pulang ASI-ASI tersebut sehingga sesampainya di rumah ASI dapat tetap segar.

Jika kamu merasa segan menaruh ASI di dalam kulkas kantor atau mungkin kondisi kulkas kantor yang sudah sesak, maka kamu dapat menggunakan strong cooler bag. Cooler bag jenis ini memiliki keunggulan lebih lama dalam mempertahankan suhu dingin hingga berjam-jam.

7. Cukupi kebutuhan cairan dan asupan agar kualitas ASI terjaga

Saat dalam kondisi normal, memenuhi kebutuhan cairan secara cukup memang kerap terabaikan. Nah, saat kondisi menyusui, pastinya kamu harus lebih memperhatikan kebutuhan cairan secara memadai.

Mengapa harus demikian? Tentu saja hal ini akan berpengaruh pada produksi ASI kamu kedepannya. Untuk memperbanyak ASI, setidaknya setiap ibu yang sedang menyusui wajib minum 10 hingga 12 gelas air putih per harinya.

Selain untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh, menjalani pola hidup sehat dengan konsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup juga menjadi hal wajib dilakukan agar kualitas ASI tetap terjaga.

8. Hindari stres, kendalikan emosi dan suasana hati

Saat kondisi normal, terkadang rasa stres saat bekerja kerap datang. Walaupun mungkin terdengar sulit, namun menjaga kondisi pikiran agar tak mudah stres bukan berarti tak bisa dilakukan.

Mengapa harus menjaga emosi dan stres? Selain bisa mengacaukan pekerjaan kantor, saat mengalami stres pun produksi susu dapat berkurang dan kualitas ASI yang dihasilkan juga tidak maksimal seperti biasanya. Jangan salah, lho, kualitas ASI ternyata juga terpengaruh oleh suasana hati ibu tersebut.

Untuk itu, kamu harus mengontrol emosi dan pikiran dengan sebaik mungkin agar suasana hati tetap senang dan produksi dan kualitas ASI pun tetap terjaga.

Jika kamu punya masalah soal produksi ASI, jangan ragu untuk mengonsultasikannya ke dokter ya! Kamu bisa tanya jawab dokter dan konsultasi lewat video call untuk berbagai masalah kesehatan lho Ma!