Moms, sering mendengar mitos mengenai sawan yang terjadi pada bayi khususnya jika bayi diajak datang melayat? Yups, mitos ini umum terdengar dan dipercaya khususnya di daerah Jawa. Bayi akan mendapatkan sawan jika orang tua melanggar pantangan ini. Namun, benarkah sawan adalah fakta?
Menurut SehatQ yang disadur dari Standford's Children Health sawan dapat dijelaskan sebagai kejang epilepsy. Kejang ini terjadi saat satu atau lebih bagian otak mengalami ledakan sinyal listrik yang mengganggu sinyal normal otak. Keadaan ini akan menganggu koneksi antar sel saraf otak dan menghasilkan kejang pada bayi.
Lalu mengapa sawan sering diidentikkan dengan kesan mistis dan bukannya kondisi medis? Yuk kita simak penjelasan lengkap mengenai sawan yang sering dialami oleh bayi berikut ini Moms!
Apa Itu Sawan Bayi?
Sawan merupakan mitos yang berkembang di tanah Jawa dimana bayi mengalami kondisi mistis dimana bayi tiba-tiba mengalami demam dan terus menerus menangis rewel.
Dalam Islam sendiri, Sawanen ini masuk dalam kategori penyakit ‘ain. Yaitu penyakit yang timbul akibat pandangan mata yang terselip kedengkian atau kekaguman walau tanpa niat jahat.
Namun, secara medis kondisi bayi yang terus menangis khususnya di sore menjelang malam ini dapat disebabkan karena kejang dan atau kolik. Walaupun tidak ada istilah sawan dalam dunia medis namun kondisi ini sering dialami oleh bayi berusia 12-18 bulan.
Gejala Sawan Pada Bayi
Pada umumnya sawan ditandai dengan beberapa gejala yaitu:
Sawan atau dalam dunia medis disebut dengan kejang dapat terjadi karena dua kondisi yaitu demam dan kolik. Yuk kenali penyebab sawan bayi dalam dunia medis berikut ini Moms!
Demam kejang
Demam kejang umumya bisa terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Namun, lebih sering dialami oleh balita usia 12-18 bulan. Demam kejang biasanya terjadi beberapa menit dan berhenti dengan sendiri.
Lain halnya dengan kolik demam kejang disertai dengan tubuh yang kaku, mata melotot, lidah tergigit, atau hingga mulut berbusa. Namun, Moms tidak perlu terlalu khawatir, umumnya demam kejang tidak menyebabkan masalah kesehatan lain.
Kolik
Kolik merupakan kondisi yang terjadi pada bayi, dimana bayi tiba-tiba terus menerus menangis tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini sering terjadi pada bayi usia awal yaitu 3-4 bulan. Kolik dapat terjadi pada bayi siapapun, kondisi ini tidak bisa diprediksi.
Akan tetapi, terdapat beberapa ciri dan penyebab yang bisa Moms Dad ketahui yaitu gangguan pencernaan pada tubuh bayi, kondisi suhu ruangan yang dingin/panas, maupun bayi prematur.
Cara Mengatasi Sawan pada Bayi
Cara menghilangkan sawan pada bayi dapat dilakukan berdasarkan penyebabnya.
Jika disebabkan oleh kolik, ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan untuk menghindari kondisi ini. Berikut ini hal-hal yang bisa Moms lakukan guna mengobati sawan karena kolik.
Jika disebabkan oleh demam, ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan untuk menghindari kondisi ini. IDAI merekomendasikan langkah-langkah berikut sebagai strategi menghadapi kejang akibat demam pada anak.
32 orang sudah memilih
Moms, sering mendengar mitos mengenai sawan yang terjadi pada bayi khususnya jika bayi diajak datang melayat? Yups, mitos ini umum terdengar dan dipercaya khususnya di daerah Jawa. Bayi akan mendapatkan sawan jika orang tua melanggar pantangan ini. Namun, benarkah sawan adalah fakta?
Menurut SehatQ yang disadur dari Standford's Children Health sawan dapat dijelaskan sebagai kejang epilepsy. Kejang ini terjadi saat satu atau lebih bagian otak mengalami ledakan sinyal listrik yang mengganggu sinyal normal otak. Keadaan ini akan menganggu koneksi antar sel saraf otak dan menghasilkan kejang pada bayi.
Lalu mengapa sawan sering diidentikkan dengan kesan mistis dan bukannya kondisi medis? Yuk kita simak penjelasan lengkap mengenai sawan yang sering dialami oleh bayi berikut ini Moms!
Apa Itu Sawan Bayi?
Sawan merupakan mitos yang berkembang di tanah Jawa dimana bayi mengalami kondisi mistis dimana bayi tiba-tiba mengalami demam dan terus menerus menangis rewel.
Dalam Islam sendiri, Sawanen ini masuk dalam kategori penyakit ‘ain. Yaitu penyakit yang timbul akibat pandangan mata yang terselip kedengkian atau kekaguman walau tanpa niat jahat.
Namun, secara medis kondisi bayi yang terus menangis khususnya di sore menjelang malam ini dapat disebabkan karena kejang dan atau kolik. Walaupun tidak ada istilah sawan dalam dunia medis namun kondisi ini sering dialami oleh bayi berusia 12-18 bulan.
Gejala Sawan Pada Bayi
Pada umumnya sawan ditandai dengan beberapa gejala yaitu:
Sawan atau dalam dunia medis disebut dengan kejang dapat terjadi karena dua kondisi yaitu demam dan kolik. Yuk kenali penyebab sawan bayi dalam dunia medis berikut ini Moms!
Demam kejang
Demam kejang umumya bisa terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Namun, lebih sering dialami oleh balita usia 12-18 bulan. Demam kejang biasanya terjadi beberapa menit dan berhenti dengan sendiri.
Lain halnya dengan kolik demam kejang disertai dengan tubuh yang kaku, mata melotot, lidah tergigit, atau hingga mulut berbusa. Namun, Moms tidak perlu terlalu khawatir, umumnya demam kejang tidak menyebabkan masalah kesehatan lain.
Kolik
Kolik merupakan kondisi yang terjadi pada bayi, dimana bayi tiba-tiba terus menerus menangis tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini sering terjadi pada bayi usia awal yaitu 3-4 bulan. Kolik dapat terjadi pada bayi siapapun, kondisi ini tidak bisa diprediksi.
Akan tetapi, terdapat beberapa ciri dan penyebab yang bisa Moms Dad ketahui yaitu gangguan pencernaan pada tubuh bayi, kondisi suhu ruangan yang dingin/panas, maupun bayi prematur.
Cara Mengatasi Sawan pada Bayi
Cara menghilangkan sawan pada bayi dapat dilakukan berdasarkan penyebabnya.
Jika disebabkan oleh kolik, ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan untuk menghindari kondisi ini. Berikut ini hal-hal yang bisa Moms lakukan guna mengobati sawan karena kolik.
Jika disebabkan oleh demam, ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan untuk menghindari kondisi ini. IDAI merekomendasikan langkah-langkah berikut sebagai strategi menghadapi kejang akibat demam pada anak.
Bisa jadi rewel terus karena ada ruam popok,dulu pernah kejadian juga zama anak ku.gak taunya gak cocok sma diapersnya .akhirnya ank ku ku ganti pakai makuku,aman sampai sekarang..