Apa akibatnya suka membiarkan bayi menangis?

Suka ninggalin anak dalam keadaan menangis bahkan sampai anaknya ketiduran sendiri??? Ternyata anak dalam keadaan seperti ini , saat anak sudah tumbuh besar rentan untuk dibully lo.

Ada kerugian fatal membiarkan bayi menangis sendiri terlalu sering:

Pertama, bayi yang ditinggalkan menangis sendiri hingga ketiduran masih merasakan pengaruh hormon stress. Hal ini dapat mempengaruhi otaknya sehingga ia lebih gampang emosional nantinya (baperan begitu, bahkan mudah bully orang lain). Lama-kelamaan karena sering diabaikan nangisnya, bayi jadi belajar buat apa capek-capek protes, nangis atau minta tolong, toh gak ada yang denger. Bayi dalam kondisi percaya tidak ada yang akan peduli dengannya.? . Yang penting diingat, jarangnya bayi “protes”,/menangis bukan berarti bayi tidak butuh orangtuanya. Hanya saja bayi sudah belajar bahwa orangtuanya tidak akan menolongnya. Jika hal seperti ini sering terjadi, maka akan berefek pada otaknya, yaitu lebih sulit menengakan diri saat ada situasi yang membuat bete, baperan tadi itu. Tentu kita tidak mau ya punya anak sampai besar terlalu mudah terpancing emosinya.

Kedua, sering membiarkan bayi nangis sendiri “mematikan” empati kita sebagai orangtua. Padahal jika empati kita pada anak sudah mati, pasti pengasuhan anak jadi dibawa susahhh terusss. Anaknya selalu kuraaang dimatanya. Selalu merasa kuraaaaang me time. Selalu merasa dibebani oleh anak. . Lalu bagaimana kalau sesekali pernah membiarkan bayi menangis lama sekali? Kalau sesekal, tentu bayi tidak kemudian hancur seluruh hidupnya. Berita baiknya, jika sesekali, masih ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan dgn bayi. Jadi jika pernah tidak sengaja meninggalkan bayi menangis sendiri lama, sebenarnya bayi jadi belajar bahwa terkadang ia harus meninggikan suaranya agar didengar. Bayi akan belajar pengalaman ini asalkan orangtua kembali menyayanginya setelah membiarkannya menangis lama. . .

Sumber: Dr.Markham,Ph.D

Komentar
Suka ninggalin anak dalam keadaan menangis bahkan sampai anaknya ketiduran sendiri??? Ternyata anak dalam keadaan seperti ini , saat anak....

Suka ninggalin anak dalam keadaan menangis bahkan sampai anaknya ketiduran sendiri??? Ternyata anak dalam keadaan seperti ini , saat anak sudah tumbuh besar rentan untuk dibully lo.

Ada kerugian fatal membiarkan bayi menangis sendiri terlalu sering:

Pertama, bayi yang ditinggalkan menangis sendiri hingga ketiduran masih merasakan pengaruh hormon stress. Hal ini dapat mempengaruhi otaknya sehingga ia lebih gampang emosional nantinya (baperan begitu, bahkan mudah bully orang lain). Lama-kelamaan karena sering diabaikan nangisnya, bayi jadi belajar buat apa capek-capek protes, nangis atau minta tolong, toh gak ada yang denger. Bayi dalam kondisi percaya tidak ada yang akan peduli dengannya.? . Yang penting diingat, jarangnya bayi “protes”,/menangis bukan berarti bayi tidak butuh orangtuanya. Hanya saja bayi sudah belajar bahwa orangtuanya tidak akan menolongnya. Jika hal seperti ini sering terjadi, maka akan berefek pada otaknya, yaitu lebih sulit menengakan diri saat ada situasi yang membuat bete, baperan tadi itu. Tentu kita tidak mau ya punya anak sampai besar terlalu mudah terpancing emosinya.

Kedua, sering membiarkan bayi nangis sendiri “mematikan” empati kita sebagai orangtua. Padahal jika empati kita pada anak sudah mati, pasti pengasuhan anak jadi dibawa susahhh terusss. Anaknya selalu kuraaang dimatanya. Selalu merasa kuraaaaang me time. Selalu merasa dibebani oleh anak. . Lalu bagaimana kalau sesekali pernah membiarkan bayi menangis lama sekali? Kalau sesekal, tentu bayi tidak kemudian hancur seluruh hidupnya. Berita baiknya, jika sesekali, masih ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan dgn bayi. Jadi jika pernah tidak sengaja meninggalkan bayi menangis sendiri lama, sebenarnya bayi jadi belajar bahwa terkadang ia harus meninggikan suaranya agar didengar. Bayi akan belajar pengalaman ini asalkan orangtua kembali menyayanginya setelah membiarkannya menangis lama. . .

Sumber: Dr.Markham,Ph.D

Lucunya ya anak kita tuh