Pemilu 2024 telah usai. Perhitungan suara secara quick count menghasilkan pasangan Prabowo-Gibran memiliki suara terbanyak. Hal tersebut langsung dirayakan oleh pasangan capres dan cawapres tersebut atas kemenangannya dalam quick count. Mengenai acara perayaan itu, capres Prabowo menyampaikan pidato yang mana di dalam pidato tersebut mengandung bahasa Jawa yang tidak dimengerti oleh semua pendukungnya. Nah kira-kira Apa Arti Mikul Dhuwur Mendhem Jero? Yuk bahas bareng Popmama.com!
Apa Arti Mikul Dhuwur Mendhem Jero?
Dalam pidatonya Prabowo menyampaikan bahwa Sekarang kampanye telah selesai, kita harus bersatu kembali, saudara sekalian. Saya mengajak, mari kita lupakan kata-kata yang kasar. Di antara saudara bertengkar itu biasa, tapi bertengkar jangan menjadi perpecahan yang lama-lama. Lalu “Ini budaya kita, rakyat Indonesia tidak suka saling menjelek-jelekkan, tidak suka saling menghujat. Ajaran orangtua kami, nenek moyang kami adalah mikul dhuwur mendhem jero. Yang bukan orang Jawa, artinya mengangkat yang baik, dan meninggalkan atau memendam yang kurang baik.”
Apa Arti Mikul Dhuwur Mendhem Jero? Sesuai dengan pidato yang disampaikan Prabowo bahwa artinya mengangkat yang baik, dan meninggalkan atau memendam yang kurang baik. Itu lah informasi mengenai bahasa Jawa yang dilontarkan Prabowo dalam pidatonya. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga:
Pemilu 2024 telah usai. Perhitungan suara secara quick count menghasilkan pasangan Prabowo-Gibran memiliki suara terbanyak. Hal tersebut langsung dirayakan oleh pasangan capres dan cawapres tersebut atas kemenangannya dalam quick count. Mengenai acara perayaan itu, capres Prabowo menyampaikan pidato yang mana di dalam pidato tersebut mengandung bahasa Jawa yang tidak dimengerti oleh semua pendukungnya. Nah kira-kira Apa Arti Mikul Dhuwur Mendhem Jero? Yuk bahas bareng Popmama.com!
Apa Arti Mikul Dhuwur Mendhem Jero?
Dalam pidatonya Prabowo menyampaikan bahwa Sekarang kampanye telah selesai, kita harus bersatu kembali, saudara sekalian. Saya mengajak, mari kita lupakan kata-kata yang kasar. Di antara saudara bertengkar itu biasa, tapi bertengkar jangan menjadi perpecahan yang lama-lama. Lalu “Ini budaya kita, rakyat Indonesia tidak suka saling menjelek-jelekkan, tidak suka saling menghujat. Ajaran orangtua kami, nenek moyang kami adalah mikul dhuwur mendhem jero. Yang bukan orang Jawa, artinya mengangkat yang baik, dan meninggalkan atau memendam yang kurang baik.”
Apa Arti Mikul Dhuwur Mendhem Jero? Sesuai dengan pidato yang disampaikan Prabowo bahwa artinya mengangkat yang baik, dan meninggalkan atau memendam yang kurang baik. Itu lah informasi mengenai bahasa Jawa yang dilontarkan Prabowo dalam pidatonya. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga:
Wah ternyata artinya bagus ya, dan aku setuju sama kalimat ini