Bagaimana Pola Lantai Tari Indang dan Sejarahnya?

Bagaimana Pola Lantai Tari Indang dan Sejarahnya?

Hallo ma, Sumatera Barat memang merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan kebudayaan dan kesenian tradisional yang beragam. Selain menjadi tujuan wisata yang populer dengan ikoniknya Jam Gadang dan kelezatan kuliner seperti rendang, provinsi ini juga dikenal dengan warisan seni tari yang kaya. Keseniannya sering kali mencerminkan kehidupan dan kebiasaan masyarakat setempat. Hari ini aku bakalan bahas seputar Bagaimana Pola Lantai Tari Indang dan Sejarahnya?

Tari Indang, sebuah seni tradisional yang terkenal di Sumatera Barat, berasal dari daerah Pariaman dan memiliki akar budaya Minangkabau. Nama "indang" sendiri berasal dari bahasa Minang yang berarti "rebana kecil," dan tarian ini juga dikenal dengan nama tari dindin badindin.

Meskipun memiliki kesamaan dalam gerakan dengan tari saman Aceh, tari Indang memiliki tempo yang lebih lambat.

Tari Indang pertama kali muncul sebagai hasil akulturasi antara budaya Islam dan budaya Minangkabau, ketika ulama-ulama Islam dari Aceh membawa tarian ini ke daerah Padang Pariaman.

Awalnya, tarian ini digunakan sebagai alat untuk menyebarkan ajaran agama Islam dan memenuhi kebutuhan rohani masyarakat.

Tari Indang memiliki nilai-nilai kejiwaan yang tercermin dalam syair lagunya, dan dianggap mampu merangsang aspek spiritual, agama, dan adat istiadat masyarakat. Gerakan dalam tarian ini cenderung dinamis, lincah, dan bervariasi, dengan gerakan jentikan jari dan tepukan tangan menjadi ciri khasnya.

Awalnya, tarian ini diperagakan di masjid atau surau oleh anak laki-laki berusia 7-15 tahun, tetapi seiring berjalannya waktu, tari Indang berkembang dan dikenal oleh berbagai kalangan.

Keseniannya dilestarikan dengan baik di daerah Pariaman, dan tarian ini tidak hanya menjadi pertunjukan budaya dan sosial, tetapi juga merupakan sarana untuk mengenalkan nilai-nilai keagamaan.

Tari Indang adalah salah satu contoh penting dari bagaimana seni tradisional dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan dan menggambarkan warisan budaya serta nilai-nilai spiritual suatu masyarakat.

Gerak Tari Indang

 

Tari Indang memiliki kesamaan gerakan dengan Tari Saman, tetapi tempo yang lebih lambat menjadi ciri khasnya. Gerakan dalam Tari Indang mencerminkan keindahan dan keunikan seni tradisional Minangkabau.

Dalam deskripsi gerak Tari Indang yang Anda berikan, ada beberapa langkah penting yang menggambarkan tarian ini:

  • Masuk Panggung: Penari memulai dengan dua baris yang masuk ke panggung dari arah kiri dan kanan.
  • Berlutut: Salah satu baris penari akan langsung duduk berlutut, sementara baris lainnya akan melakukan gerakan tari sambil berdiri sebelum ikut berlutut.
  • Penempatan Indang: Setelah semua penari berlutut dalam posisi sejajar, mereka menaruh indang (rebana kecil) di lantai dan memberikan hormat dengan menyatukan kedua tangan di depan dada.
  • Tabuhan Musik: Musik dimulai, dan penari mulai bergerak sesuai tempo.
  • Gerak Persembahan: Gerakan pertama, yang disebut gerak persembahan, diikuti oleh gerakan inti.
  • Gerakan Inti: Gerakan inti Tari Indang mencakup gerakan seperti antak siku, bago baranang, dan alang tabang.
  • Gerakan Penutup: Setelah melakukan gerakan inti, penari melakukan gerakan penutup sebelum menyudahi pertunjukan.

Semua gerakan ini bersama-sama menciptakan visual yang indah dan memukau, dan penampilan tari ini biasanya dipenuhi dengan energi dan ekspresi yang mendalam. Tari Indang adalah salah satu contoh penting dari seni tari tradisional yang mengandung makna budaya dan spiritual yang dalam.

Pola Lantai Tari Indang

Pola lantai dalam Tari Indang adalah pola lantai yang berbentuk horizontal dan sejajar, membentang dari sisi kiri ke sisi kanan panggung. Selain pola lantai horizontal ini, terkadang penari juga memperluas pola lantai dengan menggambarkan bentuk-bentuk tambahan seperti huruf V dan V terbalik, pola zig-zag, lingkaran, atau bahkan formasi berpasangan dengan dua atau tiga penari. Ini menunjukkan keragaman dan kompleksitas gerakan yang dapat ditemukan dalam Tari Indang, yang menambah keindahan dan keunikannya.

Iringan Tari Indang

Pada awalnya, Tari Indang ditarikan dengan iringan alat musik perkusi seperti indang atau ripai. Namun, dalam beberapa kasus, penari juga menggunakan tepukan pada badan mereka sendiri atau pada lantai panggung sebagai pengiring. Seiring perkembangan waktu, Tari Indang mulai mengadopsi berbagai jenis alat musik yang beragam, termasuk marwas, perkusi, tamborin, biola, piano, dan akordion sebagai pengiring musiknya. Ini menunjukkan fleksibilitas dan evolusi dari iringan musik dalam pertunjukan Tari Indang seiring berjalannya waktu.

Makna Tari Indang

Pada awalnya, Tari Indang memiliki peran utama sebagai sarana untuk menyebarkan ajaran agama Islam, terutama dalam konteks perayaan Tabuik. Karena keterlibatannya dalam perayaan ini, tarian ini dianggap memiliki nilai sakral karena dianggap mengandung "sipatuang sirah," yaitu orang yang memiliki kekuatan gaib dalam setiap kelompok penari. Makna dari Tari Indang pada saat itu adalah mencerminkan sifat masyarakat yang sederhana serta penghormatan dan ketaatan terhadap ajaran agama.

Namun, seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran fungsi dan makna dari Tari Indang. Kini, selain digunakan sebagai media dakwah, tarian ini juga digunakan sebagai hiburan bagi masyarakat. Artinya, Tari Indang tidak hanya dipertunjukkan dalam konteks religius, tetapi juga sebagai bagian dari kebudayaan dan kesenian yang dapat menghibur dan menggugah minat penonton secara lebih umum.

Nah, itu adalah Bagaimana Pola Lantai Tari Indang dan Sejarahnya? Semoga bermanfaat ya!

Baca Juga :