Selama ini, kita tentu menyadari bahwa Allah SWT telah memberikan banyak nikmat. Karenanya, kita sebagai umat patut bersyukur. Syukur ini ada banyak lho, bentuknya. Bisa dengan lisan mengucapkan hamdalah atau alhamdulillah, serta dari perilaku misalnya saja saling berbagi.
Nah, khusus kali ini, buat kamu yang masih dalam fase belajar, aku akan berikan informasi terkait Bagaimana Syukur Diwujudkan Menurut Imam Al-Ghazali. Simak selengkapnya di bawah ini ya!
Bagaimana Syukur Diwujudkan Menurut Imam Al-Ghazali?
Imam Al Ghazali merupakan seorang filosof, teolog dan sufi yang cukup terkenal dalam Islam. Ia kerap memberikan pandangan yang cukup mendalam mengenai konsep keberagamaan, salah satunya mengenai syukur.
Imam Al Ghazali menyebut bahwa syukur lebih dari sekedar ungkapan lisan. Menurutnya syukur tersusun dari tiga ha yakni ilmu, hal (keadaan), dan amal (perbuatan). Di mana ketiganya ini dilakukan sebagai bentuk sikap hati dalam mengakui nikmat yang Allah berikan.
Berikut ini bagaimana syukur diwujudkan menurut Imam Al Gahazali:
1. Pengakuan hati
Menurut Imam Al Ghazali, syukur pertama kali diwujudkan melalui pengakuan hati, terhadap segala nikmat yang sudah Allah berikan kepada kita. Ini melibatkan pemhaman bahwa, setiap aspek kehidupan dari pernapasan hingga rezeki, merupakan anugerah dari Allah yang patut kita syukuri.
2. Penerimaan kehendak Allah
Berikutnya Imam Al Ghazali juga menegaskan bahwa sebagai umat manusia kita patut bersyukur dan menerima segala takdir Allah. Takdir ini beragam bentuknya, bisa baik serta bisa juga ujian. Nah, syukur seharusnya muncul sebagai bentuk penerimaan diri terhadap kehendak Allah. Artinya, kita Ikhlas dan menerima semuanya dengan penuh keteguhan hati.
3. Patuh pada perintah Allah
Selanjutnya syukur juga diwujudkan melalui ketaatan terhadap perintah Allah. Sehingga dengan bersyukur, kita senantiasa akan semakin bersemangat untuk menjalankan kewajiban agama, seperti salat, puasa, dan bersedekah.
4. Berbagi terhadap sesama
Syukur menurut Imam Al Ghazali juga melibatkan berbagai nikmat dengan sesama. Ini dilakukan terutama kepada orang-orang yang membutuhkan. Dengan saling berbagi, artinya kita sudah memulai siklus kebaikan baru, khususnya dalam menjalin hubungan antar sesama manusia.
5. Menghindari kesombongan
Terakhir, syukur diwujudkan dengan menghindari kesombongan. Merasa diri lebih baik dari orang lain, tentunya bisa menghalangi kita dalam mensyukuri nikmat Allah. Sebaliknya berendah hatilah, supaya Allah senang, karena kita menghargai segala nikmatnya.
Itulah Bagaimana Syukur Diwujudkan Menurut Imam Al-Ghazali. Semoga bisa jadi tambahan informasi baru untuk kamu, ya!
Baca juga: