Negara Indonesia dengan mayoritas penduduk yang menganut ajaran Islam tentunya memiliki sejarah yang sangat panjang. Mulai dari masuknya Islam melalui pedagang muslim dari India sampai akhirnya banyak berdiri kerajaan Islam yang ada di Indonesia. Bayangkan betapa banyaknya kerajaan Islam yang ada bahkan bangunannya masih kokoh dan terus dirawat sampai saat ini.
Di pulau Sulawesi sendiri ada sekitar 5 kerajaan Islam yang pernah berdiri yaitu Kesultanan Buton, Kesultanan Banggai, Kerajaan Gowa Tallo, Kerajaan Bone, dan Kerajaan Konawe. Kali ini kita akan membahas tentang Dimanakah Letak Kerajaan Islam Gowa Tallo? Bagaimana sejarah dan apa saja peninggalannya? Yuk simak selengkapnya ya!
1. Sejarah berdiri Kerajaan Gowa Tallo
Kerajaan Gowa Tallo berdiri sejak abad ke-15. Awal mulanya kerajaan ini merupakan dua kerajaan yang berbeda, yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Kedua kerajaan ini bersatu atas dasar persekutuan, persatuan dan juga kesepakatan. Dua kerajaan yang bersatu ini juga dikenal dengan Kerajaan Makassar. Lantas Dimanakah Letak Kerajaan Islam Gowa Tallo? Kerajaan ini didirikan di pulau Sulawesi Selatan.
Bermula dari tahun 1490 ketika Kerajaan Gowa berhasil menaklukan Kerajaan Tallo. Saat itu Kerajaan Gowa dipimpin oleh Raja Gowa ke-9 yakni Daeng Matanre Karaeng Mangngutungi Tumapa’risi Kallonna, sedangkan Kerajaan Tallo dipimpin oleh Karaeng Samaranluka Tunilabu ri Suriwa yang merupakan raja kedua Kerajaan Tallo.
Penaklukan ini memberikan dampak adanya perjanjian setia antara kedua kerajaan tersebut. Sumpahnya berbunyi;
“Barang siapa yang mengadu domba Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo, maka dia akan dikutuk oleh dewata.”
Dari sinilah perjalanan kedua kerajaan itu dimulai dengan hubungannya yang tak terpisahkan. Atas dasar kesepakatan itulah rakyat juga tidak memihak siapapun, namun mereka memiliki dua raja yang masing-masing memiliki wilayah kekuasaanya. Kerajaan Gowa menguasai wilayah dataran tinggi, sedangkan Kerajaan Tallo menguasai daratan pesisir.
2. Tokoh bersejarah
Salah satu tokoh yang ada di Kerajaan Gowa adalah Sultan Hasanuddin. Sultan Hasanuddin diberi julukan Ayam Jantan dari Timur atau De Haav van de Oesten. Keberaniannya melawan penjajah merupakan asal usul dari nama panggilannya itu. Di bawah kekuasaannya, Kerajaan ini dikenal dengan wilayah maritim yang menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian timur.
Sultan Hasanuddin lahir pada 12 Januari 1631 di daerah Gowa dengan nama asli sebelum menjadi raja adalah Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape. Beliau merupakan anak dari Raja Gowa ke-15 yaitu Sultan Malik As-Said atau Malikussaid dan istrinya I Sabbe To’mo Lakuntu. Sultan Hasanuddin adalah sosok yang cerdas dan juga pandai berdagang, bahkan jiwa kepemimpinannya pun sudah menonjol sejak kecil.
Julukannya yang disebut sebagai Ayam Jantan dari Timur dibuktikan ketika Belanda ingin menguasai rempah-rempah yang ada di sekitar daerah Gowa. Pada masa kepemimpinannya, belau mengajak kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara untuk bergabung dan berjuang bersama untuk melawan penjajah. Perlawanan yang dilakukan oleh pasukan Sultan Hasanuddin membuahkan hasil. Bahkan mereka juga merebut dua kapal Belanda yang dinamakan Leeuwin dan De Walfis.
Kekalahan yang dialami oleh Belanda membuat mereka mengirimkan pasukan yang lebih besar untuk menyerang Kerajaan Gowa lagi. Pertarungan itu terjadi selama berbulan-bulan dengan pasukan Belanda yang lebih kuat dari sebelumnya. Walaupun terdesak, Sultan Hasanuddin tetap tidak mau tunduk dan terus melawan. Hingga pada akhirnya kekuatan pasukan Belanda yang lebih kuat membuat Sultan Hasanuddin akhirnya mundur. Beliau kemudian wafat pada 12 Juni 1670 dan dimakamkan di Kabupaten Gowa.
3. Peninggalan bersejarah Kerajaan Gowa Tallo
Istana ini merupakan rumah dari Sultan Gowa dan tentunya menjadi pusat pemerintahan kerajaan. Bangunan ini didirikan oleh Raja I Mengimingi Daeng Matutu pada tahun 1936. Istana ini terdiri dari 54 pilar, enam jendela pada sisi kiri dan empat jendela pada bagian depan. Istana ini kini berada di Jalan Sultan Hasanuddin No. 48, Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Istana ini sekarang juga difungsikan untuk menyimpan barang-barang koleksi dari kerajaan.
Benteng Somba Opu ini dibangun pada abad ke-16 oleh Raja Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi Kallonna. Dahulu kala benteng ini menjadi pusat perdagangan sebelum dikuasai oleh VOC pada 1669. Sekarang Benteng Somba Opu dialihfungsikan sebagai salah satu objek wisata bersejarah. Benteng Somba Opu berada di Jalan Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang yang didirikan oleh Raja Gowa kesepuluh bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung tepatnya pada tahun 1545. Benteng ini memiliki bentuk segi empat yang mirip dengan gaya benteng Portugis. Fort Rotterdam ini berfungsi menjadi markas pasukan katak Kerajaan Gowa Tallo yang setelah Perjanjian Bongaya menjadi milik Belanda. Benteng ini berada di pesisir pantai sebelah barat Kota Makassar yang dulunya juga disebut Benteng Panyyua karena berbentuk seperti penyu.
Masjid tua ini didirikan pada tahun 1603 pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV yaitu Sultan Alauddin I. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan, lho. Masjid Tua Katangka berada di sebelah utara kompleks makam Sultan Hasanuddin yaitu di Jalan Syech Yusuf, Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Istana Tamalate adalah istana yang berlokasi di Kota Sungguminasa. Istana ini dibangun pada awal abad ke-14. Bahkan istana ini merupakan istana pertama Kerajaan gowa sebelum kota raja dipindahkan ke dalam Benteng Somba Opu. Tetapi sayangnya istana ini kini hanya ada replikanya saja, karena bangunan yang asli sudah tertutup tanah.
Nah, itu dia penjelasan dari aku tentang Dimanakah Letak Kerajaan Islam Gowa Tallo? serta sejarah dan juga peninggalannya. Semoga informasi ini menambah pengetahuan ya!
Baca juga:
Negara Indonesia dengan mayoritas penduduk yang menganut ajaran Islam tentunya memiliki sejarah yang sangat panjang. Mulai dari masuknya Islam melalui pedagang muslim dari India sampai akhirnya banyak berdiri kerajaan Islam yang ada di Indonesia. Bayangkan betapa banyaknya kerajaan Islam yang ada bahkan bangunannya masih kokoh dan terus dirawat sampai saat ini.
Di pulau Sulawesi sendiri ada sekitar 5 kerajaan Islam yang pernah berdiri yaitu Kesultanan Buton, Kesultanan Banggai, Kerajaan Gowa Tallo, Kerajaan Bone, dan Kerajaan Konawe. Kali ini kita akan membahas tentang Dimanakah Letak Kerajaan Islam Gowa Tallo? Bagaimana sejarah dan apa saja peninggalannya? Yuk simak selengkapnya ya!
1. Sejarah berdiri Kerajaan Gowa Tallo
Kerajaan Gowa Tallo berdiri sejak abad ke-15. Awal mulanya kerajaan ini merupakan dua kerajaan yang berbeda, yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Kedua kerajaan ini bersatu atas dasar persekutuan, persatuan dan juga kesepakatan. Dua kerajaan yang bersatu ini juga dikenal dengan Kerajaan Makassar. Lantas Dimanakah Letak Kerajaan Islam Gowa Tallo? Kerajaan ini didirikan di pulau Sulawesi Selatan.
Bermula dari tahun 1490 ketika Kerajaan Gowa berhasil menaklukan Kerajaan Tallo. Saat itu Kerajaan Gowa dipimpin oleh Raja Gowa ke-9 yakni Daeng Matanre Karaeng Mangngutungi Tumapa’risi Kallonna, sedangkan Kerajaan Tallo dipimpin oleh Karaeng Samaranluka Tunilabu ri Suriwa yang merupakan raja kedua Kerajaan Tallo.
Penaklukan ini memberikan dampak adanya perjanjian setia antara kedua kerajaan tersebut. Sumpahnya berbunyi;
“Barang siapa yang mengadu domba Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo, maka dia akan dikutuk oleh dewata.”
Dari sinilah perjalanan kedua kerajaan itu dimulai dengan hubungannya yang tak terpisahkan. Atas dasar kesepakatan itulah rakyat juga tidak memihak siapapun, namun mereka memiliki dua raja yang masing-masing memiliki wilayah kekuasaanya. Kerajaan Gowa menguasai wilayah dataran tinggi, sedangkan Kerajaan Tallo menguasai daratan pesisir.
2. Tokoh bersejarah
Salah satu tokoh yang ada di Kerajaan Gowa adalah Sultan Hasanuddin. Sultan Hasanuddin diberi julukan Ayam Jantan dari Timur atau De Haav van de Oesten. Keberaniannya melawan penjajah merupakan asal usul dari nama panggilannya itu. Di bawah kekuasaannya, Kerajaan ini dikenal dengan wilayah maritim yang menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian timur.
Sultan Hasanuddin lahir pada 12 Januari 1631 di daerah Gowa dengan nama asli sebelum menjadi raja adalah Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape. Beliau merupakan anak dari Raja Gowa ke-15 yaitu Sultan Malik As-Said atau Malikussaid dan istrinya I Sabbe To’mo Lakuntu. Sultan Hasanuddin adalah sosok yang cerdas dan juga pandai berdagang, bahkan jiwa kepemimpinannya pun sudah menonjol sejak kecil.
Julukannya yang disebut sebagai Ayam Jantan dari Timur dibuktikan ketika Belanda ingin menguasai rempah-rempah yang ada di sekitar daerah Gowa. Pada masa kepemimpinannya, belau mengajak kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara untuk bergabung dan berjuang bersama untuk melawan penjajah. Perlawanan yang dilakukan oleh pasukan Sultan Hasanuddin membuahkan hasil. Bahkan mereka juga merebut dua kapal Belanda yang dinamakan Leeuwin dan De Walfis.
Kekalahan yang dialami oleh Belanda membuat mereka mengirimkan pasukan yang lebih besar untuk menyerang Kerajaan Gowa lagi. Pertarungan itu terjadi selama berbulan-bulan dengan pasukan Belanda yang lebih kuat dari sebelumnya. Walaupun terdesak, Sultan Hasanuddin tetap tidak mau tunduk dan terus melawan. Hingga pada akhirnya kekuatan pasukan Belanda yang lebih kuat membuat Sultan Hasanuddin akhirnya mundur. Beliau kemudian wafat pada 12 Juni 1670 dan dimakamkan di Kabupaten Gowa.
3. Peninggalan bersejarah Kerajaan Gowa Tallo
Istana ini merupakan rumah dari Sultan Gowa dan tentunya menjadi pusat pemerintahan kerajaan. Bangunan ini didirikan oleh Raja I Mengimingi Daeng Matutu pada tahun 1936. Istana ini terdiri dari 54 pilar, enam jendela pada sisi kiri dan empat jendela pada bagian depan. Istana ini kini berada di Jalan Sultan Hasanuddin No. 48, Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Istana ini sekarang juga difungsikan untuk menyimpan barang-barang koleksi dari kerajaan.
Benteng Somba Opu ini dibangun pada abad ke-16 oleh Raja Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi Kallonna. Dahulu kala benteng ini menjadi pusat perdagangan sebelum dikuasai oleh VOC pada 1669. Sekarang Benteng Somba Opu dialihfungsikan sebagai salah satu objek wisata bersejarah. Benteng Somba Opu berada di Jalan Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang yang didirikan oleh Raja Gowa kesepuluh bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung tepatnya pada tahun 1545. Benteng ini memiliki bentuk segi empat yang mirip dengan gaya benteng Portugis. Fort Rotterdam ini berfungsi menjadi markas pasukan katak Kerajaan Gowa Tallo yang setelah Perjanjian Bongaya menjadi milik Belanda. Benteng ini berada di pesisir pantai sebelah barat Kota Makassar yang dulunya juga disebut Benteng Panyyua karena berbentuk seperti penyu.
Masjid tua ini didirikan pada tahun 1603 pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV yaitu Sultan Alauddin I. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan, lho. Masjid Tua Katangka berada di sebelah utara kompleks makam Sultan Hasanuddin yaitu di Jalan Syech Yusuf, Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Istana Tamalate adalah istana yang berlokasi di Kota Sungguminasa. Istana ini dibangun pada awal abad ke-14. Bahkan istana ini merupakan istana pertama Kerajaan gowa sebelum kota raja dipindahkan ke dalam Benteng Somba Opu. Tetapi sayangnya istana ini kini hanya ada replikanya saja, karena bangunan yang asli sudah tertutup tanah.
Nah, itu dia penjelasan dari aku tentang Dimanakah Letak Kerajaan Islam Gowa Tallo? serta sejarah dan juga peninggalannya. Semoga informasi ini menambah pengetahuan ya!
Baca juga:
kapan2 ingin mengunjungi jika bisa