Mama dan Papa, di sekolah dulu pasti pernah dong belajar mengenai kerajaan Mughal?
Kerajaan Mughal merupakkan kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke-16 hingga abad ke-19. Menurut sejarah, kerajaan Mughal ini memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan Islam di India meski bukan kerajaan Islam pertama di sana.
Penasaran dengan sejarah kerajaan Mughal serta Kerajaan Mughal Berada Dimana? Yuk, simak informasi yang sudah aku rangkum!
Kerajaan Mughal Berada Dimana?
1. Berdirinya Kerajaan Mughal
Kesultanan Mughal dimulai dari Zahiruddin Muhammad Babur yang merupakan putra dari Umar Sheikh Mirza, penguasa Ferghana, dan Qutlugh Nigar Khanum, keturunan Chagatai Khan, anak Genghis Khan.
Di usia 11 tahun, Babur sudah mewarisi daerah Ferghana dari ayahnya. Sejak muda, ia telah berambisi menaklukkan Samarkand, kota penting di Asia Tengah kala itu. Dengan bantuan Raja Ismail I dari Kerajaan Safawi, Babur akhirnya menaklukkan Samarkand pada 1494 M.
Satu dekade kemudian, ia menduduki kekuasaan di Kabul, ibu kota Afghanistan, dan segera memusatkan perhatiannya pada India. Kala itu, India dikuasai oleh Ibrahim Lodi dari Kesultanan Delhi yang pemerintahannya sedang tidak stabil. Babur kemudian memimpin bala tentaranya menuju Delhi dan terjadilah Pertempuran Panipat I pada 21 April 1526 M. brahim Lodi bersama ribuan pasukannya meninggal dalam serangan itu, dan tidak lama kemudian Babur mendirikan Kesultanan Mughal.
2. Masa Kejayaan Kerajaan Mughal
Kesultanan Mughal menduduki puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Akbar (1556-1605 M). Tak hanya semakin maju pada bidang politik dan militer, di bawah kendali Akbar kerajaan ini juga semakin maju di bidang ekonomi, pendidikan, arsitektur, seni dan budaya, serta keagamaan.
Kejayaan pada masa kepemimpinan Akbar dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jahangir (1605-1628 M), Shah Jahan (1628-1658 M), dan Alamgir atau Aurangzeb (1658-1707 M).
Kerajaan Mughal memiliki pertahanan militer yang tangguh dan tak mudah dikalahkan pada periode ini. Stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar juga membawa kemajuan dalam bidang lainnya. Seperti pada bidang ekonomi Kesultanan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan yang berhasil diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara, bersamaan dengan hasil kerajinan seperti kain tenun serta kain tipis berbahan gordyin yang banyak diproduksi di Bengal dan Gujarat.
Ketika Shah Jahan berkuasa, ia memerintahkan untuk membangun Taj Mahal, yang menjadi salah satu bukti kemajuan di bidang arsitektur Mughal. Pada masa pemerintahan Aurangzeb, pajak dihapuskan, harga bahan pangan diturunkan, dan korupsi diberantas. Selama satu setengah abad, Kesultanan Mughal menjadi negara adikuasa yang menguasai perekonomian dunia, mengalahkan Dinasti Qing di China dan Eropa Barat. Pada awal abad ke-18, wilayah kekuasaannya membentang dari Bengal di Timur ke Kabul dan Sindh di Barat, Kashmir di Utara ke lembah Kaveri di Selatan.
Penduduknya saat itu diperkirakan mencapai 150 juta jiwa, atau sekitar seperempat dari populasi dunia saat itu. Dengan berbagai pencapaian itu, Mughal dapat dianggap sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia kala itu.
3. Runtuhnya Kerajaan Mughal
Kesultanan Mughla mulai mengalami penurunan satu setengah abad berada dalam kejayaannya. Sepeninggal Aurangzeb, para penerusnya tidak sanggup memertahankan kebesaran para pendahulunya. Bidang militer dan pertanian yang menjadi tumpuan kebesaran Mughal tidak lagi dikembangkan.
Kejayaan Mughal secara perlahan hilang akibat satu per satu daerah kekuasaannya melepaskan diri dan mendirikan kerajaan baru. Memasuki pertengahan abad ke-19, Inggris telah mengendalikan sebagian besar wilayah kekuasaan Mughal.
Raja terakhir Kesultanan Mughal, Bahadur Shah II, yang hanya memiliki otoritas atas Kota Shahjahanabad, akhirnya digulingkan setelah Pemberontakan India pada 1857. Bahadur Shah II kemudian diasingkan ke Myanmar oleh Inggris dan peristiwa ini menandai berakhirnya Kesultanan Mughal.
4. Raja-raja Kesultanan Mughal
5. Peninggalan Kerajaan Mughal
6. Letak Kerajaan Mughal
Kesultanan Mughal terletak di India dengan Delhi sebagai Ibu Kotanya. Selama sekitar dua abad, kesultanan membentang dari pinggiran luar lembah Indus di barat, Afghanistan utara di barat laut, Kashmir di utara, hingga dataran tinggi Assam, Bangladesh masa kini di timur, dan dataran tinggi Dekkan di India Selatan. Pada puncak kekuasaan terbesarnya, merupakan salah satu monarki terbesar dalam sejarah Asia Selatan. Dan menyatukan kembali hampir seluruh wilayah di anak benua India setelah Kekaisaran Murya, 16 abad yang lalu.
Nah, itu dia pembahasan mengenai Kerajaan Mughal Berada Dimana? Semoga membantu!
Baca Juga :
Mama dan Papa, di sekolah dulu pasti pernah dong belajar mengenai kerajaan Mughal?
Kerajaan Mughal merupakkan kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke-16 hingga abad ke-19. Menurut sejarah, kerajaan Mughal ini memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan Islam di India meski bukan kerajaan Islam pertama di sana.
Penasaran dengan sejarah kerajaan Mughal serta Kerajaan Mughal Berada Dimana? Yuk, simak informasi yang sudah aku rangkum!
Kerajaan Mughal Berada Dimana?
1. Berdirinya Kerajaan Mughal
Kesultanan Mughal dimulai dari Zahiruddin Muhammad Babur yang merupakan putra dari Umar Sheikh Mirza, penguasa Ferghana, dan Qutlugh Nigar Khanum, keturunan Chagatai Khan, anak Genghis Khan.
Di usia 11 tahun, Babur sudah mewarisi daerah Ferghana dari ayahnya. Sejak muda, ia telah berambisi menaklukkan Samarkand, kota penting di Asia Tengah kala itu. Dengan bantuan Raja Ismail I dari Kerajaan Safawi, Babur akhirnya menaklukkan Samarkand pada 1494 M.
Satu dekade kemudian, ia menduduki kekuasaan di Kabul, ibu kota Afghanistan, dan segera memusatkan perhatiannya pada India. Kala itu, India dikuasai oleh Ibrahim Lodi dari Kesultanan Delhi yang pemerintahannya sedang tidak stabil. Babur kemudian memimpin bala tentaranya menuju Delhi dan terjadilah Pertempuran Panipat I pada 21 April 1526 M. brahim Lodi bersama ribuan pasukannya meninggal dalam serangan itu, dan tidak lama kemudian Babur mendirikan Kesultanan Mughal.
2. Masa Kejayaan Kerajaan Mughal
Kesultanan Mughal menduduki puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Akbar (1556-1605 M). Tak hanya semakin maju pada bidang politik dan militer, di bawah kendali Akbar kerajaan ini juga semakin maju di bidang ekonomi, pendidikan, arsitektur, seni dan budaya, serta keagamaan.
Kejayaan pada masa kepemimpinan Akbar dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jahangir (1605-1628 M), Shah Jahan (1628-1658 M), dan Alamgir atau Aurangzeb (1658-1707 M).
Kerajaan Mughal memiliki pertahanan militer yang tangguh dan tak mudah dikalahkan pada periode ini. Stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar juga membawa kemajuan dalam bidang lainnya. Seperti pada bidang ekonomi Kesultanan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan yang berhasil diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara, bersamaan dengan hasil kerajinan seperti kain tenun serta kain tipis berbahan gordyin yang banyak diproduksi di Bengal dan Gujarat.
Ketika Shah Jahan berkuasa, ia memerintahkan untuk membangun Taj Mahal, yang menjadi salah satu bukti kemajuan di bidang arsitektur Mughal. Pada masa pemerintahan Aurangzeb, pajak dihapuskan, harga bahan pangan diturunkan, dan korupsi diberantas. Selama satu setengah abad, Kesultanan Mughal menjadi negara adikuasa yang menguasai perekonomian dunia, mengalahkan Dinasti Qing di China dan Eropa Barat. Pada awal abad ke-18, wilayah kekuasaannya membentang dari Bengal di Timur ke Kabul dan Sindh di Barat, Kashmir di Utara ke lembah Kaveri di Selatan.
Penduduknya saat itu diperkirakan mencapai 150 juta jiwa, atau sekitar seperempat dari populasi dunia saat itu. Dengan berbagai pencapaian itu, Mughal dapat dianggap sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia kala itu.
3. Runtuhnya Kerajaan Mughal
Kesultanan Mughla mulai mengalami penurunan satu setengah abad berada dalam kejayaannya. Sepeninggal Aurangzeb, para penerusnya tidak sanggup memertahankan kebesaran para pendahulunya. Bidang militer dan pertanian yang menjadi tumpuan kebesaran Mughal tidak lagi dikembangkan.
Kejayaan Mughal secara perlahan hilang akibat satu per satu daerah kekuasaannya melepaskan diri dan mendirikan kerajaan baru. Memasuki pertengahan abad ke-19, Inggris telah mengendalikan sebagian besar wilayah kekuasaan Mughal.
Raja terakhir Kesultanan Mughal, Bahadur Shah II, yang hanya memiliki otoritas atas Kota Shahjahanabad, akhirnya digulingkan setelah Pemberontakan India pada 1857. Bahadur Shah II kemudian diasingkan ke Myanmar oleh Inggris dan peristiwa ini menandai berakhirnya Kesultanan Mughal.
4. Raja-raja Kesultanan Mughal
5. Peninggalan Kerajaan Mughal
6. Letak Kerajaan Mughal
Kesultanan Mughal terletak di India dengan Delhi sebagai Ibu Kotanya. Selama sekitar dua abad, kesultanan membentang dari pinggiran luar lembah Indus di barat, Afghanistan utara di barat laut, Kashmir di utara, hingga dataran tinggi Assam, Bangladesh masa kini di timur, dan dataran tinggi Dekkan di India Selatan. Pada puncak kekuasaan terbesarnya, merupakan salah satu monarki terbesar dalam sejarah Asia Selatan. Dan menyatukan kembali hampir seluruh wilayah di anak benua India setelah Kekaisaran Murya, 16 abad yang lalu.
Nah, itu dia pembahasan mengenai Kerajaan Mughal Berada Dimana? Semoga membantu!
Baca Juga :
Makasih ma informasinya