Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya?
Mama pernah gak liat tari lego-lego? Itu lho, Ma, tarian yang disebut tari multik etnik karna setiap suku, bahasa, klan, agama, gender maupun status sosial berkumpul bersama dalam pertunjukan tari ini.
Tapi, Mama tau gak sih Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya? Nah, kali ini sudah aku rangkum ulasannya. Simak sampai selesai ya, Ma!
Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya?
1. Asal tari lego-lego
Tari Lego-Lego merupakan tari tradisional khas dari Nusa Tenggara Timur, lebih tepatnya di daerah Alor. Pada umumnya, tari tradisional ini disajikan untuk menyambut tamu, acara kebudayaan serta upacara pernikahan dan lain sebagainya.
Sebagai seni tari tradisional, Tari Lego-Lego diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang dari generasi ke generasi. Bahkan hingga saat ini, Tari Lego-Lego masih terus dilestarikan dan masih rutin dipentaskan dalam berbagai macam acara.
Tari Lego-Lego biasanya ditampilkan oleh para penari laki-laki dan perempuan dengan cara melingkar dengan cara bergandengan tangan satu sama lain sambil menarikan Tari Lego-Lego ini tanpa melihat adanya perbedaan status sosial maupun agama antara penari satu dengan lainnya.
Karena hal tersebutlah, Tari Lego-Lego mendapatkan julukan sebagai tari multik etnik, di mana setiap suku, bahasa, klan, agama, gender maupun status sosial berkumpul bersama dalam sebuah pertunjukan.
2. Sejarah tari lego-lego
Kabupaten Alur, NTT dikenal dengan julukan Negeri 1000 Moko karena alat musik dari Alor yang cukup legendaris. Alat musik tersebut, tidak hanya berfungsi sebagai alat musik saja, Moko merupakan alat musik yang terbuat dari perunggu dan seringkali digunakan sebagai mas kawin serta membayar sejumlah denda.
Alat musik Moko tersebut, juga dimanfaatkan oleh masyarakat Alor sebagai iring-iringan pada tari tradisional yaitu pada Tari Lego-Lego. Tari daerah Alor asal NTT ini, dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan dengan masal. Oleh sebab itu, penampilan Tari Lego-Lego pun akan sangat ramai. Formasi khusus yang dapat dilihat dari Tari Lego-Lego ialah posisi bergandengan tangan dan membentuk lingkaran besar.
Kesenian dari Alor ini secara turun-temurun diwariskan pada setiap generasi, sehingga sampai saat ini masyarakat Alor masih sering menampilkan Tari Lego-Lego. Awal mula kemunculan Tari Lego-Lego, digunakan sebagai tarian dalam upacara adat, sebagai bentuk syukur masyarakat setempat.
Bentuk syukur tersebut ditampilkan oleh masyarakat dengan cara bergandengan tangan serta mengelilingi Mezbah. Para penari juga akan menyanyikan lagu-lagu pujian pada Tuhan dengan kompak ketika menari.
Mezbah adalah benda khusus yang keberadaannya disakralkan oleh masyarakat Alor. Dengan adanya Mezbah di tengah para penari Lego-lego, maka Mezbah ini pun menjadi ciri khusus yang membedakan Tari Lego-Lego dengan tari tradisional dari daerah yang lainnya.
Tari Lego-Lego selain dimainkan bersama dengan iringan alat-alat musik, terkadang tari tradisional ini pun hanya diiringi oleh nyanyian dari para penari dengan ditambahkan suara gemerincing dari gelang kaki penari.
Ketika melakukan Tari Lego-Lego ini, para penari akan dipandu oleh satu atau bahkan dua orang juru pukong atau juru pantun. Juru pukong dalam Tari Lego-Lego adalah laki-laki yang dituakan oleh masyarakat serta dianggap paling banyak menguasai lagu dalam pertunjukan Tari Lego-Lego.
Jumlah dari anggota penari Lego-lego biasanya bisa mencapai puluhan atau bahkan ratusan orang.
Tari tradisional khas NTT ini cukup unik, dikarenakan ada proses pentransferan ilmu pengetahuan secara lisan pada masyarakat Alor-Pantar dan tidak hanya sekadar pertunjukan tari saja.
Pada setiap syair Lego-lego yang dibacakan atau dinyanyikan oleh Juru Pukong, biasanya berisi suatu pengajaran yang disampaikan oleh masyarakat dan tujuannya adalah untuk saling menghormati antar suku, klan serta menjaga kerukunan antara umat beragama.
Syar Lego-lego juga disampaikan tentang sejarah nenek moyang, sejarah suku dan tentang perpindahan antar suku. Tari Lego-Lego berasal dari Pulau Alor Pantar ini juga memiliki perbedaan pada alat musik yang digunakan, antara masyarakat Alor Pantar yang berada di wilayah pesisir dengan masyarakat Alor Pantar yang berada di wilayah pegunungan.
Pada Tari Lego-Lego yang ditampilkan oleh masyarakat yang berada di wilayah pesisir Alor Pantar atau Nuh Atinang, pada umumnya diiringi oleh alat musik seperti gong serta gendang.
Sementara itu, masyarakat yang berada pada wilayah pegunungan Alor Pantar atau Nuh Mate, biasanya hanya menggunakan iringan musik yang berasal dari hentakan kaki para penari laki-laki dan gelang kaki yang digunakan oleh penari perempuan.
3. Properti Tari Lego-Lego
Seperti halnya tari tradisional yang lainnya, Tari Lego-Lego juga membutuhkan properti khusus yang digunakan untuk mendukung penampilan dari Tari Lego-Lego. Beberapa properti yang digunakan adalah seperti aksesoris, busana maupun alat musik seperti:
- Gong
- Moko
- Kain tenun khas Alor
- Busana adat
- Ikat kepala
- Gelang kaki
4. Fungsi tari lego-lego
Tak hanya berfungsi sebagai hiburan, tari lego-lego juga memiliki fungsi sebagai berikut:
- Sebagai tari untuk menyambut tamu
- Sebagai wujud rasa kegembiraan, usai berhasil mencapai hal tertentu
- Aktualisasi dari kebersamaan masyarakat
- Penyambutan dalam Acara Sunna Hada
- Wujud syukur atas hasil panen
Nah, itu dia pembahasan mengenai Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya? Gimana? Apa Mama tertarik untuk menyaksikan tarian yang satu ini?
Baca Juga :
Mama pernah gak liat tari lego-lego? Itu lho, Ma, tarian yang disebut tari multik etnik karna setiap suku, bahasa, klan, agama, gender maupun status sosial berkumpul bersama dalam pertunjukan tari ini.
Tapi, Mama tau gak sih Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya? Nah, kali ini sudah aku rangkum ulasannya. Simak sampai selesai ya, Ma!
Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya?
1. Asal tari lego-lego
Tari Lego-Lego merupakan tari tradisional khas dari Nusa Tenggara Timur, lebih tepatnya di daerah Alor. Pada umumnya, tari tradisional ini disajikan untuk menyambut tamu, acara kebudayaan serta upacara pernikahan dan lain sebagainya.
Sebagai seni tari tradisional, Tari Lego-Lego diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang dari generasi ke generasi. Bahkan hingga saat ini, Tari Lego-Lego masih terus dilestarikan dan masih rutin dipentaskan dalam berbagai macam acara.
Tari Lego-Lego biasanya ditampilkan oleh para penari laki-laki dan perempuan dengan cara melingkar dengan cara bergandengan tangan satu sama lain sambil menarikan Tari Lego-Lego ini tanpa melihat adanya perbedaan status sosial maupun agama antara penari satu dengan lainnya.
Karena hal tersebutlah, Tari Lego-Lego mendapatkan julukan sebagai tari multik etnik, di mana setiap suku, bahasa, klan, agama, gender maupun status sosial berkumpul bersama dalam sebuah pertunjukan.
2. Sejarah tari lego-lego
Kabupaten Alur, NTT dikenal dengan julukan Negeri 1000 Moko karena alat musik dari Alor yang cukup legendaris. Alat musik tersebut, tidak hanya berfungsi sebagai alat musik saja, Moko merupakan alat musik yang terbuat dari perunggu dan seringkali digunakan sebagai mas kawin serta membayar sejumlah denda.
Alat musik Moko tersebut, juga dimanfaatkan oleh masyarakat Alor sebagai iring-iringan pada tari tradisional yaitu pada Tari Lego-Lego. Tari daerah Alor asal NTT ini, dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan dengan masal. Oleh sebab itu, penampilan Tari Lego-Lego pun akan sangat ramai. Formasi khusus yang dapat dilihat dari Tari Lego-Lego ialah posisi bergandengan tangan dan membentuk lingkaran besar.
Kesenian dari Alor ini secara turun-temurun diwariskan pada setiap generasi, sehingga sampai saat ini masyarakat Alor masih sering menampilkan Tari Lego-Lego. Awal mula kemunculan Tari Lego-Lego, digunakan sebagai tarian dalam upacara adat, sebagai bentuk syukur masyarakat setempat.
Bentuk syukur tersebut ditampilkan oleh masyarakat dengan cara bergandengan tangan serta mengelilingi Mezbah. Para penari juga akan menyanyikan lagu-lagu pujian pada Tuhan dengan kompak ketika menari.
Mezbah adalah benda khusus yang keberadaannya disakralkan oleh masyarakat Alor. Dengan adanya Mezbah di tengah para penari Lego-lego, maka Mezbah ini pun menjadi ciri khusus yang membedakan Tari Lego-Lego dengan tari tradisional dari daerah yang lainnya.
Tari Lego-Lego selain dimainkan bersama dengan iringan alat-alat musik, terkadang tari tradisional ini pun hanya diiringi oleh nyanyian dari para penari dengan ditambahkan suara gemerincing dari gelang kaki penari.
Ketika melakukan Tari Lego-Lego ini, para penari akan dipandu oleh satu atau bahkan dua orang juru pukong atau juru pantun. Juru pukong dalam Tari Lego-Lego adalah laki-laki yang dituakan oleh masyarakat serta dianggap paling banyak menguasai lagu dalam pertunjukan Tari Lego-Lego.
Jumlah dari anggota penari Lego-lego biasanya bisa mencapai puluhan atau bahkan ratusan orang.
Tari tradisional khas NTT ini cukup unik, dikarenakan ada proses pentransferan ilmu pengetahuan secara lisan pada masyarakat Alor-Pantar dan tidak hanya sekadar pertunjukan tari saja.
Pada setiap syair Lego-lego yang dibacakan atau dinyanyikan oleh Juru Pukong, biasanya berisi suatu pengajaran yang disampaikan oleh masyarakat dan tujuannya adalah untuk saling menghormati antar suku, klan serta menjaga kerukunan antara umat beragama.
Syar Lego-lego juga disampaikan tentang sejarah nenek moyang, sejarah suku dan tentang perpindahan antar suku. Tari Lego-Lego berasal dari Pulau Alor Pantar ini juga memiliki perbedaan pada alat musik yang digunakan, antara masyarakat Alor Pantar yang berada di wilayah pesisir dengan masyarakat Alor Pantar yang berada di wilayah pegunungan.
Pada Tari Lego-Lego yang ditampilkan oleh masyarakat yang berada di wilayah pesisir Alor Pantar atau Nuh Atinang, pada umumnya diiringi oleh alat musik seperti gong serta gendang.
Sementara itu, masyarakat yang berada pada wilayah pegunungan Alor Pantar atau Nuh Mate, biasanya hanya menggunakan iringan musik yang berasal dari hentakan kaki para penari laki-laki dan gelang kaki yang digunakan oleh penari perempuan.
3. Properti Tari Lego-Lego
Seperti halnya tari tradisional yang lainnya, Tari Lego-Lego juga membutuhkan properti khusus yang digunakan untuk mendukung penampilan dari Tari Lego-Lego. Beberapa properti yang digunakan adalah seperti aksesoris, busana maupun alat musik seperti:
- Gong
- Moko
- Kain tenun khas Alor
- Busana adat
- Ikat kepala
- Gelang kaki
4. Fungsi tari lego-lego
Tak hanya berfungsi sebagai hiburan, tari lego-lego juga memiliki fungsi sebagai berikut:
- Sebagai tari untuk menyambut tamu
- Sebagai wujud rasa kegembiraan, usai berhasil mencapai hal tertentu
- Aktualisasi dari kebersamaan masyarakat
- Penyambutan dalam Acara Sunna Hada
- Wujud syukur atas hasil panen
Nah, itu dia pembahasan mengenai Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya? Gimana? Apa Mama tertarik untuk menyaksikan tarian yang satu ini?
Baca Juga :
Mama pernah gak liat tari lego-lego? Itu lho, Ma, tarian yang disebut tari multik etnik karna setiap suku, bahasa, klan, agama, gender maupun status sosial berkumpul bersama dalam pertunjukan tari ini.
Tapi, Mama tau gak sih Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya? Nah, kali ini sudah aku rangkum ulasannya. Simak sampai selesai ya, Ma!
Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya?
1. Asal tari lego-lego
Tari Lego-Lego merupakan tari tradisional khas dari Nusa Tenggara Timur, lebih tepatnya di daerah Alor. Pada umumnya, tari tradisional ini disajikan untuk menyambut tamu, acara kebudayaan serta upacara pernikahan dan lain sebagainya.
Sebagai seni tari tradisional, Tari Lego-Lego diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang dari generasi ke generasi. Bahkan hingga saat ini, Tari Lego-Lego masih terus dilestarikan dan masih rutin dipentaskan dalam berbagai macam acara.
Tari Lego-Lego biasanya ditampilkan oleh para penari laki-laki dan perempuan dengan cara melingkar dengan cara bergandengan tangan satu sama lain sambil menarikan Tari Lego-Lego ini tanpa melihat adanya perbedaan status sosial maupun agama antara penari satu dengan lainnya.
Karena hal tersebutlah, Tari Lego-Lego mendapatkan julukan sebagai tari multik etnik, di mana setiap suku, bahasa, klan, agama, gender maupun status sosial berkumpul bersama dalam sebuah pertunjukan.
2. Sejarah tari lego-lego
Kabupaten Alur, NTT dikenal dengan julukan Negeri 1000 Moko karena alat musik dari Alor yang cukup legendaris. Alat musik tersebut, tidak hanya berfungsi sebagai alat musik saja, Moko merupakan alat musik yang terbuat dari perunggu dan seringkali digunakan sebagai mas kawin serta membayar sejumlah denda.
Alat musik Moko tersebut, juga dimanfaatkan oleh masyarakat Alor sebagai iring-iringan pada tari tradisional yaitu pada Tari Lego-Lego. Tari daerah Alor asal NTT ini, dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan dengan masal. Oleh sebab itu, penampilan Tari Lego-Lego pun akan sangat ramai. Formasi khusus yang dapat dilihat dari Tari Lego-Lego ialah posisi bergandengan tangan dan membentuk lingkaran besar.
Kesenian dari Alor ini secara turun-temurun diwariskan pada setiap generasi, sehingga sampai saat ini masyarakat Alor masih sering menampilkan Tari Lego-Lego. Awal mula kemunculan Tari Lego-Lego, digunakan sebagai tarian dalam upacara adat, sebagai bentuk syukur masyarakat setempat.
Bentuk syukur tersebut ditampilkan oleh masyarakat dengan cara bergandengan tangan serta mengelilingi Mezbah. Para penari juga akan menyanyikan lagu-lagu pujian pada Tuhan dengan kompak ketika menari.
Mezbah adalah benda khusus yang keberadaannya disakralkan oleh masyarakat Alor. Dengan adanya Mezbah di tengah para penari Lego-lego, maka Mezbah ini pun menjadi ciri khusus yang membedakan Tari Lego-Lego dengan tari tradisional dari daerah yang lainnya.
Tari Lego-Lego selain dimainkan bersama dengan iringan alat-alat musik, terkadang tari tradisional ini pun hanya diiringi oleh nyanyian dari para penari dengan ditambahkan suara gemerincing dari gelang kaki penari.
Ketika melakukan Tari Lego-Lego ini, para penari akan dipandu oleh satu atau bahkan dua orang juru pukong atau juru pantun. Juru pukong dalam Tari Lego-Lego adalah laki-laki yang dituakan oleh masyarakat serta dianggap paling banyak menguasai lagu dalam pertunjukan Tari Lego-Lego.
Jumlah dari anggota penari Lego-lego biasanya bisa mencapai puluhan atau bahkan ratusan orang.
Tari tradisional khas NTT ini cukup unik, dikarenakan ada proses pentransferan ilmu pengetahuan secara lisan pada masyarakat Alor-Pantar dan tidak hanya sekadar pertunjukan tari saja.
Pada setiap syair Lego-lego yang dibacakan atau dinyanyikan oleh Juru Pukong, biasanya berisi suatu pengajaran yang disampaikan oleh masyarakat dan tujuannya adalah untuk saling menghormati antar suku, klan serta menjaga kerukunan antara umat beragama.
Syar Lego-lego juga disampaikan tentang sejarah nenek moyang, sejarah suku dan tentang perpindahan antar suku. Tari Lego-Lego berasal dari Pulau Alor Pantar ini juga memiliki perbedaan pada alat musik yang digunakan, antara masyarakat Alor Pantar yang berada di wilayah pesisir dengan masyarakat Alor Pantar yang berada di wilayah pegunungan.
Pada Tari Lego-Lego yang ditampilkan oleh masyarakat yang berada di wilayah pesisir Alor Pantar atau Nuh Atinang, pada umumnya diiringi oleh alat musik seperti gong serta gendang.
Sementara itu, masyarakat yang berada pada wilayah pegunungan Alor Pantar atau Nuh Mate, biasanya hanya menggunakan iringan musik yang berasal dari hentakan kaki para penari laki-laki dan gelang kaki yang digunakan oleh penari perempuan.
3. Properti Tari Lego-Lego
Seperti halnya tari tradisional yang lainnya, Tari Lego-Lego juga membutuhkan properti khusus yang digunakan untuk mendukung penampilan dari Tari Lego-Lego. Beberapa properti yang digunakan adalah seperti aksesoris, busana maupun alat musik seperti:
- Gong
- Moko
- Kain tenun khas Alor
- Busana adat
- Ikat kepala
- Gelang kaki
4. Fungsi tari lego-lego
Tak hanya berfungsi sebagai hiburan, tari lego-lego juga memiliki fungsi sebagai berikut:
- Sebagai tari untuk menyambut tamu
- Sebagai wujud rasa kegembiraan, usai berhasil mencapai hal tertentu
- Aktualisasi dari kebersamaan masyarakat
- Penyambutan dalam Acara Sunna Hada
- Wujud syukur atas hasil panen
Nah, itu dia pembahasan mengenai Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya? Gimana? Apa Mama tertarik untuk menyaksikan tarian yang satu ini?
Baca Juga :
aku baru tahu tentang tarian adat ini
Mama pernah gak liat tari lego-lego? Itu lho, Ma, tarian yang disebut tari multik etnik karna setiap suku, bahasa, klan, agama, gender maupun status sosial berkumpul bersama dalam pertunjukan tari ini.
Tapi, Mama tau gak sih Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya? Nah, kali ini sudah aku rangkum ulasannya. Simak sampai selesai ya, Ma!
Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya?
1. Asal tari lego-lego
Tari Lego-Lego merupakan tari tradisional khas dari Nusa Tenggara Timur, lebih tepatnya di daerah Alor. Pada umumnya, tari tradisional ini disajikan untuk menyambut tamu, acara kebudayaan serta upacara pernikahan dan lain sebagainya.
Sebagai seni tari tradisional, Tari Lego-Lego diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang dari generasi ke generasi. Bahkan hingga saat ini, Tari Lego-Lego masih terus dilestarikan dan masih rutin dipentaskan dalam berbagai macam acara.
Tari Lego-Lego biasanya ditampilkan oleh para penari laki-laki dan perempuan dengan cara melingkar dengan cara bergandengan tangan satu sama lain sambil menarikan Tari Lego-Lego ini tanpa melihat adanya perbedaan status sosial maupun agama antara penari satu dengan lainnya.
Karena hal tersebutlah, Tari Lego-Lego mendapatkan julukan sebagai tari multik etnik, di mana setiap suku, bahasa, klan, agama, gender maupun status sosial berkumpul bersama dalam sebuah pertunjukan.
2. Sejarah tari lego-lego
Kabupaten Alur, NTT dikenal dengan julukan Negeri 1000 Moko karena alat musik dari Alor yang cukup legendaris. Alat musik tersebut, tidak hanya berfungsi sebagai alat musik saja, Moko merupakan alat musik yang terbuat dari perunggu dan seringkali digunakan sebagai mas kawin serta membayar sejumlah denda.
Alat musik Moko tersebut, juga dimanfaatkan oleh masyarakat Alor sebagai iring-iringan pada tari tradisional yaitu pada Tari Lego-Lego. Tari daerah Alor asal NTT ini, dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan dengan masal. Oleh sebab itu, penampilan Tari Lego-Lego pun akan sangat ramai. Formasi khusus yang dapat dilihat dari Tari Lego-Lego ialah posisi bergandengan tangan dan membentuk lingkaran besar.
Kesenian dari Alor ini secara turun-temurun diwariskan pada setiap generasi, sehingga sampai saat ini masyarakat Alor masih sering menampilkan Tari Lego-Lego. Awal mula kemunculan Tari Lego-Lego, digunakan sebagai tarian dalam upacara adat, sebagai bentuk syukur masyarakat setempat.
Bentuk syukur tersebut ditampilkan oleh masyarakat dengan cara bergandengan tangan serta mengelilingi Mezbah. Para penari juga akan menyanyikan lagu-lagu pujian pada Tuhan dengan kompak ketika menari.
Mezbah adalah benda khusus yang keberadaannya disakralkan oleh masyarakat Alor. Dengan adanya Mezbah di tengah para penari Lego-lego, maka Mezbah ini pun menjadi ciri khusus yang membedakan Tari Lego-Lego dengan tari tradisional dari daerah yang lainnya.
Tari Lego-Lego selain dimainkan bersama dengan iringan alat-alat musik, terkadang tari tradisional ini pun hanya diiringi oleh nyanyian dari para penari dengan ditambahkan suara gemerincing dari gelang kaki penari.
Ketika melakukan Tari Lego-Lego ini, para penari akan dipandu oleh satu atau bahkan dua orang juru pukong atau juru pantun. Juru pukong dalam Tari Lego-Lego adalah laki-laki yang dituakan oleh masyarakat serta dianggap paling banyak menguasai lagu dalam pertunjukan Tari Lego-Lego.
Jumlah dari anggota penari Lego-lego biasanya bisa mencapai puluhan atau bahkan ratusan orang.
Tari tradisional khas NTT ini cukup unik, dikarenakan ada proses pentransferan ilmu pengetahuan secara lisan pada masyarakat Alor-Pantar dan tidak hanya sekadar pertunjukan tari saja.
Pada setiap syair Lego-lego yang dibacakan atau dinyanyikan oleh Juru Pukong, biasanya berisi suatu pengajaran yang disampaikan oleh masyarakat dan tujuannya adalah untuk saling menghormati antar suku, klan serta menjaga kerukunan antara umat beragama.
Syar Lego-lego juga disampaikan tentang sejarah nenek moyang, sejarah suku dan tentang perpindahan antar suku. Tari Lego-Lego berasal dari Pulau Alor Pantar ini juga memiliki perbedaan pada alat musik yang digunakan, antara masyarakat Alor Pantar yang berada di wilayah pesisir dengan masyarakat Alor Pantar yang berada di wilayah pegunungan.
Pada Tari Lego-Lego yang ditampilkan oleh masyarakat yang berada di wilayah pesisir Alor Pantar atau Nuh Atinang, pada umumnya diiringi oleh alat musik seperti gong serta gendang.
Sementara itu, masyarakat yang berada pada wilayah pegunungan Alor Pantar atau Nuh Mate, biasanya hanya menggunakan iringan musik yang berasal dari hentakan kaki para penari laki-laki dan gelang kaki yang digunakan oleh penari perempuan.
3. Properti Tari Lego-Lego
Seperti halnya tari tradisional yang lainnya, Tari Lego-Lego juga membutuhkan properti khusus yang digunakan untuk mendukung penampilan dari Tari Lego-Lego. Beberapa properti yang digunakan adalah seperti aksesoris, busana maupun alat musik seperti:
- Gong
- Moko
- Kain tenun khas Alor
- Busana adat
- Ikat kepala
- Gelang kaki
4. Fungsi tari lego-lego
Tak hanya berfungsi sebagai hiburan, tari lego-lego juga memiliki fungsi sebagai berikut:
- Sebagai tari untuk menyambut tamu
- Sebagai wujud rasa kegembiraan, usai berhasil mencapai hal tertentu
- Aktualisasi dari kebersamaan masyarakat
- Penyambutan dalam Acara Sunna Hada
- Wujud syukur atas hasil panen
Nah, itu dia pembahasan mengenai Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya? Gimana? Apa Mama tertarik untuk menyaksikan tarian yang satu ini?
Baca Juga :
menarik sekali, jadi penasaran mau liat secara langsung tarian ini
Mama pernah gak liat tari lego-lego? Itu lho, Ma, tarian yang disebut tari multik etnik karna setiap suku, bahasa, klan, agama, gender maupun status sosial berkumpul bersama dalam pertunjukan tari ini.
Tapi, Mama tau gak sih Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya? Nah, kali ini sudah aku rangkum ulasannya. Simak sampai selesai ya, Ma!
Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya?
1. Asal tari lego-lego
Tari Lego-Lego merupakan tari tradisional khas dari Nusa Tenggara Timur, lebih tepatnya di daerah Alor. Pada umumnya, tari tradisional ini disajikan untuk menyambut tamu, acara kebudayaan serta upacara pernikahan dan lain sebagainya.
Sebagai seni tari tradisional, Tari Lego-Lego diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang dari generasi ke generasi. Bahkan hingga saat ini, Tari Lego-Lego masih terus dilestarikan dan masih rutin dipentaskan dalam berbagai macam acara.
Tari Lego-Lego biasanya ditampilkan oleh para penari laki-laki dan perempuan dengan cara melingkar dengan cara bergandengan tangan satu sama lain sambil menarikan Tari Lego-Lego ini tanpa melihat adanya perbedaan status sosial maupun agama antara penari satu dengan lainnya.
Karena hal tersebutlah, Tari Lego-Lego mendapatkan julukan sebagai tari multik etnik, di mana setiap suku, bahasa, klan, agama, gender maupun status sosial berkumpul bersama dalam sebuah pertunjukan.
2. Sejarah tari lego-lego
Kabupaten Alur, NTT dikenal dengan julukan Negeri 1000 Moko karena alat musik dari Alor yang cukup legendaris. Alat musik tersebut, tidak hanya berfungsi sebagai alat musik saja, Moko merupakan alat musik yang terbuat dari perunggu dan seringkali digunakan sebagai mas kawin serta membayar sejumlah denda.
Alat musik Moko tersebut, juga dimanfaatkan oleh masyarakat Alor sebagai iring-iringan pada tari tradisional yaitu pada Tari Lego-Lego. Tari daerah Alor asal NTT ini, dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan dengan masal. Oleh sebab itu, penampilan Tari Lego-Lego pun akan sangat ramai. Formasi khusus yang dapat dilihat dari Tari Lego-Lego ialah posisi bergandengan tangan dan membentuk lingkaran besar.
Kesenian dari Alor ini secara turun-temurun diwariskan pada setiap generasi, sehingga sampai saat ini masyarakat Alor masih sering menampilkan Tari Lego-Lego. Awal mula kemunculan Tari Lego-Lego, digunakan sebagai tarian dalam upacara adat, sebagai bentuk syukur masyarakat setempat.
Bentuk syukur tersebut ditampilkan oleh masyarakat dengan cara bergandengan tangan serta mengelilingi Mezbah. Para penari juga akan menyanyikan lagu-lagu pujian pada Tuhan dengan kompak ketika menari.
Mezbah adalah benda khusus yang keberadaannya disakralkan oleh masyarakat Alor. Dengan adanya Mezbah di tengah para penari Lego-lego, maka Mezbah ini pun menjadi ciri khusus yang membedakan Tari Lego-Lego dengan tari tradisional dari daerah yang lainnya.
Tari Lego-Lego selain dimainkan bersama dengan iringan alat-alat musik, terkadang tari tradisional ini pun hanya diiringi oleh nyanyian dari para penari dengan ditambahkan suara gemerincing dari gelang kaki penari.
Ketika melakukan Tari Lego-Lego ini, para penari akan dipandu oleh satu atau bahkan dua orang juru pukong atau juru pantun. Juru pukong dalam Tari Lego-Lego adalah laki-laki yang dituakan oleh masyarakat serta dianggap paling banyak menguasai lagu dalam pertunjukan Tari Lego-Lego.
Jumlah dari anggota penari Lego-lego biasanya bisa mencapai puluhan atau bahkan ratusan orang.
Tari tradisional khas NTT ini cukup unik, dikarenakan ada proses pentransferan ilmu pengetahuan secara lisan pada masyarakat Alor-Pantar dan tidak hanya sekadar pertunjukan tari saja.
Pada setiap syair Lego-lego yang dibacakan atau dinyanyikan oleh Juru Pukong, biasanya berisi suatu pengajaran yang disampaikan oleh masyarakat dan tujuannya adalah untuk saling menghormati antar suku, klan serta menjaga kerukunan antara umat beragama.
Syar Lego-lego juga disampaikan tentang sejarah nenek moyang, sejarah suku dan tentang perpindahan antar suku. Tari Lego-Lego berasal dari Pulau Alor Pantar ini juga memiliki perbedaan pada alat musik yang digunakan, antara masyarakat Alor Pantar yang berada di wilayah pesisir dengan masyarakat Alor Pantar yang berada di wilayah pegunungan.
Pada Tari Lego-Lego yang ditampilkan oleh masyarakat yang berada di wilayah pesisir Alor Pantar atau Nuh Atinang, pada umumnya diiringi oleh alat musik seperti gong serta gendang.
Sementara itu, masyarakat yang berada pada wilayah pegunungan Alor Pantar atau Nuh Mate, biasanya hanya menggunakan iringan musik yang berasal dari hentakan kaki para penari laki-laki dan gelang kaki yang digunakan oleh penari perempuan.
3. Properti Tari Lego-Lego
Seperti halnya tari tradisional yang lainnya, Tari Lego-Lego juga membutuhkan properti khusus yang digunakan untuk mendukung penampilan dari Tari Lego-Lego. Beberapa properti yang digunakan adalah seperti aksesoris, busana maupun alat musik seperti:
- Gong
- Moko
- Kain tenun khas Alor
- Busana adat
- Ikat kepala
- Gelang kaki
4. Fungsi tari lego-lego
Tak hanya berfungsi sebagai hiburan, tari lego-lego juga memiliki fungsi sebagai berikut:
- Sebagai tari untuk menyambut tamu
- Sebagai wujud rasa kegembiraan, usai berhasil mencapai hal tertentu
- Aktualisasi dari kebersamaan masyarakat
- Penyambutan dalam Acara Sunna Hada
- Wujud syukur atas hasil panen
Nah, itu dia pembahasan mengenai Tari Lego-Lego Berasal dari Mana dan Apa Maknanya? Gimana? Apa Mama tertarik untuk menyaksikan tarian yang satu ini?
Baca Juga :
Wowwww kerennn
keren btul.. tarian ini menggambarkan indonesia yang memiliki bnyk perbedaan namun tetap bersatu