Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan yang paling utama adalah keluarga, yang dilakukan melalui kegiatan pengajaran, latihan dan bimbingan. Anak usia dini merupakan anak yang sangat unik dan memiliki sikap yang aktif. Sikap aktif ini pada umumnya merupakan sikap yang memiliki aktivitas gerak lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Anak yang memiliki perilaku tidak dapat dikontrol (impulsive, kurang sopan, dan berbuat nekat), cenderung besikap seenaknya, mudah tersinggung, tidak dapat memusatkan perhatian dalam waktu yang cukup lama serta tidak dapat menyelesaikan tugasnya dapat dikategorikan sebagai anak yang Hiperaktif atau anak ADHD (Suci & Heni).
Akibat dari perilaku anak yang tidak biasa ini menjadikan anak tersebut memiliki label anak yang tidak baik, anak yang tidak memiliki sopan santun atau sering dikatakan sebagai anak yang nakal tanpa adanya perhatian yang khusus. Padahal anak-anak yang memiliki tingkah laku seperti ini seharusnya mendapatkan perhatian khusus terutama dari keluarga.
Dengan demikian anak dengan perilaku ini perlu dibantu secara khusus juga oleh dokter, guru dan keluarga untuk meminimalisirkan perilaku hiperaktif tersebut, dengan cara komsumsi obat-obatan, melakukan terapi, serta mengkondisikan kegiatan dan suasana yang tepat dan sesuai dengan mereka (dilakukan apabila sudah melakukan konsultasi dengan ahlinya).
Pengertian Hiperaktif
Hiperaktif merupakan gangguan perilaku yang tidak biasanya yang disesbabkan disfungsi neurologia dengan gejala pertama tidak dapat memusatkan perhatian. Demikian pula anak hiperaktif merupakan anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian. Gangguan ini tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Ada begitu banyak macam faktor yang disebut sebagai penyebabnya, salah satunya yaitu terjadinya kerusakan kecil dari sitem saraf dan otak.
Pengertian serupa juga dideskripsikan oleh Rusmawati dan Dewi, 2011 yaitu Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan gangguan yang menyebabkan seseorang memiliki suatu kecenderungan dalam memusatkan perhatian, kontrol diri serta kebutuhan untuk mencari stimulasi.
Gejala Hiperaktif
Gejala dari hiperaktif yaitu adanya ketidaknormalan pada perkembangan otak. Sehingga membuat pertumbuhan anak menjadi tidak normal seperti anak pada umumny.
Gejala Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas sebagaimana dalam “Diagnostic And Statstical Annual Of Mental Disorder” menurut Montauk L. 2006. Antara lain :
Intensivitas atau tidak ada perhatian atau tidak menyimak, misalnya gagal menyimak hal yang terperinci, kesulitan bertahan pada satu aktivitas, dll.
Implusiritas atau tidak sabaran (bisa impulsive motorik dan impulsive verbal atau kognitif), misalnya sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai, sering mengalami kesulitan dalam menunggu giliran, dll.
Hiperaktifitas atau tidak diam, misalnya sering menggerakkan kaki atau tangan dan sering menggeliat, sering meninggalkan tempat duduk di kelas, dll.
Peran Orang Tua Dalam Menangani Anak Hiperaktif
Perilaku anak hiperaktif atau anak ADHD berkaitan dengan kehidupan sehari-harinya mulai dari bagaimana mereka beraktivitas dan berinteraksi, bagaimana mereka beradaptasi dengan aturan-aturan yang ada, serta bagaimana mereka mengikuti norma-norma etika yang diiterapkan di lingkungan akademis yang akan lebih jelas diamati jika mereka disatu kelaskan dalam kelas yang normal. Dalam hal ini peran dari keluarga terutama orangtua dalam penanganan perilaku hiperaktif anak sangat penting karena anak hiperaktif membutuhkan perhatian dan penanganan yang lebih dari pada anak-anak yang lain baik dalam belajar maupun bersosialisasi.
Perkembangan anak hiperkatif akan optimal jika mereka mendapatkan tempat istimewa dan sesuai yang pula, dimana mereka bisa mendapatkan perlakuan yang nyaman dengan penanganan yang tepat oleh para pendidik yang khusus dalam menangani gangguan ini. Selain itu juga keluarga merupakan lingkungan yang paling pertama bagi anak hiperaktif terutama orangtua karena peran dari orangtua dalam memberikan support dan mengarahkan anak hiperaktif dalam memahami dan menjalani kehidupannya sangatlah penting. Anak hiperaktif atau ADHD membutuhkan pengertian dan bantuan dari orang-orang yang ada disekitarnya khusunya orangtua (Pentecost, 2004).
Menurut Heward 2003, bahwasannya efektivitas berbagai program penanganan dan peningkatan kemampuan hidup anak berkebutuhan khusus akan sangat ditentukan oleh peran dan dukungan penuh dari keluarga, karena keluarga merupaan pihak yang mengenal dan memahami berbagai aspek dalam diri seseorang jauh lebih baik daripada orang lain.
Bagi anak berkebutuhan khusus, peran aktif dari keluarga terutama orangtua merupakan bentuk dukungan sosial yang menentukan kesehatan dan perkembangan, baik secara fisik maupun psikologis. Hendriani 2006 mengatakan bahwasannya dukungannsosial adalah pemberian informasi, materi, emosi yang berpengaruh terhadap diri manusia, begitu juga dengan anak berkebutuhan khusus, antara anggota keluarga dan dengan lembaga pendidikan harus dapat bekerjasama dengan baik. Dengan dukungan yang didapat oleh anak berkebutuhan khusus ini menjadi suatu kekuatan untuk anak dalam perkembangannya baik fisik maupun psikisnya.
Menurut Hewett & Frank D (1968) penanganan dan pelayanan orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus antara lain :
- Sebagai pendamping utama anak yaitu sebagai pendamping anak dalam mencapai tujuan penanganan dan pendidikan.
- Sebagai advokat yaitu yang menjaga hak anak untuk mendapatkan kesempatan dalam penanganan dan pediidikan yang sesuai dengannya, yang mengerti dan senantiasa mengusahakan.
- Sebagai sumber yang mengetahui kebenaran dalam diri anak dan dalam intervensi perilaku anak
- Sebagai guru yang berperan sebagai pendidik bagi anak dalam kehidupan sehari-harinya
- Sebagai diagnostisian yaitu penentu karakteristik dan jenis kebutuhan khusus dan kemampuan treatment dari anak.
Kesimpulan
Anak hiperaktif merupakan anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan penanganan dan juga perhatian dari orang sekitarnya terutama keluarga. Maka dari itu peran keluarga dalam menangani anak hiperaktif ini sangat dibutuhkan sebagai pendamping bagi diri anak dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Sumber penjelasan :
- Fachrul R. Dita S & Wiwik H. 2019. Peran Guru Dalam Penanganan Perilaku Anak Hiperaktif Di TK Negeri 1 Samarinda. Journal of Early Childhood Education. Vol. 1. No 2. https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/jece/article/download/12874/pdf
- Suci P & Heni W. 2018. Peran Orang Tua Dalam Penanganan Anak Hiperaktif. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol. 18 No,2. http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JIK/article/view/830
- Haria Mingkala. 2021. Pendampingan Peran Guru Dan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Hiperaktif Serta Cara Menangani Anak Hiperaktif. Jurnal Pengabdian Masyarakat. Vol 01, (1). https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas/article/view/853/616
Sumber gambar :
Ruang Guru - Terapkan aturan dan konsekuensi secara perlahan