Sebagai perempuan yang hidup di zaman sekarang pasti Mama sudah pernah mendengar istilah feminisme. Sebenarnya Apa itu Gerakan Feminisme? Apakah memiliki manfaat bagi kehidupan perempuan?
Pertanyaan seperti ini pasti muncul juga di benak Mama. Kali ini aku akan mengulas tentang gerakan Feminisme untuk menambah wawasan kita bersama. Yuk, kita simak selengkapnya bersama-sama ya!
Istilah feminisme ini berasal dari bahasa Latin yaitu ‘femina’ yang memiliki arti perempuan. Feminisme pertama kali digunakan untuk membahas sesuatu yang berkaitan dengan isu kesetaraan gender dan gerakan hak-hak perempuan. Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik penuh bagi perempuan. Banyak sekali peristiwa yang terjadi terkait ketidaksetaraan gender ini khususnya di Indonesia. Dahulu perempuan memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan pekerjaan atau bahkan pendidikan.
Mengutip dari buku Analisis Gender dan Transformasi Sosial dari Fakih bahwa gender mengacu kepada atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang eksis di dalam masyarakat (1996: 7). Atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang dimaksud yaitu masyarakat memiliki stereotip bagi gender laki-laki seperti gagah, kuat, perkasa dan sebagainya. Sedangkan perempuan memiliki stereotip bersifat lemah lembut, emosional, dan lain sebagainya.
Perbedaan ini menimbulkan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Perlakuan tersebut juga menjadi awal munculnya ketidakadilan yang khususnya dirasakan oleh kaum wanita sendiri, dimana laki-laki bisa jadi superior sedangkan kaum wanita menjadi lebih inferior.
1. Feminisme Radikal
Aliran feminisme yang satu ini berfokus pada perspektif bahwa penindasan yang terjadi terhadap perempuan merupakan akibat dari sistem patriarki. Feminis radikal ingin membebaskan perempuan dari peran gender yang dibentuk oleh masyarakat kepada mereka. Feminis radikal percaya bahwa mereka harus berperang melawan laki-laki, patriarki, dan sistem gender yang membatasi. Mereka sepenuhnya menolak peran-peran ini, semua aspek patriarki, dan dalam beberapa kasus, mereka juga menolak laki-laki.
2. Feminisme Liberal
Aliran feminisme satu ini muncul sejak awal abad 18 yang bersamaan dengan era renaissance. Feminisme yang satu ini memfokuskan pandangannya bahwa perempuan memiliki kebebasan penuh sebagai individu. Feminisme ini menyatakan bahwa kebebasan yang diraih berawal dari rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Feminisme liberal menciptakan dan mendukung tindakan legislasi yang menghilangkan hambatan bagi perempuan. Kebebasan yang dicari tentulah dari berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik dan juga ruang lingkup sosial.
3. Feminisme Sosialis
Teori feminis sosialis menyatakan hubungan antara penindasan perempuan dan penindasan lainnya dalam masyarakat, seperti rasisme dan ketidakadilan ekonomi. Feminis sosialis percaya bahwa ada hubungan langsung antara perjuangan kelas dan ketidaksetaraan gender. Aliran feminis ini mempertimbangkan bagaimana seksisme dan pembagian kerja berdasarkan gender dari setiap zaman ditentukan oleh sistem ekonomi yang ada pada saat itu. Jika dibandingkan dengan feminisme liberal yang berfokus pada individu perempuan itu sendiri, teori feminis ini berfokus pada hubungan sosial masyarakat termasuk aspek ras, etnis, dan perbedaan lainnya.
4. Feminisme Kultural
Aliran feminis ini digunakan untuk mengkritik pandangan bahwa ada "kodrat perempuan" atau "esensi perempuan" atau upaya terkait untuk memvalidasi kembali atribut yang dianggap berasal perempuan. Feminis budaya percaya bahwa ada perbedaan biologis mendasar antara pria dan wanita, dan bahwa wanita harus merayakan perbedaan-perbedaan ini. Feminisme kultural ini tidak berfokus pada perubahan individu yang bisa mengubah pandangan masyarakat, tetapi berfokus pada mengalihkan esensi dan perbedaan yang ada dalam diri perempuan menjadi lebih positif. Contohnya rasa emosionalnya seorang perempuan bisa digolongkan menjadi sebuah kepedulian antar sesama.
5. Ekofeminisme
Feminisme yang satu ini percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menciptakan keseimbangan alam. Ekofeminisme ini muncul pada tahun 1974 dari seorang tokoh feminis bernama Francoise d’Eaubonne. Ada hubungan dimana laki-laki memiliki keinginan untuk mendominasi dunia termasuk alam dan wanita. Ekofeminis ini mengungkapkan bahwa keinginan ini bisa menghancurkan perempuan dan juga bumi. Jadi teori ini tidak hanya menitikberatkan pada keadilan sosial bagi perempuan tetapi juga bagi lingkungan.
Nah, itu dia jawaban dari pertanyaan Apa itu Gerakan Feminisme? yang bisa menambah wawasan Mama. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga:
Sebagai perempuan yang hidup di zaman sekarang pasti Mama sudah pernah mendengar istilah feminisme. Sebenarnya Apa itu Gerakan Feminisme? Apakah memiliki manfaat bagi kehidupan perempuan?
Pertanyaan seperti ini pasti muncul juga di benak Mama. Kali ini aku akan mengulas tentang gerakan Feminisme untuk menambah wawasan kita bersama. Yuk, kita simak selengkapnya bersama-sama ya!
Istilah feminisme ini berasal dari bahasa Latin yaitu ‘femina’ yang memiliki arti perempuan. Feminisme pertama kali digunakan untuk membahas sesuatu yang berkaitan dengan isu kesetaraan gender dan gerakan hak-hak perempuan. Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik penuh bagi perempuan. Banyak sekali peristiwa yang terjadi terkait ketidaksetaraan gender ini khususnya di Indonesia. Dahulu perempuan memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan pekerjaan atau bahkan pendidikan.
Mengutip dari buku Analisis Gender dan Transformasi Sosial dari Fakih bahwa gender mengacu kepada atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang eksis di dalam masyarakat (1996: 7). Atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang dimaksud yaitu masyarakat memiliki stereotip bagi gender laki-laki seperti gagah, kuat, perkasa dan sebagainya. Sedangkan perempuan memiliki stereotip bersifat lemah lembut, emosional, dan lain sebagainya.
Perbedaan ini menimbulkan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Perlakuan tersebut juga menjadi awal munculnya ketidakadilan yang khususnya dirasakan oleh kaum wanita sendiri, dimana laki-laki bisa jadi superior sedangkan kaum wanita menjadi lebih inferior.
1. Feminisme Radikal
Aliran feminisme yang satu ini berfokus pada perspektif bahwa penindasan yang terjadi terhadap perempuan merupakan akibat dari sistem patriarki. Feminis radikal ingin membebaskan perempuan dari peran gender yang dibentuk oleh masyarakat kepada mereka. Feminis radikal percaya bahwa mereka harus berperang melawan laki-laki, patriarki, dan sistem gender yang membatasi. Mereka sepenuhnya menolak peran-peran ini, semua aspek patriarki, dan dalam beberapa kasus, mereka juga menolak laki-laki.
2. Feminisme Liberal
Aliran feminisme satu ini muncul sejak awal abad 18 yang bersamaan dengan era renaissance. Feminisme yang satu ini memfokuskan pandangannya bahwa perempuan memiliki kebebasan penuh sebagai individu. Feminisme ini menyatakan bahwa kebebasan yang diraih berawal dari rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Feminisme liberal menciptakan dan mendukung tindakan legislasi yang menghilangkan hambatan bagi perempuan. Kebebasan yang dicari tentulah dari berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik dan juga ruang lingkup sosial.
3. Feminisme Sosialis
Teori feminis sosialis menyatakan hubungan antara penindasan perempuan dan penindasan lainnya dalam masyarakat, seperti rasisme dan ketidakadilan ekonomi. Feminis sosialis percaya bahwa ada hubungan langsung antara perjuangan kelas dan ketidaksetaraan gender. Aliran feminis ini mempertimbangkan bagaimana seksisme dan pembagian kerja berdasarkan gender dari setiap zaman ditentukan oleh sistem ekonomi yang ada pada saat itu. Jika dibandingkan dengan feminisme liberal yang berfokus pada individu perempuan itu sendiri, teori feminis ini berfokus pada hubungan sosial masyarakat termasuk aspek ras, etnis, dan perbedaan lainnya.
4. Feminisme Kultural
Aliran feminis ini digunakan untuk mengkritik pandangan bahwa ada "kodrat perempuan" atau "esensi perempuan" atau upaya terkait untuk memvalidasi kembali atribut yang dianggap berasal perempuan. Feminis budaya percaya bahwa ada perbedaan biologis mendasar antara pria dan wanita, dan bahwa wanita harus merayakan perbedaan-perbedaan ini. Feminisme kultural ini tidak berfokus pada perubahan individu yang bisa mengubah pandangan masyarakat, tetapi berfokus pada mengalihkan esensi dan perbedaan yang ada dalam diri perempuan menjadi lebih positif. Contohnya rasa emosionalnya seorang perempuan bisa digolongkan menjadi sebuah kepedulian antar sesama.
5. Ekofeminisme
Feminisme yang satu ini percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menciptakan keseimbangan alam. Ekofeminisme ini muncul pada tahun 1974 dari seorang tokoh feminis bernama Francoise d’Eaubonne. Ada hubungan dimana laki-laki memiliki keinginan untuk mendominasi dunia termasuk alam dan wanita. Ekofeminis ini mengungkapkan bahwa keinginan ini bisa menghancurkan perempuan dan juga bumi. Jadi teori ini tidak hanya menitikberatkan pada keadilan sosial bagi perempuan tetapi juga bagi lingkungan.
Nah, itu dia jawaban dari pertanyaan Apa itu Gerakan Feminisme? yang bisa menambah wawasan Mama. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga:
Sebagai perempuan yang hidup di zaman sekarang pasti Mama sudah pernah mendengar istilah feminisme. Sebenarnya Apa itu Gerakan Feminisme? Apakah memiliki manfaat bagi kehidupan perempuan?
Pertanyaan seperti ini pasti muncul juga di benak Mama. Kali ini aku akan mengulas tentang gerakan Feminisme untuk menambah wawasan kita bersama. Yuk, kita simak selengkapnya bersama-sama ya!
Istilah feminisme ini berasal dari bahasa Latin yaitu ‘femina’ yang memiliki arti perempuan. Feminisme pertama kali digunakan untuk membahas sesuatu yang berkaitan dengan isu kesetaraan gender dan gerakan hak-hak perempuan. Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik penuh bagi perempuan. Banyak sekali peristiwa yang terjadi terkait ketidaksetaraan gender ini khususnya di Indonesia. Dahulu perempuan memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan pekerjaan atau bahkan pendidikan.
Mengutip dari buku Analisis Gender dan Transformasi Sosial dari Fakih bahwa gender mengacu kepada atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang eksis di dalam masyarakat (1996: 7). Atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang dimaksud yaitu masyarakat memiliki stereotip bagi gender laki-laki seperti gagah, kuat, perkasa dan sebagainya. Sedangkan perempuan memiliki stereotip bersifat lemah lembut, emosional, dan lain sebagainya.
Perbedaan ini menimbulkan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Perlakuan tersebut juga menjadi awal munculnya ketidakadilan yang khususnya dirasakan oleh kaum wanita sendiri, dimana laki-laki bisa jadi superior sedangkan kaum wanita menjadi lebih inferior.
1. Feminisme Radikal
Aliran feminisme yang satu ini berfokus pada perspektif bahwa penindasan yang terjadi terhadap perempuan merupakan akibat dari sistem patriarki. Feminis radikal ingin membebaskan perempuan dari peran gender yang dibentuk oleh masyarakat kepada mereka. Feminis radikal percaya bahwa mereka harus berperang melawan laki-laki, patriarki, dan sistem gender yang membatasi. Mereka sepenuhnya menolak peran-peran ini, semua aspek patriarki, dan dalam beberapa kasus, mereka juga menolak laki-laki.
2. Feminisme Liberal
Aliran feminisme satu ini muncul sejak awal abad 18 yang bersamaan dengan era renaissance. Feminisme yang satu ini memfokuskan pandangannya bahwa perempuan memiliki kebebasan penuh sebagai individu. Feminisme ini menyatakan bahwa kebebasan yang diraih berawal dari rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Feminisme liberal menciptakan dan mendukung tindakan legislasi yang menghilangkan hambatan bagi perempuan. Kebebasan yang dicari tentulah dari berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik dan juga ruang lingkup sosial.
3. Feminisme Sosialis
Teori feminis sosialis menyatakan hubungan antara penindasan perempuan dan penindasan lainnya dalam masyarakat, seperti rasisme dan ketidakadilan ekonomi. Feminis sosialis percaya bahwa ada hubungan langsung antara perjuangan kelas dan ketidaksetaraan gender. Aliran feminis ini mempertimbangkan bagaimana seksisme dan pembagian kerja berdasarkan gender dari setiap zaman ditentukan oleh sistem ekonomi yang ada pada saat itu. Jika dibandingkan dengan feminisme liberal yang berfokus pada individu perempuan itu sendiri, teori feminis ini berfokus pada hubungan sosial masyarakat termasuk aspek ras, etnis, dan perbedaan lainnya.
4. Feminisme Kultural
Aliran feminis ini digunakan untuk mengkritik pandangan bahwa ada "kodrat perempuan" atau "esensi perempuan" atau upaya terkait untuk memvalidasi kembali atribut yang dianggap berasal perempuan. Feminis budaya percaya bahwa ada perbedaan biologis mendasar antara pria dan wanita, dan bahwa wanita harus merayakan perbedaan-perbedaan ini. Feminisme kultural ini tidak berfokus pada perubahan individu yang bisa mengubah pandangan masyarakat, tetapi berfokus pada mengalihkan esensi dan perbedaan yang ada dalam diri perempuan menjadi lebih positif. Contohnya rasa emosionalnya seorang perempuan bisa digolongkan menjadi sebuah kepedulian antar sesama.
5. Ekofeminisme
Feminisme yang satu ini percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menciptakan keseimbangan alam. Ekofeminisme ini muncul pada tahun 1974 dari seorang tokoh feminis bernama Francoise d’Eaubonne. Ada hubungan dimana laki-laki memiliki keinginan untuk mendominasi dunia termasuk alam dan wanita. Ekofeminis ini mengungkapkan bahwa keinginan ini bisa menghancurkan perempuan dan juga bumi. Jadi teori ini tidak hanya menitikberatkan pada keadilan sosial bagi perempuan tetapi juga bagi lingkungan.
Nah, itu dia jawaban dari pertanyaan Apa itu Gerakan Feminisme? yang bisa menambah wawasan Mama. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga:
Makasi Ma informasinya
Sebagai perempuan yang hidup di zaman sekarang pasti Mama sudah pernah mendengar istilah feminisme. Sebenarnya Apa itu Gerakan Feminisme? Apakah memiliki manfaat bagi kehidupan perempuan?
Pertanyaan seperti ini pasti muncul juga di benak Mama. Kali ini aku akan mengulas tentang gerakan Feminisme untuk menambah wawasan kita bersama. Yuk, kita simak selengkapnya bersama-sama ya!
Istilah feminisme ini berasal dari bahasa Latin yaitu ‘femina’ yang memiliki arti perempuan. Feminisme pertama kali digunakan untuk membahas sesuatu yang berkaitan dengan isu kesetaraan gender dan gerakan hak-hak perempuan. Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik penuh bagi perempuan. Banyak sekali peristiwa yang terjadi terkait ketidaksetaraan gender ini khususnya di Indonesia. Dahulu perempuan memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan pekerjaan atau bahkan pendidikan.
Mengutip dari buku Analisis Gender dan Transformasi Sosial dari Fakih bahwa gender mengacu kepada atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang eksis di dalam masyarakat (1996: 7). Atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang dimaksud yaitu masyarakat memiliki stereotip bagi gender laki-laki seperti gagah, kuat, perkasa dan sebagainya. Sedangkan perempuan memiliki stereotip bersifat lemah lembut, emosional, dan lain sebagainya.
Perbedaan ini menimbulkan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Perlakuan tersebut juga menjadi awal munculnya ketidakadilan yang khususnya dirasakan oleh kaum wanita sendiri, dimana laki-laki bisa jadi superior sedangkan kaum wanita menjadi lebih inferior.
1. Feminisme Radikal
Aliran feminisme yang satu ini berfokus pada perspektif bahwa penindasan yang terjadi terhadap perempuan merupakan akibat dari sistem patriarki. Feminis radikal ingin membebaskan perempuan dari peran gender yang dibentuk oleh masyarakat kepada mereka. Feminis radikal percaya bahwa mereka harus berperang melawan laki-laki, patriarki, dan sistem gender yang membatasi. Mereka sepenuhnya menolak peran-peran ini, semua aspek patriarki, dan dalam beberapa kasus, mereka juga menolak laki-laki.
2. Feminisme Liberal
Aliran feminisme satu ini muncul sejak awal abad 18 yang bersamaan dengan era renaissance. Feminisme yang satu ini memfokuskan pandangannya bahwa perempuan memiliki kebebasan penuh sebagai individu. Feminisme ini menyatakan bahwa kebebasan yang diraih berawal dari rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Feminisme liberal menciptakan dan mendukung tindakan legislasi yang menghilangkan hambatan bagi perempuan. Kebebasan yang dicari tentulah dari berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik dan juga ruang lingkup sosial.
3. Feminisme Sosialis
Teori feminis sosialis menyatakan hubungan antara penindasan perempuan dan penindasan lainnya dalam masyarakat, seperti rasisme dan ketidakadilan ekonomi. Feminis sosialis percaya bahwa ada hubungan langsung antara perjuangan kelas dan ketidaksetaraan gender. Aliran feminis ini mempertimbangkan bagaimana seksisme dan pembagian kerja berdasarkan gender dari setiap zaman ditentukan oleh sistem ekonomi yang ada pada saat itu. Jika dibandingkan dengan feminisme liberal yang berfokus pada individu perempuan itu sendiri, teori feminis ini berfokus pada hubungan sosial masyarakat termasuk aspek ras, etnis, dan perbedaan lainnya.
4. Feminisme Kultural
Aliran feminis ini digunakan untuk mengkritik pandangan bahwa ada "kodrat perempuan" atau "esensi perempuan" atau upaya terkait untuk memvalidasi kembali atribut yang dianggap berasal perempuan. Feminis budaya percaya bahwa ada perbedaan biologis mendasar antara pria dan wanita, dan bahwa wanita harus merayakan perbedaan-perbedaan ini. Feminisme kultural ini tidak berfokus pada perubahan individu yang bisa mengubah pandangan masyarakat, tetapi berfokus pada mengalihkan esensi dan perbedaan yang ada dalam diri perempuan menjadi lebih positif. Contohnya rasa emosionalnya seorang perempuan bisa digolongkan menjadi sebuah kepedulian antar sesama.
5. Ekofeminisme
Feminisme yang satu ini percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menciptakan keseimbangan alam. Ekofeminisme ini muncul pada tahun 1974 dari seorang tokoh feminis bernama Francoise d’Eaubonne. Ada hubungan dimana laki-laki memiliki keinginan untuk mendominasi dunia termasuk alam dan wanita. Ekofeminis ini mengungkapkan bahwa keinginan ini bisa menghancurkan perempuan dan juga bumi. Jadi teori ini tidak hanya menitikberatkan pada keadilan sosial bagi perempuan tetapi juga bagi lingkungan.
Nah, itu dia jawaban dari pertanyaan Apa itu Gerakan Feminisme? yang bisa menambah wawasan Mama. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga:
Kirain feminisme satu jenis aja ternyata banyak juga
Sebagai perempuan yang hidup di zaman sekarang pasti Mama sudah pernah mendengar istilah feminisme. Sebenarnya Apa itu Gerakan Feminisme? Apakah memiliki manfaat bagi kehidupan perempuan?
Pertanyaan seperti ini pasti muncul juga di benak Mama. Kali ini aku akan mengulas tentang gerakan Feminisme untuk menambah wawasan kita bersama. Yuk, kita simak selengkapnya bersama-sama ya!
Istilah feminisme ini berasal dari bahasa Latin yaitu ‘femina’ yang memiliki arti perempuan. Feminisme pertama kali digunakan untuk membahas sesuatu yang berkaitan dengan isu kesetaraan gender dan gerakan hak-hak perempuan. Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik penuh bagi perempuan. Banyak sekali peristiwa yang terjadi terkait ketidaksetaraan gender ini khususnya di Indonesia. Dahulu perempuan memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan pekerjaan atau bahkan pendidikan.
Mengutip dari buku Analisis Gender dan Transformasi Sosial dari Fakih bahwa gender mengacu kepada atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang eksis di dalam masyarakat (1996: 7). Atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang dimaksud yaitu masyarakat memiliki stereotip bagi gender laki-laki seperti gagah, kuat, perkasa dan sebagainya. Sedangkan perempuan memiliki stereotip bersifat lemah lembut, emosional, dan lain sebagainya.
Perbedaan ini menimbulkan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Perlakuan tersebut juga menjadi awal munculnya ketidakadilan yang khususnya dirasakan oleh kaum wanita sendiri, dimana laki-laki bisa jadi superior sedangkan kaum wanita menjadi lebih inferior.
1. Feminisme Radikal
Aliran feminisme yang satu ini berfokus pada perspektif bahwa penindasan yang terjadi terhadap perempuan merupakan akibat dari sistem patriarki. Feminis radikal ingin membebaskan perempuan dari peran gender yang dibentuk oleh masyarakat kepada mereka. Feminis radikal percaya bahwa mereka harus berperang melawan laki-laki, patriarki, dan sistem gender yang membatasi. Mereka sepenuhnya menolak peran-peran ini, semua aspek patriarki, dan dalam beberapa kasus, mereka juga menolak laki-laki.
2. Feminisme Liberal
Aliran feminisme satu ini muncul sejak awal abad 18 yang bersamaan dengan era renaissance. Feminisme yang satu ini memfokuskan pandangannya bahwa perempuan memiliki kebebasan penuh sebagai individu. Feminisme ini menyatakan bahwa kebebasan yang diraih berawal dari rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Feminisme liberal menciptakan dan mendukung tindakan legislasi yang menghilangkan hambatan bagi perempuan. Kebebasan yang dicari tentulah dari berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik dan juga ruang lingkup sosial.
3. Feminisme Sosialis
Teori feminis sosialis menyatakan hubungan antara penindasan perempuan dan penindasan lainnya dalam masyarakat, seperti rasisme dan ketidakadilan ekonomi. Feminis sosialis percaya bahwa ada hubungan langsung antara perjuangan kelas dan ketidaksetaraan gender. Aliran feminis ini mempertimbangkan bagaimana seksisme dan pembagian kerja berdasarkan gender dari setiap zaman ditentukan oleh sistem ekonomi yang ada pada saat itu. Jika dibandingkan dengan feminisme liberal yang berfokus pada individu perempuan itu sendiri, teori feminis ini berfokus pada hubungan sosial masyarakat termasuk aspek ras, etnis, dan perbedaan lainnya.
4. Feminisme Kultural
Aliran feminis ini digunakan untuk mengkritik pandangan bahwa ada "kodrat perempuan" atau "esensi perempuan" atau upaya terkait untuk memvalidasi kembali atribut yang dianggap berasal perempuan. Feminis budaya percaya bahwa ada perbedaan biologis mendasar antara pria dan wanita, dan bahwa wanita harus merayakan perbedaan-perbedaan ini. Feminisme kultural ini tidak berfokus pada perubahan individu yang bisa mengubah pandangan masyarakat, tetapi berfokus pada mengalihkan esensi dan perbedaan yang ada dalam diri perempuan menjadi lebih positif. Contohnya rasa emosionalnya seorang perempuan bisa digolongkan menjadi sebuah kepedulian antar sesama.
5. Ekofeminisme
Feminisme yang satu ini percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menciptakan keseimbangan alam. Ekofeminisme ini muncul pada tahun 1974 dari seorang tokoh feminis bernama Francoise d’Eaubonne. Ada hubungan dimana laki-laki memiliki keinginan untuk mendominasi dunia termasuk alam dan wanita. Ekofeminis ini mengungkapkan bahwa keinginan ini bisa menghancurkan perempuan dan juga bumi. Jadi teori ini tidak hanya menitikberatkan pada keadilan sosial bagi perempuan tetapi juga bagi lingkungan.
Nah, itu dia jawaban dari pertanyaan Apa itu Gerakan Feminisme? yang bisa menambah wawasan Mama. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga:
Jadi informasi baru nih buat aku, soalnya baru tau kalo ternyata feminisme ini memiliki banyak aliran yaa. Makasih, Ma informasinya.
Sebagai perempuan yang hidup di zaman sekarang pasti Mama sudah pernah mendengar istilah feminisme. Sebenarnya Apa itu Gerakan Feminisme? Apakah memiliki manfaat bagi kehidupan perempuan?
Pertanyaan seperti ini pasti muncul juga di benak Mama. Kali ini aku akan mengulas tentang gerakan Feminisme untuk menambah wawasan kita bersama. Yuk, kita simak selengkapnya bersama-sama ya!
Istilah feminisme ini berasal dari bahasa Latin yaitu ‘femina’ yang memiliki arti perempuan. Feminisme pertama kali digunakan untuk membahas sesuatu yang berkaitan dengan isu kesetaraan gender dan gerakan hak-hak perempuan. Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik penuh bagi perempuan. Banyak sekali peristiwa yang terjadi terkait ketidaksetaraan gender ini khususnya di Indonesia. Dahulu perempuan memiliki keterbatasan akses untuk mendapatkan pekerjaan atau bahkan pendidikan.
Mengutip dari buku Analisis Gender dan Transformasi Sosial dari Fakih bahwa gender mengacu kepada atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang eksis di dalam masyarakat (1996: 7). Atribut, perilaku, kebiasaan, dan ekspektasi yang dimaksud yaitu masyarakat memiliki stereotip bagi gender laki-laki seperti gagah, kuat, perkasa dan sebagainya. Sedangkan perempuan memiliki stereotip bersifat lemah lembut, emosional, dan lain sebagainya.
Perbedaan ini menimbulkan perlakuan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Perlakuan tersebut juga menjadi awal munculnya ketidakadilan yang khususnya dirasakan oleh kaum wanita sendiri, dimana laki-laki bisa jadi superior sedangkan kaum wanita menjadi lebih inferior.
1. Feminisme Radikal
Aliran feminisme yang satu ini berfokus pada perspektif bahwa penindasan yang terjadi terhadap perempuan merupakan akibat dari sistem patriarki. Feminis radikal ingin membebaskan perempuan dari peran gender yang dibentuk oleh masyarakat kepada mereka. Feminis radikal percaya bahwa mereka harus berperang melawan laki-laki, patriarki, dan sistem gender yang membatasi. Mereka sepenuhnya menolak peran-peran ini, semua aspek patriarki, dan dalam beberapa kasus, mereka juga menolak laki-laki.
2. Feminisme Liberal
Aliran feminisme satu ini muncul sejak awal abad 18 yang bersamaan dengan era renaissance. Feminisme yang satu ini memfokuskan pandangannya bahwa perempuan memiliki kebebasan penuh sebagai individu. Feminisme ini menyatakan bahwa kebebasan yang diraih berawal dari rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Feminisme liberal menciptakan dan mendukung tindakan legislasi yang menghilangkan hambatan bagi perempuan. Kebebasan yang dicari tentulah dari berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik dan juga ruang lingkup sosial.
3. Feminisme Sosialis
Teori feminis sosialis menyatakan hubungan antara penindasan perempuan dan penindasan lainnya dalam masyarakat, seperti rasisme dan ketidakadilan ekonomi. Feminis sosialis percaya bahwa ada hubungan langsung antara perjuangan kelas dan ketidaksetaraan gender. Aliran feminis ini mempertimbangkan bagaimana seksisme dan pembagian kerja berdasarkan gender dari setiap zaman ditentukan oleh sistem ekonomi yang ada pada saat itu. Jika dibandingkan dengan feminisme liberal yang berfokus pada individu perempuan itu sendiri, teori feminis ini berfokus pada hubungan sosial masyarakat termasuk aspek ras, etnis, dan perbedaan lainnya.
4. Feminisme Kultural
Aliran feminis ini digunakan untuk mengkritik pandangan bahwa ada "kodrat perempuan" atau "esensi perempuan" atau upaya terkait untuk memvalidasi kembali atribut yang dianggap berasal perempuan. Feminis budaya percaya bahwa ada perbedaan biologis mendasar antara pria dan wanita, dan bahwa wanita harus merayakan perbedaan-perbedaan ini. Feminisme kultural ini tidak berfokus pada perubahan individu yang bisa mengubah pandangan masyarakat, tetapi berfokus pada mengalihkan esensi dan perbedaan yang ada dalam diri perempuan menjadi lebih positif. Contohnya rasa emosionalnya seorang perempuan bisa digolongkan menjadi sebuah kepedulian antar sesama.
5. Ekofeminisme
Feminisme yang satu ini percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menciptakan keseimbangan alam. Ekofeminisme ini muncul pada tahun 1974 dari seorang tokoh feminis bernama Francoise d’Eaubonne. Ada hubungan dimana laki-laki memiliki keinginan untuk mendominasi dunia termasuk alam dan wanita. Ekofeminis ini mengungkapkan bahwa keinginan ini bisa menghancurkan perempuan dan juga bumi. Jadi teori ini tidak hanya menitikberatkan pada keadilan sosial bagi perempuan tetapi juga bagi lingkungan.
Nah, itu dia jawaban dari pertanyaan Apa itu Gerakan Feminisme? yang bisa menambah wawasan Mama. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga:
Baru tau 🤠makasih mama infony
masih banyak yg ga ngerti feminisime itu apa