Apa itu Hari Raya Galungan?

Indonesia memiliki banyak kepercayaan yang dianut para warganya. Salah satunya adalah Hindu yang didominasi oleh masyarakat di Bali.

Pada keperacayaan ini, biasanya diadakan hari raya besar bernama Hari Raya Galungan. Mungkin sebagian kamu yang baru pernah mendengarnya, bingung mengenai Apa itu Hari Raya Galungan?

Nah, biar gak penasaran lagi. Yuk, langsung aja simak ulasan selengkapnya di bawah ini mengenai Apa itu Hari Raya Galungan?

Galungan dan Kuningan merupakan Hari Raya yang diperingati oleh umat Hindu. 

Hari raya Galungan diperingati oleh umat Hindu untuk menyatukan kekuatan rohani supaya mendapat pikiran dan pendirian yang tenang. 

Sedangkan hari raya Kuningan adalah untuk memohon keselamatan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin kepada Dewa, Bhatara, dan para Pitara.

Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuno yang artinya bertarung, disebut juga 'dungulan' yang artinya menang. Perbedaannya hanya dalam penyebutan yakni Wuku Galungan (di Jawa) dan Wuku Dungulan (di Bali), namun artinya sama yaitu wuku yang kesebelas.

Fakta Menarik Hari Raya Galungan

  • Hari Raya Galungan biasanya diadakan setiap 210 hari sekali dengan menggunakan hitungan kalender saka atau pakuwon.
  • Hari Raya Galungan sudah dilakukan sejak abad ke 8 Masehi dan dilakukan secara turun temurun.
  • Pada saat merayakan Galungan, umat Hindu akan membuat makanan khas seperti Lawar dan Sate. 
  • Lawar adalah masakan dari campuran sayuran dan daging ayam, kerbau, babi atau bebek yang di cincang. 
  • Dalam pembuatannya, masyarakat Bali menyebutnya dengan tradisi ngelawar yang diyakini sebagai satu simbol kebersamaan serta gotong royong.
  • Saat perayaan hari raya Kuningan, umat Hindu akan membuat nasi kuning untuk disajikan dalam persembahan. Harapannya, nasi kuning ini bisa membawa kemakmuran.
  • Pada saat perayaan Hari Raya Galungan, seluruh sekolah akan diliburkan selama kurang lebih 2 minggu.
  • Tradisi Gerebeg Mekotek di Desa Adat Munggu. Tradisi ini dikenal sebagai tradisi penolak bala yang dilakukan masyarakat Hindu di Desa Adat Munggu pada Hari Raya Kuningan, atau 10 hari setelah Hari Raya Galungan.

Nah, itulah tadi ulasan selengkapnya mengenai 
Apa itu Hari Raya Galungan? Semoga bermanfaat!
 

Baca juga:

Indonesia memiliki banyak kepercayaan yang dianut para warganya. Salah satunya adalah Hindu yang didominasi oleh masyarakat di Bali. Pada keperacayaan....

Indonesia memiliki banyak kepercayaan yang dianut para warganya. Salah satunya adalah Hindu yang didominasi oleh masyarakat di Bali.

Pada keperacayaan ini, biasanya diadakan hari raya besar bernama Hari Raya Galungan. Mungkin sebagian kamu yang baru pernah mendengarnya, bingung mengenai Apa itu Hari Raya Galungan?

Nah, biar gak penasaran lagi. Yuk, langsung aja simak ulasan selengkapnya di bawah ini mengenai Apa itu Hari Raya Galungan?

Galungan dan Kuningan merupakan Hari Raya yang diperingati oleh umat Hindu. 

Hari raya Galungan diperingati oleh umat Hindu untuk menyatukan kekuatan rohani supaya mendapat pikiran dan pendirian yang tenang. 

Sedangkan hari raya Kuningan adalah untuk memohon keselamatan, perlindungan, dan tuntunan lahir batin kepada Dewa, Bhatara, dan para Pitara.

Galungan diambil dari bahasa Jawa Kuno yang artinya bertarung, disebut juga 'dungulan' yang artinya menang. Perbedaannya hanya dalam penyebutan yakni Wuku Galungan (di Jawa) dan Wuku Dungulan (di Bali), namun artinya sama yaitu wuku yang kesebelas.

Fakta Menarik Hari Raya Galungan

  • Hari Raya Galungan biasanya diadakan setiap 210 hari sekali dengan menggunakan hitungan kalender saka atau pakuwon.
  • Hari Raya Galungan sudah dilakukan sejak abad ke 8 Masehi dan dilakukan secara turun temurun.
  • Pada saat merayakan Galungan, umat Hindu akan membuat makanan khas seperti Lawar dan Sate. 
  • Lawar adalah masakan dari campuran sayuran dan daging ayam, kerbau, babi atau bebek yang di cincang. 
  • Dalam pembuatannya, masyarakat Bali menyebutnya dengan tradisi ngelawar yang diyakini sebagai satu simbol kebersamaan serta gotong royong.
  • Saat perayaan hari raya Kuningan, umat Hindu akan membuat nasi kuning untuk disajikan dalam persembahan. Harapannya, nasi kuning ini bisa membawa kemakmuran.
  • Pada saat perayaan Hari Raya Galungan, seluruh sekolah akan diliburkan selama kurang lebih 2 minggu.
  • Tradisi Gerebeg Mekotek di Desa Adat Munggu. Tradisi ini dikenal sebagai tradisi penolak bala yang dilakukan masyarakat Hindu di Desa Adat Munggu pada Hari Raya Kuningan, atau 10 hari setelah Hari Raya Galungan.

Nah, itulah tadi ulasan selengkapnya mengenai 
Apa itu Hari Raya Galungan? Semoga bermanfaat!
 

Baca juga:

seruw banget kalo lagi liburan ke bali liat tradisi ini