Apa Itu Hiperhidrosis, Penyebab dan Gejalanya?

group-image

Ma, tau hiperhidrosis tidak? Jika Mama tidak tau, Mama harus menyimak pembahasan ini mengenai Apa Itu Hiperhidrosis, Penyebab dan Gejalanya? Agar pengetahuan Mama bertambah. Yuk, simak pembahasan ini dengan baik.

Apa Itu Hiperhidrosis, Penyebab dan Gejalanya?

Hiperhidrosis merupakan kondisi di mana produksi keringat berlebihan terjadi tanpa memandang aktivitas fisik atau suhu lingkungan. Orang dengan hiperhidrosis dapat mengalami keringat berlebihan pada bagian tubuh tertentu, seperti tangan, kaki, ketiak, atau wajah.

Walaupun berkeringat adalah respons tubuh yang normal untuk mengatur suhu, pada individu yang mengalami hiperhidrosis, jumlah keringat yang dihasilkan melebihi batas normal, bahkan ketika pendinginan tubuh sebenarnya tidak diperlukan.

Kondisi ini cenderung lebih sering terjadi pada wanita dan biasanya mulai muncul pada masa kanak-kanak atau remaja. Meskipun secara medis tidak membahayakan, hiperhidrosis dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan, seperti perasaan malu, stres, depresi, atau kegelisahan.

Penyebab Hiperhidrosis

Hiperhidrosis memiliki penyebab yang bervariasi tergantung pada jenisnya. Berikut adalah penjelasannya:

  • Hiperhidrosis Primer (Idiopatik): Tidak jelas apa penyebab pastinya, tetapi ada kecenderungan genetik pada beberapa kasus. Ini adalah jenis hiperhidrosis yang umum.
  • Hiperhidrosis Sekunder: Terkait dengan kondisi medis lain, seperti diabetes, obesitas, gangguan tiroid, atau masalah saraf. Hiperhidrosis sekunder biasanya muncul pada usia dewasa.

Gejala Hiperhidrosis

Hiperhidrosis dapat diidentifikasi melalui produksi keringat yang berlebihan, yang muncul tanpa pemicu yang jelas. Adapun gejala hiperhidrosis:

  • Buliran keringat yang terlihat nyata, bahkan dalam kondisi cuaca yang tidak panas atau ketika sedang beristirahat.
  • Pakaian yang sering basah akibat keringat.
  • Kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti sulit membuka pintu atau menggenggam pena karena telapak tangan yang lembab oleh keringat.
  • Kulit yang terlihat tipis, mengalami pecah-pecah, dan mengelupas, dengan warna yang tampak lebih pucat atau kemerahan.
  • Rentan terhadap infeksi kulit pada area tubuh yang mengalami produksi keringat berlebihan.

Cara Pengobatan Hiperhidrosis

Dalam penanganan awal, dokter akan menyarankan pasien untuk menggunakan deodoran yang mengandung antiperspirant, terutama yang mengandung aluminum chloride. Penggunaannya direkomendasikan pada malam hari dan dibersihkan pada pagi harinya. Deodoran ini dapat diperoleh secara bebas.

Selain itu, dokter juga akan memberikan saran terkait perubahan gaya hidup, seperti:

  • Rutin mandi setiap hari untuk mencegah pertumbuhan bakteri di kulit.
  • Mengeringkan tubuh setelah mandi, terutama di area ketiak dan sela-sela jari.
  • Menggunakan sepatu berbahan kulit dan kaos kaki berbahan katun yang dapat menyerap keringat.
  • Mengganti kaus kaki secara teratur atau ketika mulai terasa lembap.
  • Menyiasati penggunaan sepatu tertutup dengan bijaksana.
  • Memilih pakaian yang nyaman di kulit untuk aktivitas sehari-hari dan baju yang dapat menyerap keringat saat berolahraga.
  • Menerapkan teknik relaksasi, seperti yoga atau meditasi, untuk mengatasi stres yang dapat memicu hiperhidrosis.
  • Meminimalkan konsumsi makanan dan minuman pemicu keringat, seperti minuman berkafein, makanan pedas, kari, dan minuman beralkohol.

Jika perubahan gaya hidup tidak memberikan hasil yang memuaskan, dokter dapat memberikan metode lebih lanjut, yang sebaiknya didiskusikan secara langsung dengan dokter.

Itu dia pembahasan mengenai Apa Itu Hiperhidrosis, Penyebab dan Gejalanya? Jika Mama atau Si Kecil merasakan gejala-gejala Hiperhidrosis, lebih baik periksa dan konsultasikan ke dokter untuk penanganan yang lebih baik.

Baca juga:

Ma, tau hiperhidrosis tidak? Jika Mama tidak tau, Mama harus menyimak pembahasan ini mengenai Apa Itu Hiperhidrosis, Penyebab dan Gejalanya?....

Ma, tau hiperhidrosis tidak? Jika Mama tidak tau, Mama harus menyimak pembahasan ini mengenai Apa Itu Hiperhidrosis, Penyebab dan Gejalanya? Agar pengetahuan Mama bertambah. Yuk, simak pembahasan ini dengan baik.

Apa Itu Hiperhidrosis, Penyebab dan Gejalanya?

Hiperhidrosis merupakan kondisi di mana produksi keringat berlebihan terjadi tanpa memandang aktivitas fisik atau suhu lingkungan. Orang dengan hiperhidrosis dapat mengalami keringat berlebihan pada bagian tubuh tertentu, seperti tangan, kaki, ketiak, atau wajah.

Walaupun berkeringat adalah respons tubuh yang normal untuk mengatur suhu, pada individu yang mengalami hiperhidrosis, jumlah keringat yang dihasilkan melebihi batas normal, bahkan ketika pendinginan tubuh sebenarnya tidak diperlukan.

Kondisi ini cenderung lebih sering terjadi pada wanita dan biasanya mulai muncul pada masa kanak-kanak atau remaja. Meskipun secara medis tidak membahayakan, hiperhidrosis dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan, seperti perasaan malu, stres, depresi, atau kegelisahan.

Penyebab Hiperhidrosis

Hiperhidrosis memiliki penyebab yang bervariasi tergantung pada jenisnya. Berikut adalah penjelasannya:

  • Hiperhidrosis Primer (Idiopatik): Tidak jelas apa penyebab pastinya, tetapi ada kecenderungan genetik pada beberapa kasus. Ini adalah jenis hiperhidrosis yang umum.
  • Hiperhidrosis Sekunder: Terkait dengan kondisi medis lain, seperti diabetes, obesitas, gangguan tiroid, atau masalah saraf. Hiperhidrosis sekunder biasanya muncul pada usia dewasa.

Gejala Hiperhidrosis

Hiperhidrosis dapat diidentifikasi melalui produksi keringat yang berlebihan, yang muncul tanpa pemicu yang jelas. Adapun gejala hiperhidrosis:

  • Buliran keringat yang terlihat nyata, bahkan dalam kondisi cuaca yang tidak panas atau ketika sedang beristirahat.
  • Pakaian yang sering basah akibat keringat.
  • Kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti sulit membuka pintu atau menggenggam pena karena telapak tangan yang lembab oleh keringat.
  • Kulit yang terlihat tipis, mengalami pecah-pecah, dan mengelupas, dengan warna yang tampak lebih pucat atau kemerahan.
  • Rentan terhadap infeksi kulit pada area tubuh yang mengalami produksi keringat berlebihan.

Cara Pengobatan Hiperhidrosis

Dalam penanganan awal, dokter akan menyarankan pasien untuk menggunakan deodoran yang mengandung antiperspirant, terutama yang mengandung aluminum chloride. Penggunaannya direkomendasikan pada malam hari dan dibersihkan pada pagi harinya. Deodoran ini dapat diperoleh secara bebas.

Selain itu, dokter juga akan memberikan saran terkait perubahan gaya hidup, seperti:

  • Rutin mandi setiap hari untuk mencegah pertumbuhan bakteri di kulit.
  • Mengeringkan tubuh setelah mandi, terutama di area ketiak dan sela-sela jari.
  • Menggunakan sepatu berbahan kulit dan kaos kaki berbahan katun yang dapat menyerap keringat.
  • Mengganti kaus kaki secara teratur atau ketika mulai terasa lembap.
  • Menyiasati penggunaan sepatu tertutup dengan bijaksana.
  • Memilih pakaian yang nyaman di kulit untuk aktivitas sehari-hari dan baju yang dapat menyerap keringat saat berolahraga.
  • Menerapkan teknik relaksasi, seperti yoga atau meditasi, untuk mengatasi stres yang dapat memicu hiperhidrosis.
  • Meminimalkan konsumsi makanan dan minuman pemicu keringat, seperti minuman berkafein, makanan pedas, kari, dan minuman beralkohol.

Jika perubahan gaya hidup tidak memberikan hasil yang memuaskan, dokter dapat memberikan metode lebih lanjut, yang sebaiknya didiskusikan secara langsung dengan dokter.

Itu dia pembahasan mengenai Apa Itu Hiperhidrosis, Penyebab dan Gejalanya? Jika Mama atau Si Kecil merasakan gejala-gejala Hiperhidrosis, lebih baik periksa dan konsultasikan ke dokter untuk penanganan yang lebih baik.

Baca juga:

ak salah satu yg punya penyakit ini, tdk enak, sangt mengganggu aktivitas aku