Apa Itu Ngunduh Mantu?

Mama dan Papa ada gak sih yang dulu ketika menikah melaksanakan prosesi ngunduh mantu?

Ngunduh mantu ini sering disebut juga sebagai resepsi kedua, dimana ketika pernikahan sudah selesai dilaksanakan, akan ada resepsi kedua yang dilaksanakan oleh pihak yang akan melakukan ngunduh mantu.

Namun tak hanya resepsi biasa, ngunduh mantu memiliki makna tersendiri lho, Ma. Nah, kali ini sudah aku rangkum ulasan mengenai Apa Itu Ngunduh Mantu? Yuk, Ma, simak sampai akhir!

Apa Itu Ngunduh Mantu?

Ngunduh mantu merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa, ngunduh artinya panen atau memanen sedangkan mantu artinya adalah menantu. Acara ngunduh mantu dilakukan ketika orangtua menikahkan anak laki-lakinya, kemudian si istri dibawa untuk tinggal bersama suami dan kedua orangtua serta keluarganya, maka secara tidak langsung keluarga tersebut mendapatkan anggota keluarga baru.

Pelaksanaan Ngunduh Mantu

Ngunduh mantu adalah sebuah tradisi yang membuat momen pernikahan terlihat spesial dan juga unik. Ngunduh mantu sendiri sering dijadikan sebuah prosesi pelengkap bagi pernikahan adat Jawa dan juga adat Sunda.

Meski, ngunduh mantu sendiri bukanlah sebuah kewajiban, namun banyak orang yang tetap ingin menyelenggarakan salah satu dari prosesi pernikahan adat tradisional ini.

Ngunduh mantu adalah sebuah pesta lanjutan. Pesta ini dijadikan momentum sebagai cara keluarga pengantin pria untuk memberi tahu kepada sanak saudara atau tetangga bahwa mereka memiliki anggota keluarga baru yaitu pengantin perempuan.

Dalam praktiknya, mungkin satu daerah dengan daerah lainnnya di Jawa berbeda satu sama lainnya dalam mengadakan acara. Meski demikian, prosesinya tidak akan berbeda jauh.

Prosesi Ngunduh Mantu

Hal pertama yang perlu dilakukan biasanya dari kehadiran keluarga pengantin perempuan serta pasangan yang baru menikah. Sepasang pengantin dan kedua orang tua pengantin wanita beserta rombongan hadir di rumah besan (orangtua pengantin pria), diiringi Gendhing Boyong Pengantin.

Hal kedua yang akan dilakukan adalah penyambutan pengantin dan juga keluarga perempuan. Orang tua pengantin pria menyambut kehadiran besan (orang tua pengantin wanita) bersama kedua pengantin. Ibu pengantin pria segera melingkarkan kain motif Sidomukti (atau sejenisnya) di bahu kedua mempelai. Selanjutnya berjabat tangan dengan besan. Rangkaian prosesi diiringi Gending Boyong Basuki.

Sungkeman pun tidak boleh dilupakan, ya. Kedua mempelai diiringi kedua orang tua menuju pelaminan. Sebelum kedua mempelai duduk dipelaminan, terlebih dahulu melakukan sungkem ke kedua orang tua.

Rangkaian terakhir, kedua mempelai duduk di pelaminan, diapit kedua orang tua. Kedua orangtua mempelai pria selaku pemangku hajat duduk di sebelah kanan pengantin. Sementara kedua orang tua mempelai wanita duduk di sebelah kiri pasangan pengantin.

Istilah Tradisi Ngunduh Mantu

Beberapa istilah yang harus diketahui dalam prosesi ngunduh mantu, diantaranya ialah:

1. Pangombyong

Pangombyong sendiri adalah sebuah prosesi ketika kedua pengantin, orang tua, dan keluarga yang mengantar bersiap untuk melakukan prosesi ngunduh mantu.

Pangombyong sendiri memiliki nama lain pengiring yang merupakan awal dari dimulainya acara ngunduh mantu. Kedua pengantin pun akan pergi meninggalkan orang tua pengantin wanita dan diantarkan oleh rombongan pengiring.

2. Imbal Wicara

Imbal Wicara adalah salah satu prosesi ngunduh matu yang berupa dialog dari keluarga pengantin wnita kepada pengantin pria. Maksud dari dialog ini adalah untuk menyerahkan pengantin wanita kepada pengantin pria dan keluarganya.

Di sini, kedua pengantin pun akan diberikan dua cangkir air minum. Air minum itu diberikan dengan cara diminumkan oleh kedua orang tua dari pengantin pria. Prosesi yang satu ini pun memiliki nama khusus yakni Ujukan Tirto wening.

3. Sindur Binayang

Sindur Binayang sendiri adalah sebuah proses ketika ayah dari pengantin Pria menyampirkan kain sindur di pundak kedua pengantin. Sembari memegang bagian ujung kain, sang ayah pun kemudian menuntun keduanya hingga duduk di pelaminan.

Setelah itu, ayah pengantin pria akan berjalan di bagian depan barisan dan diikuti oleh kedua pengantin. Jika sudah, ibu pengantin pria pun mengikuti di belakangnya semabari memegangu pundak kedua pengantin. Biasanya, di adat Jawa prosesi ini akan diikuti oleh alunan gending ketawang boyong basuki.

Dalam melakukan prosesi ini biasanya akan memakan waktu paling lama sebanyak 30 hingga 40 menit saja. Prosesi ini adalah runutan acara yang paling panjang jika dibandingkan dengan yang lain.

4. Sambutan

Nah acara selanjutnya yang akan dilakukan dalam prosesi unduh mantu adalah sambutan. Biasanya sambutan akan disertai ucapan terima kasih dari perwakilan keluarga pengantin pria. Usai sambutan diberikan, acara ini biasa ditutup dengan acara makan bersama.

Nah, itu dia Ma penjelasan tentang Apa Itu Ngunduh Mantu? Semoga membantu!

Baca Juga :

Mama dan Papa ada gak sih yang dulu ketika menikah melaksanakan prosesi ngunduh mantu? Ngunduh mantu ini sering disebut juga....

Mama dan Papa ada gak sih yang dulu ketika menikah melaksanakan prosesi ngunduh mantu?

Ngunduh mantu ini sering disebut juga sebagai resepsi kedua, dimana ketika pernikahan sudah selesai dilaksanakan, akan ada resepsi kedua yang dilaksanakan oleh pihak yang akan melakukan ngunduh mantu.

Namun tak hanya resepsi biasa, ngunduh mantu memiliki makna tersendiri lho, Ma. Nah, kali ini sudah aku rangkum ulasan mengenai Apa Itu Ngunduh Mantu? Yuk, Ma, simak sampai akhir!

Apa Itu Ngunduh Mantu?

Ngunduh mantu merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa, ngunduh artinya panen atau memanen sedangkan mantu artinya adalah menantu. Acara ngunduh mantu dilakukan ketika orangtua menikahkan anak laki-lakinya, kemudian si istri dibawa untuk tinggal bersama suami dan kedua orangtua serta keluarganya, maka secara tidak langsung keluarga tersebut mendapatkan anggota keluarga baru.

Pelaksanaan Ngunduh Mantu

Ngunduh mantu adalah sebuah tradisi yang membuat momen pernikahan terlihat spesial dan juga unik. Ngunduh mantu sendiri sering dijadikan sebuah prosesi pelengkap bagi pernikahan adat Jawa dan juga adat Sunda.

Meski, ngunduh mantu sendiri bukanlah sebuah kewajiban, namun banyak orang yang tetap ingin menyelenggarakan salah satu dari prosesi pernikahan adat tradisional ini.

Ngunduh mantu adalah sebuah pesta lanjutan. Pesta ini dijadikan momentum sebagai cara keluarga pengantin pria untuk memberi tahu kepada sanak saudara atau tetangga bahwa mereka memiliki anggota keluarga baru yaitu pengantin perempuan.

Dalam praktiknya, mungkin satu daerah dengan daerah lainnnya di Jawa berbeda satu sama lainnya dalam mengadakan acara. Meski demikian, prosesinya tidak akan berbeda jauh.

Prosesi Ngunduh Mantu

Hal pertama yang perlu dilakukan biasanya dari kehadiran keluarga pengantin perempuan serta pasangan yang baru menikah. Sepasang pengantin dan kedua orang tua pengantin wanita beserta rombongan hadir di rumah besan (orangtua pengantin pria), diiringi Gendhing Boyong Pengantin.

Hal kedua yang akan dilakukan adalah penyambutan pengantin dan juga keluarga perempuan. Orang tua pengantin pria menyambut kehadiran besan (orang tua pengantin wanita) bersama kedua pengantin. Ibu pengantin pria segera melingkarkan kain motif Sidomukti (atau sejenisnya) di bahu kedua mempelai. Selanjutnya berjabat tangan dengan besan. Rangkaian prosesi diiringi Gending Boyong Basuki.

Sungkeman pun tidak boleh dilupakan, ya. Kedua mempelai diiringi kedua orang tua menuju pelaminan. Sebelum kedua mempelai duduk dipelaminan, terlebih dahulu melakukan sungkem ke kedua orang tua.

Rangkaian terakhir, kedua mempelai duduk di pelaminan, diapit kedua orang tua. Kedua orangtua mempelai pria selaku pemangku hajat duduk di sebelah kanan pengantin. Sementara kedua orang tua mempelai wanita duduk di sebelah kiri pasangan pengantin.

Istilah Tradisi Ngunduh Mantu

Beberapa istilah yang harus diketahui dalam prosesi ngunduh mantu, diantaranya ialah:

1. Pangombyong

Pangombyong sendiri adalah sebuah prosesi ketika kedua pengantin, orang tua, dan keluarga yang mengantar bersiap untuk melakukan prosesi ngunduh mantu.

Pangombyong sendiri memiliki nama lain pengiring yang merupakan awal dari dimulainya acara ngunduh mantu. Kedua pengantin pun akan pergi meninggalkan orang tua pengantin wanita dan diantarkan oleh rombongan pengiring.

2. Imbal Wicara

Imbal Wicara adalah salah satu prosesi ngunduh matu yang berupa dialog dari keluarga pengantin wnita kepada pengantin pria. Maksud dari dialog ini adalah untuk menyerahkan pengantin wanita kepada pengantin pria dan keluarganya.

Di sini, kedua pengantin pun akan diberikan dua cangkir air minum. Air minum itu diberikan dengan cara diminumkan oleh kedua orang tua dari pengantin pria. Prosesi yang satu ini pun memiliki nama khusus yakni Ujukan Tirto wening.

3. Sindur Binayang

Sindur Binayang sendiri adalah sebuah proses ketika ayah dari pengantin Pria menyampirkan kain sindur di pundak kedua pengantin. Sembari memegang bagian ujung kain, sang ayah pun kemudian menuntun keduanya hingga duduk di pelaminan.

Setelah itu, ayah pengantin pria akan berjalan di bagian depan barisan dan diikuti oleh kedua pengantin. Jika sudah, ibu pengantin pria pun mengikuti di belakangnya semabari memegangu pundak kedua pengantin. Biasanya, di adat Jawa prosesi ini akan diikuti oleh alunan gending ketawang boyong basuki.

Dalam melakukan prosesi ini biasanya akan memakan waktu paling lama sebanyak 30 hingga 40 menit saja. Prosesi ini adalah runutan acara yang paling panjang jika dibandingkan dengan yang lain.

4. Sambutan

Nah acara selanjutnya yang akan dilakukan dalam prosesi unduh mantu adalah sambutan. Biasanya sambutan akan disertai ucapan terima kasih dari perwakilan keluarga pengantin pria. Usai sambutan diberikan, acara ini biasa ditutup dengan acara makan bersama.

Nah, itu dia Ma penjelasan tentang Apa Itu Ngunduh Mantu? Semoga membantu!

Baca Juga :

suka bgt liat prosesi ngunduh mantu karna keliatan sangat sakral