Apa Itu Samiri dan Kisahnya?

Sebelum kita sampai pada perkembangan zaman seperti ini, dunia yang kita tinggali tentunya memiliki masa lalu dengan banyak peristiwa yang bisa kita pelajari. Khususnya umat Muslim yang pasti sudah sudah tidak asing lagi dengan kisah para Nabi dan pengikutnya. 

Kisah-kisah orang terdahulu ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran bahkan sampai saat ini, lho. Mulai dari amalan baik yang dikerjakan sampai dosa yang diperbuat. Kali ini aku akan membahas tentang Apa Itu Samiri dan Kisahnya? Mama penasaran? Yuk, simak selengkapnya! 

  • Apa Itu Samiri dan Kisahnya?

Samiri adalah salah seorang kaum Bani Israil yang akhirnya mengkhianati kaumnya dengan mengajak untuk menyembah berhala. Samiri yang memiliki nama asli Musa bin Zafar itu sebenarnya sudah tumbuh ditempat yang menyembah berhala. Dari sinilah kecintaannya ia terhadap berhala khususnya berhala anak sapi pun muncul. 

Dikisahkan bahwa pada zaman itu Fir’aun akan membunuh semua anak laki-laki Bani Israil. Saat itu salah satu bayi yang selamat adalah Samiri. Sayangnya orang tua Samiri tidak ada yang mau mengurusnya. Kemudian Allah swt mengutus Jibril untuk mengurus anak malang ini. Ketika sudah tumbuh dewasa, Samiri dikatakan sebagai orang yang enggan berinteraksi dengan orang lain. Walaupun dirinya menunjukkan diri sebagai pengikut Nabi Musa, dia juga memiliki gejolak untuk mengikuti kepercayaan terdahulu. 

  • Kronologi Samiri membuat berhala 

Kisah ini diawali dengan Nabi Musa yang akan pergi memenuhi tugas dari Allah swt ke gunung Tursina selama 40 hari. Kepergian Nabi Musa merupakan hal yang cukup berat bagi iman Kaum Bani Israil. Nabi Musa memang harus pergi selama 40 hari, tetapi kakak kandung Nabi Musa yaitu Nabi Harun yang akan menggantikan posisi selama perjalannya itu. 

Sebelum melakukan perjalanannya, Nabi Musa memberikan amanat untuk Nabi Harun agar menjaga umatnya dari perbuatan keji yang menyekutukan Allah. Pada saat inilah Samiri memanfaatkan keadaan untuk membuat patung dan juga memberikan tipu daya muslihat kepada kaum Bani Israil untuk menyembah berhala. 

Pasalnya banyak kaum Bani Israil yang tidak tahu bahwa Samiri lah yang membuat patung tersebut. Mereka percaya bahwa patung tersebut memang ada karena keajaiban. Samiri membuat patung dari emas yang ia kumpulkan lalu dicetak sehingga berbentuk mirip dengan anak sapi. Samiri juga membuat lubang kecil untuk keluar masuknya angin yang kemudian memberikan efek suara seakan patung tersebut berbicara. 

Selama Musa pergi, Samiri dengan tipu dayanya menghasut banyak kaum Bani Israil untuk menyembah berhala. Bahkan hanya sebagian kecil saja yang sadar bahwa sebenarnya patung itu adalah tipuan. Nabi Harun yang melihatnya juga sudah memberi peringatan bahwa apa yang dilakukan mereka dengan menyembah berhala itu adalah dosa besar. Sayangnya teguran Nabi Harus tidak dihiraukan sama sekali. 

Peristiwa ini dijelaskan dalam Al-Quran surah Taha ayat 90.

وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هٰرُوْنُ مِنْ قَبْلُ يٰقَوْمِ اِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهٖۚ وَاِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمٰنُ فَاتَّبِعُوْنِيْ وَاَطِيْعُوْٓا اَمْرِيْ

Artinya: “Dan sungguh, sebelumnya Harun telah berkata kepada mereka, “Wahai kaumku! Sesungguhnya kamu hanya sekedar diberi cobaan (dengan patung anak sapi) itu dan sungguh, Tuhanmu ialah (Allah) Yang Maha Pengasih, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku.”

Ketika Nabi Musa akhirnya balik lagi setelah 40 hari, ia terkejut dengan melihat kaumnya yang sudah menyembah berhala. Nabi Musa tidak hanya marah dengan kaumnya tetapi juga kecewa dengan Harun yang tidak bisa menjaga keimanan kaum Bani Israil itu. Harun kemudian menceritakan apa yang terjadi dan mengungkapkan bahwa dirinya sudah mengingatkan kaum tersebut bahkan sampai ada ancaman pembunuhan. 

Kemudian Nabi Musa langsung menghampiri Samiri dan menanyakan tujuan membuat patung anak sapi itu. Kemudian Samiri menjawab dan jawabannya ada dalam Al-Quran surah Taha ayat 95 dan 96.

قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يٰسَامِرِيُّ

Artinya: Dia (Musa) berkata, “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) wahai Samiri?”

 

قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوْا بِهٖ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِّنْ اَثَرِ الرَّسُوْلِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذٰلِكَ سَوَّلَتْ لِيْ نَفْسِيْ

Artinya: Dia (Samiri) menjawab, “Aku mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui, jadi aku ambil segenggam (tanah dari) jejak rasul lalu aku melemparkannya (ke dalam api itu), demikianlah nafsuku membujukku.”

Setelah berhadapan dengan Samiri, Nabi Musa bersikap tegas untuk membakar patung anak sapi itu dan menyuruh Samiri pergi yang dijelaskan dalam Al-Quran surah Taha ayat 97.

قَالَ فَاذْهَبْ فَاِنَّ لَكَ فِى الْحَيٰوةِ اَنْ تَقُوْلَ لَا مِسَاسَۖ وَاِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَّنْ تُخْلَفَهٗۚ وَانْظُرْ اِلٰٓى اِلٰهِكَ الَّذِيْ ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا ۗ لَنُحَرِّقَنَّهٗ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهٗ فِى الْيَمِّ نَسْفًا

Artinya: Dia (Musa) berkata, “Pergilah kau! Maka sesungguhnya di dalam kehidupan (di dunia) engkau (hanya dapat) mengatakan, ‘Janganlah menyentuh (aku),’. Dan engkau pasti mendapat (hukuman) yang telah dijanjikan (di akhirat) yang tidak akan dapat engkau hindari, dan lihatlah tuhanmu itu yang engkau tetap menyembahnya. Kami pasti akan membakarnya, kemudian sungguh kami akan menghamburkannya (abunya) ke dalam laut (berserakan).

Nah, ulasan kali ini menjawab pertanyaan Apa Itu Samiri dan Kisahnya? yang bisa membantu Mama menambah wawasan. Semoga bermanfaat ya!

Baca juga:

Sebelum kita sampai pada perkembangan zaman seperti ini, dunia yang kita tinggali tentunya memiliki masa lalu dengan banyak peristiwa yang....

Sebelum kita sampai pada perkembangan zaman seperti ini, dunia yang kita tinggali tentunya memiliki masa lalu dengan banyak peristiwa yang bisa kita pelajari. Khususnya umat Muslim yang pasti sudah sudah tidak asing lagi dengan kisah para Nabi dan pengikutnya. 

Kisah-kisah orang terdahulu ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran bahkan sampai saat ini, lho. Mulai dari amalan baik yang dikerjakan sampai dosa yang diperbuat. Kali ini aku akan membahas tentang Apa Itu Samiri dan Kisahnya? Mama penasaran? Yuk, simak selengkapnya! 

  • Apa Itu Samiri dan Kisahnya?

Samiri adalah salah seorang kaum Bani Israil yang akhirnya mengkhianati kaumnya dengan mengajak untuk menyembah berhala. Samiri yang memiliki nama asli Musa bin Zafar itu sebenarnya sudah tumbuh ditempat yang menyembah berhala. Dari sinilah kecintaannya ia terhadap berhala khususnya berhala anak sapi pun muncul. 

Dikisahkan bahwa pada zaman itu Fir’aun akan membunuh semua anak laki-laki Bani Israil. Saat itu salah satu bayi yang selamat adalah Samiri. Sayangnya orang tua Samiri tidak ada yang mau mengurusnya. Kemudian Allah swt mengutus Jibril untuk mengurus anak malang ini. Ketika sudah tumbuh dewasa, Samiri dikatakan sebagai orang yang enggan berinteraksi dengan orang lain. Walaupun dirinya menunjukkan diri sebagai pengikut Nabi Musa, dia juga memiliki gejolak untuk mengikuti kepercayaan terdahulu. 

  • Kronologi Samiri membuat berhala 

Kisah ini diawali dengan Nabi Musa yang akan pergi memenuhi tugas dari Allah swt ke gunung Tursina selama 40 hari. Kepergian Nabi Musa merupakan hal yang cukup berat bagi iman Kaum Bani Israil. Nabi Musa memang harus pergi selama 40 hari, tetapi kakak kandung Nabi Musa yaitu Nabi Harun yang akan menggantikan posisi selama perjalannya itu. 

Sebelum melakukan perjalanannya, Nabi Musa memberikan amanat untuk Nabi Harun agar menjaga umatnya dari perbuatan keji yang menyekutukan Allah. Pada saat inilah Samiri memanfaatkan keadaan untuk membuat patung dan juga memberikan tipu daya muslihat kepada kaum Bani Israil untuk menyembah berhala. 

Pasalnya banyak kaum Bani Israil yang tidak tahu bahwa Samiri lah yang membuat patung tersebut. Mereka percaya bahwa patung tersebut memang ada karena keajaiban. Samiri membuat patung dari emas yang ia kumpulkan lalu dicetak sehingga berbentuk mirip dengan anak sapi. Samiri juga membuat lubang kecil untuk keluar masuknya angin yang kemudian memberikan efek suara seakan patung tersebut berbicara. 

Selama Musa pergi, Samiri dengan tipu dayanya menghasut banyak kaum Bani Israil untuk menyembah berhala. Bahkan hanya sebagian kecil saja yang sadar bahwa sebenarnya patung itu adalah tipuan. Nabi Harun yang melihatnya juga sudah memberi peringatan bahwa apa yang dilakukan mereka dengan menyembah berhala itu adalah dosa besar. Sayangnya teguran Nabi Harus tidak dihiraukan sama sekali. 

Peristiwa ini dijelaskan dalam Al-Quran surah Taha ayat 90.

وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هٰرُوْنُ مِنْ قَبْلُ يٰقَوْمِ اِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهٖۚ وَاِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمٰنُ فَاتَّبِعُوْنِيْ وَاَطِيْعُوْٓا اَمْرِيْ

Artinya: “Dan sungguh, sebelumnya Harun telah berkata kepada mereka, “Wahai kaumku! Sesungguhnya kamu hanya sekedar diberi cobaan (dengan patung anak sapi) itu dan sungguh, Tuhanmu ialah (Allah) Yang Maha Pengasih, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku.”

Ketika Nabi Musa akhirnya balik lagi setelah 40 hari, ia terkejut dengan melihat kaumnya yang sudah menyembah berhala. Nabi Musa tidak hanya marah dengan kaumnya tetapi juga kecewa dengan Harun yang tidak bisa menjaga keimanan kaum Bani Israil itu. Harun kemudian menceritakan apa yang terjadi dan mengungkapkan bahwa dirinya sudah mengingatkan kaum tersebut bahkan sampai ada ancaman pembunuhan. 

Kemudian Nabi Musa langsung menghampiri Samiri dan menanyakan tujuan membuat patung anak sapi itu. Kemudian Samiri menjawab dan jawabannya ada dalam Al-Quran surah Taha ayat 95 dan 96.

قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يٰسَامِرِيُّ

Artinya: Dia (Musa) berkata, “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) wahai Samiri?”

 

قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوْا بِهٖ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِّنْ اَثَرِ الرَّسُوْلِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذٰلِكَ سَوَّلَتْ لِيْ نَفْسِيْ

Artinya: Dia (Samiri) menjawab, “Aku mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui, jadi aku ambil segenggam (tanah dari) jejak rasul lalu aku melemparkannya (ke dalam api itu), demikianlah nafsuku membujukku.”

Setelah berhadapan dengan Samiri, Nabi Musa bersikap tegas untuk membakar patung anak sapi itu dan menyuruh Samiri pergi yang dijelaskan dalam Al-Quran surah Taha ayat 97.

قَالَ فَاذْهَبْ فَاِنَّ لَكَ فِى الْحَيٰوةِ اَنْ تَقُوْلَ لَا مِسَاسَۖ وَاِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَّنْ تُخْلَفَهٗۚ وَانْظُرْ اِلٰٓى اِلٰهِكَ الَّذِيْ ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا ۗ لَنُحَرِّقَنَّهٗ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهٗ فِى الْيَمِّ نَسْفًا

Artinya: Dia (Musa) berkata, “Pergilah kau! Maka sesungguhnya di dalam kehidupan (di dunia) engkau (hanya dapat) mengatakan, ‘Janganlah menyentuh (aku),’. Dan engkau pasti mendapat (hukuman) yang telah dijanjikan (di akhirat) yang tidak akan dapat engkau hindari, dan lihatlah tuhanmu itu yang engkau tetap menyembahnya. Kami pasti akan membakarnya, kemudian sungguh kami akan menghamburkannya (abunya) ke dalam laut (berserakan).

Nah, ulasan kali ini menjawab pertanyaan Apa Itu Samiri dan Kisahnya? yang bisa membantu Mama menambah wawasan. Semoga bermanfaat ya!

Baca juga:

Makasih ma kisahny.. seru..