Hari Raya Pagerwesi di Bali dan Maknanya

Indonesia memiliki kebudayaan dan agama yang beragam, sehingga kita sebagai warga Indonesia terkadang merasa awam dengan nama hari-hari perayaan di setiap agama. Contohnya seperti hari raya Pagerwesi, pastinya untuk kamu yang tidak tinggal di Bali merasa asing dengan hal tersebut.

Nah, pada kesempatan ini aku membawa informasi mengenai Hari Raya Pagerwesi di Bali dan Maknanya supaya informasi ini dapat memberikan pengetahuan baru untuk kamu.

Penasaran dengan hari raya Pagerwesi?

Yuk, simak informasi ini hingga akhir!

Hari Raya Pagerwesi di Bali dan Maknanya

Perayaan hari raya Pagerwesi diperingati karena merupakan Rerahnan Gumi yang dirayakan setiap 210 hari sekali. Tahun ini hari raya tersebut jatuh pada 24 Mei 2023.

Pagerwesi berasal dari kata “pager” yang berarti pagar atau perlindungan dan “wesi” berarti besi yang merupakan bahan kuat, jadi saat Hari raya Pagerwesi tersebut bertujuan untuk memagari diri (magehang awak) dengan kuat agar jangan mendapatkan gangguan atau rusak.

Makna filosofis dalam perayaan hari raya Pagerwesi ini adalah sebagai simbol keteguhan iman, memagari diri dengan tuntunan ilmu pengetahuan, sehingga manusia tersebut tidak mengalami kegelapan atau Awidya.

Pagerwesi disebut sebagai Rerahinan Gumi karena dirayakan oleh semua umat Hindu, tetapi tergantung desa (tempat), kala (waktu) dan patra (keadaan). Sehingga perayaan hari ray aini disesuaikan apakah berskala besar maupun kecil.

Sang Hyang Pramesti Guru merupakan sebutan lain untuk Dewa Siwa, dalam Tri Murti dewa Siwa sebagai pelebur, melebur segala sifat-sifat buruk. Beliau juga sebagai gurunya manusia, manusia wajib menyembah Dewa Siwa pada saat perayaan Pagerwesi, karena manusia dalam memahami ilmu pengetahuan perlu penuntun niskala, sehingga manusia tersebut tidak salah arah.

Selain menghaturkan persembahan kepada sang Hyang Pramesti Guru, saat Pagerwesi inilah manusia melakukan yoga semadi, yakni menyucikan diri dan mohon anugerah serta kekuatan kepada Hyang Pramesti Guru, karena beliaulah guru sejati. Agar dapat memagari diri dengan kesucian ilmu pengetahuan atau kekuatan yang dianugerahkan. Karena ilmu pengetahuan itulah sejatinya pager (pagar) yang sejati dan utama.

Fakta Hari Raya Pagerwesi

  1. Hari Raya Pagerwesi dilaksanakan pada hari Rabu Kliwon Wuku Shinta.
  2. Hari raya ini dilaksanakan berdasarkan wuku, yaitu 210 hari sekali.
  3. Apabila berdasarkan kalender Bali, hari raya Pagerwesi dilaksanakan berdekatan dengan Hari Raya Saraswati.
  4. Saraswati jatuh pada wuku paling akhir, yakni Watugunung. Sedangkan Pagerwesi jatuh pada wuku paling pertama, yakni Shinta. 

Tradisi Perayaan Pagerwesi

Saat hari raya, umat Hindu dianjurkan untuk melakukan meditasi pada tengah malam. Banten atau sesajen yang dihaturkan adalah "Sesayut Panca Lingga" sedangkan perlengkapannya terdiri dari Daksina, Suci Praspenyeneng dan Banten Penek. Banten yang paling inti perayaan Pegerwesi bagi umat kebanyakan adalah natab Sesayut Pagehurip, Prayascita, Dapetan dilengkapi dengan daksina, canang, dan sodaan.

Nah, itu tadi informasi mengenai Hari Raya Pagerwesi di Bali dan Maknanya

Semoga bermanfaat!

Baca juga:

Komentar
Indonesia memiliki kebudayaan dan agama yang beragam, sehingga kita sebagai warga Indonesia terkadang merasa awam dengan nama hari-hari perayaan di....

Indonesia memiliki kebudayaan dan agama yang beragam, sehingga kita sebagai warga Indonesia terkadang merasa awam dengan nama hari-hari perayaan di setiap agama. Contohnya seperti hari raya Pagerwesi, pastinya untuk kamu yang tidak tinggal di Bali merasa asing dengan hal tersebut.

Nah, pada kesempatan ini aku membawa informasi mengenai Hari Raya Pagerwesi di Bali dan Maknanya supaya informasi ini dapat memberikan pengetahuan baru untuk kamu.

Penasaran dengan hari raya Pagerwesi?

Yuk, simak informasi ini hingga akhir!

Hari Raya Pagerwesi di Bali dan Maknanya

Perayaan hari raya Pagerwesi diperingati karena merupakan Rerahnan Gumi yang dirayakan setiap 210 hari sekali. Tahun ini hari raya tersebut jatuh pada 24 Mei 2023.

Pagerwesi berasal dari kata “pager” yang berarti pagar atau perlindungan dan “wesi” berarti besi yang merupakan bahan kuat, jadi saat Hari raya Pagerwesi tersebut bertujuan untuk memagari diri (magehang awak) dengan kuat agar jangan mendapatkan gangguan atau rusak.

Makna filosofis dalam perayaan hari raya Pagerwesi ini adalah sebagai simbol keteguhan iman, memagari diri dengan tuntunan ilmu pengetahuan, sehingga manusia tersebut tidak mengalami kegelapan atau Awidya.

Pagerwesi disebut sebagai Rerahinan Gumi karena dirayakan oleh semua umat Hindu, tetapi tergantung desa (tempat), kala (waktu) dan patra (keadaan). Sehingga perayaan hari ray aini disesuaikan apakah berskala besar maupun kecil.

Sang Hyang Pramesti Guru merupakan sebutan lain untuk Dewa Siwa, dalam Tri Murti dewa Siwa sebagai pelebur, melebur segala sifat-sifat buruk. Beliau juga sebagai gurunya manusia, manusia wajib menyembah Dewa Siwa pada saat perayaan Pagerwesi, karena manusia dalam memahami ilmu pengetahuan perlu penuntun niskala, sehingga manusia tersebut tidak salah arah.

Selain menghaturkan persembahan kepada sang Hyang Pramesti Guru, saat Pagerwesi inilah manusia melakukan yoga semadi, yakni menyucikan diri dan mohon anugerah serta kekuatan kepada Hyang Pramesti Guru, karena beliaulah guru sejati. Agar dapat memagari diri dengan kesucian ilmu pengetahuan atau kekuatan yang dianugerahkan. Karena ilmu pengetahuan itulah sejatinya pager (pagar) yang sejati dan utama.

Fakta Hari Raya Pagerwesi

  1. Hari Raya Pagerwesi dilaksanakan pada hari Rabu Kliwon Wuku Shinta.
  2. Hari raya ini dilaksanakan berdasarkan wuku, yaitu 210 hari sekali.
  3. Apabila berdasarkan kalender Bali, hari raya Pagerwesi dilaksanakan berdekatan dengan Hari Raya Saraswati.
  4. Saraswati jatuh pada wuku paling akhir, yakni Watugunung. Sedangkan Pagerwesi jatuh pada wuku paling pertama, yakni Shinta. 

Tradisi Perayaan Pagerwesi

Saat hari raya, umat Hindu dianjurkan untuk melakukan meditasi pada tengah malam. Banten atau sesajen yang dihaturkan adalah "Sesayut Panca Lingga" sedangkan perlengkapannya terdiri dari Daksina, Suci Praspenyeneng dan Banten Penek. Banten yang paling inti perayaan Pegerwesi bagi umat kebanyakan adalah natab Sesayut Pagehurip, Prayascita, Dapetan dilengkapi dengan daksina, canang, dan sodaan.

Nah, itu tadi informasi mengenai Hari Raya Pagerwesi di Bali dan Maknanya

Semoga bermanfaat!

Baca juga:

Wah makasi Ma infonya