Kenapa Hamas dan Fatah Tidak Bersatu dalam Konflik Palestina-Israel?

Hallo semuanya, Hamas dan Fatah adalah dua partai yang memiliki dominasi terbesar dalam politik Palestina. Hamas telah menjadi penguasa de facto di Jalur Gaza sejak tahun 2007, ketika mereka mengalahkan partai Fatah yang sebelumnya telah lama mendominasi, serta Presiden Mahmoud Abbas, dalam pemilihan parlemen. Nah, tau ga sih Kenapa Hamas dan Fatah Tidak Bersatu dalam Konflik Palestina-Israel? Yuk simak rangkuman nya!

Kenapa Hamas dan Fatah Tidak Bersatu dalam Konflik Palestina-Israel?

Perbedaan ideologi

Garis besar tentang perbedaan ideologi antara Fatah dan Hamas adalah sebagai berikut:

Fatah, didirikan pada akhir 1950-an, adalah gerakan sekuler yang berawal dari perjuangan bersenjata melawan Israel untuk membebaskan Palestina yang bersejarah. PLO, yang terdiri dari banyak partai politik Palestina, didominasi oleh Fatah dan didirikan pada tahun 1964 dengan tujuan membebaskan Palestina. Di bawah Yasser Arafat, Fatah menjadi partai dominan dalam PLO dan mendukung negosiasi dengan Israel. Mereka secara resmi meninggalkan perlawanan bersenjata pada tahun 1990-an, mendukung solusi dua negara, dan menandatangani Perjanjian Oslo.

Hamas, didirikan pada tahun 1987 selama Intifada pertama, adalah gerakan Islam yang memulai perjuangan bersenjata melawan Israel dengan tujuan membebaskan Palestina yang bersejarah. Hamas menggunakan Islam sebagai kerangka acuannya dan mendefinisikan diri sebagai "gerakan pembebasan dan perlawanan nasional Islam Palestina". Mereka menolak pengakuan Israel dan percaya bahwa pendirian Israel adalah sepenuhnya ilegal. Hamas masuk ke politik Palestina sebagai partai politik pada tahun 2005 dan memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 2006. Mereka mengendalikan Jalur Gaza sejak tahun 2007 setelah mengalahkan Fatah dalam pertempuran.

Konflik antara Fatah dan Hamas, serta perjuangan mereka untuk pengaruh di Palestina, telah menciptakan ketegangan dalam upaya mencapai kesatuan politik di antara warga Palestina. Israel telah melancarkan beberapa serangan militer terhadap Hamas di Jalur Gaza, dan perjuangan ini telah menimbulkan banyak penderitaan bagi warga sipil Palestina.

Bedanya Tujuan

Meskipun ada perbedaan dalam pendekatan dan latar belakang ideologi antara Fatah dan Hamas, pada dasarnya tujuan kedua partai adalah menciptakan negara Palestina dengan batas pada tahun 1967. Dokumen politik Hamas yang dirilis pada tahun 2017 menyatakan bahwa mereka menerima kompromi politik dan fokus pada pencapaian yang realistis. Mereka mengakui bahwa semua warga Palestina bermimpi untuk membebaskan Palestina yang bersejarah, tetapi saat ini berusaha mencari solusi yang dapat diwujudkan dibandingkan dengan apa yang diinginkan. Dengan demikian, terdapat kesamaan dalam tujuan akhir kedua partai, meskipun perbedaan taktis dan pendekatan tetap ada.

Perbedaan Strategi

Perbedaan terbesar antara kedua gerakan saat ini adalah sikap mereka terhadap Israel. Hamas tetap menggunakan perlawanan bersenjata dalam upayanya untuk mencapai tujuan Palestina merdeka, sementara Fatah meyakini perlunya negosiasi dengan Israel dan telah meninggalkan perlawanan bersenjata. Ini menciptakan ketidaksetaraan dalam perjanjian seperti Perjanjian Oslo, yang memberi Israel kendali penuh atas perekonomian Palestina dan masalah keamanan di sebagian besar wilayah Tepi Barat.

Pada bulan Maret, protes meletus di Tepi Barat setelah seorang aktivis politik Palestina terkemuka, Basil al-Araj, dibunuh oleh pasukan Israel di Ramallah setelah ditangkap oleh personel keamanan Otoritas Palestina atas tuduhan merencanakan serangan. Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, secara teratur dan terbuka mengutuk setiap operasi perlawanan bersenjata oleh warga Palestina terhadap Israel, yang membuat isu perlawanan bersenjata menjadi poin kontroversial dalam upaya persatuan antara Fatah dan Hamas.

Pertanyaan tentang apakah perjanjian persatuan yang dicapai akan berhasil masih menjadi isu yang perlu dijawab, terutama karena perbedaan dalam pandangan mengenai perlawanan bersenjata. Otoritas Palestina tidak mempercayai legitimasi senjata yang digunakan oleh Hamas dan ingin mengakhiri perlawanan bersenjata di Gaza, sementara Hamas menolak untuk melakukannya. Kesulitan ini juga dapat menghadirkan ancaman Israel terhadap Otoritas Palestina jika Fatah menerima perlawanan bersenjata, yang dapat membahayakan potensi pemerintahan persatuan yang baru terbentuk.

Nah, itu adalah Kenapa Hamas dan Fatah Tidak Bersatu dalam Konflik Palestina-Israel? Semoga informasi ini bermanfaat!

Baca Juga :