Mengenal 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam G30S PKI
Hai Mama dan Papa, siapa nih yang suka nonton film G30S PKI?
Biasanya film ini diputar tiap tanggal, 30 September untuk mengingatkan kita dan generasi muda, mengenai keganasan PKI pada masa itu. Bahkan kalo kita liat film dokumenternya, kerasa banget kan gimana sedih dan pedihnya pembantaian yang dilakukan PKI terhadap 7 pahlawan revolusi Indonesia.
Tapi sebelumnya, Mama dan Papa udah tau belum nih, siapa aja sih 7 korban yang mendapatkan gelar Pahlawan Revolusi?
Biar lebih jelas, yuk kita Mengenal 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam G30S PKI
1. Jendral Ahmad Yani
Beliau adalah Panglima Angkatan Darat yang lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922. Ia masuk ke HIS (Hollandsch Inlandsche School) di Purworejo. Setelah menempuh pendidikan, Ahmad Yani masuk militer dan ikut dalam pemberantasan PKI pada tahun 1948, agresi militer Belanda II dan penumpasan DI/TII di Jawa Tengah. Hingga akhirnya ia tewas dan menjadi korban dalam pemberontakan G30S PKI.
2. Letjen S. Parman
Beliau lahir di Wonosobo, Jawa Tengah. Diketahui ia merupakan salah satu pahlawan revolusi Indonesia sekaligus tokoh milter. Namanya pernah tergabung dalam TKR (Tentara Kemanaan Rakyat) atau cikal bakal TNI. Dalam pemberontakan G30S PKI, S.Parman tewas dan kemudian mendapat gelar Letnan Jenderal Anumerta.
3. Letjen R. Suprapto
Beliau lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920. R. Suprapto mengawali kariernya di dunia militer dengan amsuk sebagai anggota TKR Purwokerto. Pada masa itu, PKI sempat mengajukan pembentukan angkatan perang kelima, namun R.Suprapto sempat menolaknya. Hingga akhirnya ia menjadi korban dalam pemberontakan G30S PKI.
4. Jendral TNI Sutoyo Siswomiharjo
Beliau lahir di Kebumen pada 28 Agustus 1922. Ia mengenyam pendidikan di Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta, yang kemudian menjadi PNS di Kantor Kabupaten di Purworejo. Ia kemudian bergabung dalam polisi TKR dan dinyatakan tewas dalam peristiwa G30S PKI.
Mengenal 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam G30S PKI
5. Letjen M.T. Haryono
Beliau lahir di Surabaya, 20 Januari 1924. Sebelumnya M.T. Haryono memperoleh pendidikan di ELS (tingkat sekolah dasar) dan meneruskan ke HBS (sekolah menengah umum). Ia merupakan putera dari seorang B.B atau pamong praja pada masa sekarang. Ini yang membuatnya bisa mengenyam pendidikan yang layak dan bisa berbahasa asing. Dimana kemampuannya ini digunakan untuk menjadi penghubung setiap ada perundingan. Ia kemudian tewas terbunuh dalam peristiwa G30S PKI dan dimakamkan di TMPT Kalibata, Jakarta.
6. Mayjen D.I. Panjaitan
Beliau lahir di Balige, Tapanuli, 19 Juni 1925. Ia mengenyam pendidikan dari SD, SMP dan SMA. Namun D.I. Panjaitan lulus SMA di masa kependudukan Jepang, sehingga untuk menjadi anggota militer ia harus mengikuti latihan Gyugun. Sayangnya beliau harus gugur dan menjadi korban keganasan G30S PKI kala itu.
7. Kapten Piere Tenderan
Beliau lahir pada 21 Februari 1939. Pierre sebelumnya mengikuti pendidikan akademi teknik angkatan darat atau ATEKAD di Bandung hingga lulus. Namun sayangnya kariernya harus berakhir setelah ia menjadi salah satu korban G30S PKI di tahun 1965. Ia menjadi anggota perwira militer di Indonesia yang meninggal di usia 26 tahun.
Gimana, sekarang sudah Mengenal 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam G30S PKI kan? Yuk jangan lupakan sejarah!
Jangan lupa baca juga informasi lainnya seperti yang aku share di bawah ini ya Ma!