Hai Mama dan Papa, kali ini aku mau bahas mengenai Soemitro Djojohadikoesoemo. Ia merpakan seorang ahli ekonomi yang berhasil menemukan sistem ekonomi Gerakan Benteng.
Tentunya dengan kemampuannya tersebut, ia banyak mendapat jabatan penting selama masa pemerintahan Presiden Soekarno dan Soeharto. Biar nggak penasaran, simak selengkapnya mengenai Profil dan Biodata Soemitro Djojohadikoesoemo, Seorang Ahli Ekonomi Indonesia.
Profil dan Biodata Soemitro Djojohadikoesoemo, Seorang Ahli Ekonomi Indonesia
Pendidikan Soemitro Djojohadikoesoemo, Seorang Ahli Ekonomi Indonesia
Ia diketahui mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS), kemudian melanjutkan pendidikan ke Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Banyumas.
Setelah lulus dari OSVIA di tahun 1935, ia belajar lagi di Sekolah Belanda di Rotterdam. Namun saat itu pendidikannya sempat terhenti lantaran ia harus mengambil kursus filsafat dan sejarah di Sorbonne, Perancis. Lalu, di tahun 1942, Soemitro Djojohadikoesoemo berhasil menyelesaikan gelar doktor dari Sekolah Ekonomi Belanda.
Karier politik Soemitro Djojohadikoesoemo
Soemitro Djojohadikoesoemo dikenal sbeagai seorang ekonom di Indonesia. Ia pernah terjun ke dunia politik dengan memegang beberapa jabatan di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dan Soeharto. Berikut ini beberapa jabatan yang pernah dipegangnya.
Sebagai pencetus Gerakan Benteng
Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan anak dari Margono Djojohadikusimo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI). Ia lahir di Kebumen tepat pada 19 Mei 1917.
Selama menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian, Soemitro banyak mengajukan beberapa program keuangan, seperti Rencana Urgensi Ekonomi dan Rencana Soemitro atau Plan Soemitro. Namun faktanya, tak ada satupun yang berhasil.
Hingga akhirnya di tahun 1950, ia berhasil menemukan Sistem Ekonomi Gerakan Benteng, yang bertujuan untuk melindungi para pengusaha pribumi. Di mana kebijakan yang diterapkan dalam sistem ekonomi tersebut adalah mengistimewakan importir pribumi dan memberikan kredit modal pada para penguasa yang sulit mendapat pinjaman dari bank.
Setelah program ini berjalan tiga tahun, rupanya ada 700 perusahaan yang mendapat bantuan dana dari Gerakan Benteng tersebut. Namun dalam pelaksanaannya, ternyata ada banyak penerima bantuan yang bertindak curang. Di mana para pengusaha pribumi hanya dimanfaatkan sebagai alat usaha perusahaan non pribumi, untuk mendapat kredit dari pemerintah. Sehingga akhirnya, Gerakan Benteng ini resmi diakhiri pada tahun 1953.
Demikian tadi, Profil dan Biodata Soemitro Djojohadikoesoemo, Seorang Ahli Ekonomi Indonesia. Semoga bisa jadi tambahan informasi dan pengetahuan baru untuk kamu ya!
Baca juga: